8. Menyebalkan.

6 1 0
                                    

Gadis berkepang dua turun dari angkot, kali ini Fara tidak merasa buru-buru berangkat sekolah karena dia berangkat dari rumah terbilang cukup pagi. Terbukti ketika sampai di gerbang sekolah hanya ada satu dua orang siswa yang berjalan didepannya.

Fara berjalan menelusuri koridor dengan wajah pucat dan tanpa ekspresi. Perjalanan dari gerbang ke kelasnya cukup memakan waktu yang lama karena jauh, sekitar 5 menit ketika ditempuh dengan berjalan kaki.


Ini hari Senin itu artinya ini adalah hari yang paling menyebalkan untuk Fara. Pasalnya gadis itu tidak menyukai upacara karena hanya berdiri dan mendengarkan amanat dari guru pembina, terlebih jam selanjutnya adalah Seni Budaya Seni Rupa pelajaran yang pualing tidak disukai oleh Fara.

Melukis adalah kelemahannya, bahkan jika dibandingkan dengan anak Sd karya anak Sd lebih bagus dibanding Fara. Ya iyalah orang tiap nggambar cuma asal-asalan.


"Klek".... Fara membuka pintu kelasanya. Menyebalkan sekali, hanya ada Erwin yang duduk sambil memainkan gadgetnya.

"Pagi-pagi udah liat teletabis aja." Gerutu Fara dari dalam hati mengingat kalau Erwin hanya bersikap cerewet kepadanya saja.

Fara melempar tas yang ia kenakan ke meja duduknya, tepat disamping tempat duduk Erwin. Yaiyalah mereka kan satu bangku :"

Alhasil lemparannya meleset mengenai kepala Erwin.

"Aduh." Rengek Erwin sambil memegang kepalanya karena terasa sakit. Erwin menoleh ke arah Fara; dia yakin kalau gadis itu yang malempar tas ke kepalanya.

"Woy tembok Cina." Teriak Erwin membuat siswa yang baru datang menonton aksi Erwin. Semuanya penasaran tentang apa yang akan dikatakan oleh Erwin kepada anak baru yang sangong itu.

Fara menoleh, bukan karena ia dipanggil Erwin tapi karena ia yakin tasnya salah sasaran. Dengan wajah tanpa dosa Fara mengerutkan kedua alisnya dan menatap Erwin sinis dengan kata lain *ada apa?*

Erwin melangkah beberapa kali hingga tepat didepan Fara, matanya melotot memamerkan amarah untuk Fara tetapi Fara hanya menanggapi dengan wajah tanpa dosa.

"Loe kira gua tempat penitipan tas apa?" Erwin berbicara dengan nada keras tidak peduli dengan tatapan mata sekitar.

"Sory." Fiks... itu respon Fara. Fara hanya mengucapkan satu kata lalu menuju ke lapangan tengah karena sudah ada bel dan rambu-rambu upacara.

"Tembok Cina gua lagi marah sama loe." Erwin teriak sekali lagi dengan orang yang sama dan lagi-lagi ia menjadi sorotan publik dalam kelasnya.

Fara menoleh ke arah Erwin, ia berjalan menuju posisi Erwin. Ternyata ia mengambil tasnya yang jatuh dan juga mengambil topi. Fara sama sekali tidak ada niatan unutk merespon teletabis itu. Yap teletabais yang dimaksud adalah Erwin. Jaelah ganteng-ganteng dikira teletabis. Nyebelin banget si tu Fara.

Fara melewati posisi Erwin, ia hanya melewatinya tanpa melirik sedikitpun ke arah Erwin.

Meskipun anak baru tetapi Fara sudah menjadi buah bibir anak-anak SMA TARUNA JAYA dengan embel-embel anak baru pendiam sekaligus sombong.

Pendiam dengan definisi karena ia tidak akan berbicara kalau tidak penting-penting banget.

Sombong karena jika diajak bicara ia hanya senyum, menjawab iya tidak atau oke. Gadis aneh dan menyebalkan.

E & FTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang