XIV. RUNAWAY BABY

3.7K 678 202
                                    

*chapter terakhir guys. Jangan mewek ya ;)

RUNAWAY BABY.

"Lets' go, baby!"

Kedua mataku hampir saja keluar ketika melihat Rosie kini berdiri di depanku dengan memakai jumpsuit onesie berbentuk jerapah. Wajahnya kini terlihat segar jika dibandingkan dengan kemarin walaupun suaranya masih terdengar bindeng.

"Ayo berangkat! Kok lo malah diem aja sih?" tanya Rosie setelah melihatku hanya berdiri sambil menatapnya dengan tatapan tak percaya.

"Lo ngapain sih pake baju gituan? Bikin malu gue aja!" protesku.

"Kita kan mau ke kebun binatang, Jeff. Jadi gue mau totalitas," ucapnya memberi alasan.

Aku hanya bisa geleng-geleng kepala. Percuma saja meminta perempuan gila ini untuk mengganti bajunya karena aku yakin ia tidak akan menuruti permintaanku. Jadi daripada aku buang-buang tenaga mending aku harus rela menahan maluku untuk hari ini.

'Hanya untuk hari ini, Jeff.' batinku meyakinkan diri sendiri.

"Yaudah ayo!" aku pun mengambil tas selempangku yang berisi kamera dan berbagai macam peralatan lain yang sekiranya aku butuhkan.

Hari ini aku dan Rosie ingin mewujudkan salah satu bucket list ku yaitu pergi ke kebun binatang. Selama aku hidup, aku sama sekali belum pernah pergi ke kebun binatang. Menyedihkan bukan? Itu semua karena kakak semata wayangku trauma pernah di kejar monyet waktu di Sangeh. Dan setelah itu kami sekeluarga tidak pernah lagi berlibur ke tempat-tempat yang ada monyetnya. Salah satunya kebun binatang.

Dulu sekali, saat aku masih duduk di sekolah dasar, sekolahku pernah mengadakan karyawisata ke Taman Safari. Tapi, lagi-lagi keberuntungan saat itu belum berpihak padaku. Ketika hari H keberangkatan aku justru jatuh sakit sampai-sampai dirawat di rumah sakit selama satu minggu. Dan setelah aku besar, teman-temanku sudah tidak ada yang mau aku ajak pergi ke kebun binatang. Kata mereka 'kayak anak kecil deh!' atau 'bosen ah, tiap liburan gue pergi ke ragunan trus gara-gara rumah gue deket ragunan'. Jadi aku bisa apa? Kalau aku pergi sendirian juga sepertinya kurang seru. Tapi, syukurnya perempuan gila yang sedang berjalan di sebelahku ini mau menemaniku. Walaupun kelakuannya bikin malu.

Bagaimana tidak? Selama perjalanan ke stasiun, hampir semua orang memperhatikan kami―lebih tepatnya Rosie―karena onesie nya yang terlalu mencolok. Bisa-bisa orang berpikiran jika aku sedang baby sitting si Rosie.

"Jeff, soal semalem―"

"Gak usah dibahas lagi. Gue gak mau inget-inget lagi," potongku. Sepertinya semalam aku salah makan atau bagaimana jadi aku tidak bisa berpikir jernih.

"Tapi Jeff, itu bukan kayak yang lo kira. Gue―"

"Udahlah Rosie. Gue kan udah bilang, jangan di bahas lagi! Lagian gue ngelakuin itu juga karena kesalahan."

Raut wajah Rosie langsung sendu setelah mendengar ucapanku membuatku tanpa sadar menggigit bibit bagian bawahku. Mampus, kayaknya gue salah ngomong!

"Maksud gue... Gue lakuin itu untuk wujudin salah satu bucket list lo." aku melirik Rosie untuk melihat responnya, tapi bukannya senang, ia malah menundukkan kepalanya.

"Kalau itu sebuah kesalahan juga gak papa kali Jeff. Lagipula gue pikir lebih baik kayak gitu. Gak bakal ada yang tersakiti pada akhirnya," ucap Rosie yang langsung membuatku lagi-lagi mengerutkan keningku setelah mendengar ucapannya yang aku rasa penuh dengan teka-teki.

PRAGUE, FEBRUARY 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang