3. Ribuan Penghalang

25 4 0
                                    

"Win loe emang bener nolak primadona sekolah?"

"Emang muka gue kurang ngeyakinin ya?" Erwin mengangkat kepalanya, ia sudag sangat yakin hari ini jam kosong tapi dia tidak bisa tidur pagi. Viks..... tidurnya akan diganti dengan game mobil lagends.

"Erwin tahun ini masih mau menolak primadona sekolah." Simpul Fajar yang dari tadi hanya menyimak dan makan kuaci.

"Emang tipe seperti apa si yang ngebuat loe enggak mau jatuh cinta lagi?" Kata Fajar meyakinkan sambil menekan kata lagi. Itu artinya dia pernah jatuh cinta.

"Bacod." Erwin hanya merespon satu kata tanpa melihat orang yang mengajaknya bicara karena dia baru saja mulai bermain game online mobil lagends. Kali ini dia ingin fokus tanpa ada gangguan apapun.

"Ya elah ni bocah tadi ngorok sekarang mobil legendan, mobil lagends mobil lagends gendaanmu mobil lagends dijak rembukan mobil lagends masamu weteng iku wareg tahye dipakani mobil lagend, makan tu mobil lagends." Cerocos dody alias Edot dengan menggunakan logat jawanya.

"Loe ngomong apaan si parah gue bener-bener kagak paham." Celetuk D
Fajar sambil menjitak Pala Edot karena sudah membuatnya pusing.

"Au ah pikir aja sendiri gue mau balik. Bay." Edot meninggalkan kelas sahabatnya untuk menuju ke kelasnya.

"Win gue mau bicara serius."

"Gur heran deh dari sekian cewek yang ngedeketin loe pasti loe tolak dari sekian tipe."

"Dan menurut loe itu masih biasa-biasa saja, bahkan loe nolak Vera." Merasa tidak digubris Fajar melanjutkan celotehnya.

"Belum tau." Jawab Erwin dengan wajah datar tanpa dosa.

"Loe itu kaya nyari jarum ditumpukan jerami, satu benda diantara ribuan penghalang." Merasa jerah Fajar selalu mendesak Erwin untuk jatuh cinta lagi.

"Ribuan penghalang?..... hmmm mungkin itu yang gue cari. Iya gue suka yang menantang." Celetuk Erwin ia merasa dia harus mendapatkan gadis dengan ribuan rintangan.

"Yaudah semerdeka hidup loe aja deh."

"Hm"

"Dengerin gue baik-baik."

"Bacot."

"Kenapa si loe masih aja kekeh nolak si Vera? Kenapa loe nggak coba pacaran aja sama si Vera toh dia juga baik, pinter mana tajir lagi." Cerocos Fajar sambik memakan kuaci-kuaci yang ada diatas meja Erwin.

"Pertanyaan loe itu mulu bosen gue dengernya." Erwin melanjutkan gamenya sambil menipuk Fajar saat bicara.

"Masalahnya gue enggak cinta sama dia. Dan gue enggak mungkin pacaran sama orang yang enggak gue cinta." Dengan sangat terpaksa Erwin berhenti memainkan mobil lagendnya.

"Gimana mau jatuh cinta kalau loe aja nggak mau buka hati." Lagi-lagi Fajar merasa jengkal dengan sikap sahabtnya itu. Sesekali ia mengelus-elus jidatnya itu.

"Entahlah; sejak kejadian waktu itu gue jadi ngerasa nggak penting kalau gue jatuh cinta." Erwin merasa mulai bernostalgia dengan masa lalunya. Ia tidak ingin lagi mengingat tentang masa-masa itu rasanya semakin ia mengingat ia semakin merasa terpuruk dengan masa lalu.

"Loe kan kuat enggak seharusnya loe kayak gini. Jadi Erwin yang gue kenal dulu!" Titah fajar kepada Erwin sambil menepuk bahu Erwin seakan-akan menjadi motivator. Bakalan jadi Fajar Teguh yak:")

"Hmmm" hanya kata hmmm yang keluar dari mulut Erwin. Cowok itu memang benar-bebar dingin rasanya Fajar ingin melempar dia kelapangan. Untung ganteng coba kalau enggak udah jadi jamur perkedel. Eh enggak deh cuma canda doang kok ya:) ya kali orang jadi perkedel jamur -"-"

****

Tok tok tok....

Suara ketukang pintu yang cukup keras jelas membuat gadis yang sedang merabahkan dirinya dikasur terganggu. Gadis berambut sepinggang itu sama sekali tidak merespon ketokan pintu, ia sama sekali tidak peduli siapa yang mengetok pintu kamarnya.

Bukannya membuka pintu kamar ia malah memasang earphone di kedua telinganya sambil mendengarkan lagu-lagu kesukaannya dulu bersama seseorang.

"Fara, buka pintunya sayang ini mama bawain makanan sama susu putih nak." Ternyata yang dari tadi mengetok pintu adalah bu Nirmala; ibu dari Fara.

Tidak ada gubrisan dari Fara, bu Nirmala memutuskan untuk masuk kedalam kamar putrinya.

Klekkkk... (anggap saja suara pintu)

Ternyata kamar Fara tidak terkunci.

"Fara sayang kamu didalam kan? Mama masuk kedalam ya?" Suara bu Nirmala terdengar dari dalam kamar yang menembus pintu.

Gadis yabg dipanggil-panggil ternyata masih diam tak membisu. Fara terlihat sangat pucat dan memang tidak punya niatan sedikitpun untuk menjawab.

Mengetahui anaknya habis menangis dan tertidur pulas rasanya tidak tega untuk membangunkannya walau hanya untuk makan siang.

Bu Nirmala meletakan makanan yang ia bawa di meja sebelah kasur Fara, dengan harapan kalau Fara akan makan siang hari ini karena sudah 3 hari ia hanya sarapan pagi saja.

Fara masih saja setia dengan diamnya. Sebenarnya ia belum tertidur tetapi memejamkan matanya tanpa ingin merespon orang tuanya.

"Nak ini makan malamnya ibu sudah antar, nanti kalo mau apa-apa tinggal ambil ke dapur saja ya. Ibu masih ada urusan di Restoran dan Ayahmu masih di Luar kota" bu Nirmala meletakkan makan malam untuk Fara.

Sudah 3 hari atau tepatnya selama di Jakarta putrinya ini tidak mau berkata apa-apa. Fara hanya menggunakan bahasa isyarat, mau bagaimana lagi Bu Nirmala tidak bisa memaksa putrinya untuk ceria seperti semula.

Fara masih terpuruk dengan masa lalu, bisa dibilang ia belum bisa Move on dengan seseorang.

"Nanti aku pergi." Fara berbicara walau hanya 3 kata Bu Nirmala sangat senang karena Fara menganggap ia ada.

"Mau kemana." Nirmala menaikkan satu alisnya karena merasa khawatir.

"Tidak perlu tau." Lagi-lagi hanya 3 kata yang keluar dari mulut Fara. Gadis itu bersiap untuk pergi yang enatah kemana ia sendiri pun belum memgetahuinya.

"Ya sudah, nanti kuncinya ibu taruh disini ya pulangnya jangan lama-lama nanti dimarahi Ayah." Pesan Nirmala untuk Fara, ia meletakkan kunci rumah diatas meja samping makanan Fara.

Nirmala meninggalkan Fara dirumah, karena hari ini para pegawainya akan gajian jadi ia harus menggantikan suaminya.

Karena merasa lapar Fara menuju ke dapur untuk membuat Susu coklat, ia sama sekali tidak nafsu untuk makan. Minuman yang diberikan kepada Fara adalah Susu Putih, ia sama sekali tidak menyukai Susu putih dan ibu nya tidak tau tentang itu.

Sebenarnya ada apa dengan Fara? Dan bagaimana hubungannya dengan ibunya? Kenapa ibunya tidak mengetahui kalau anaknya tidak suka susu putih?

Fara membuat susu Coklat dan meminumnya, tanpa menunggu lama ia berjalan pergi ke luar rumah.

Kali ini gerimis tapi Fara tidak peduli dengan cuaca.

******

Assalamualaikum
Halo sayabat orens, gimana dengan ceritanya?

Masih mau lanjut gag nih? Minta pendapatnya ya buat lanjut apa gimana:")

Ada yang ditanyakan?
Ig = reny-uch

Sekian Terima kasih sampai bertemu di Chapter Selanjutnya.

E & FTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang