IX. VALENTINE'S DAY

3.4K 703 105
                                    

VALENTINE'S DAY.

VALENTINE'S DAY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

14 Februari.

Seluruh orang di dunia ini memperingatinya sebagai hari kasih sayang. Tapi aku dan orang-orang terdekatku memperingatinya sebagai hari ulang tahunku.

Disaat orang lain sibuk membuat coklat dan memberikan bunga atau kado untuk pasangannya, aku malah sibuk di kerjai oleh teman-temanku. Dilempari tepung, diceplok telur busuk, sampai dipalakin traktiran yang 'katanya' adalah pajak ulang tahun.

Huh. Siapa orang yang pertama kali mencetuskan hal semacam itu yang akhirnya menjadi budaya paling aneh di Indonesia. Seseorang yang sedang ulah tahun itu harusnya yang diberi hadiah, yang ditraktir makan, bukan malah dikerjai.

Aku jadi ingat salah satu temanku yang tidak pernah mau masuk sekolah saat ia ulang tahun karena tidak mau pulang dengan keadaan kotor dan bau telur busuk.

Tapi anehnya, Rosie sama sekali tidak mengetahui budaya yang satu itu. Yang ia tahu adalah saat ulang tahun adalah saat yang menyenangkan karena di hari itu banyak yang memberikan kado. Dalam hati, aku salut padanya dan teman-temannya karena merayakan hari ulang tahun dengan sangat normal.

Lalu, karena alasan-alasan barusan, aku sama sekali belum pernah merayakan hari kasih sayang. Sekalipun itu bersama keluargaku, aku belum pernah.

Dan barusan, Johnny baru saja meledekku yang tiba-tiba saja meminta tolong untuk membuatkan reservasi di restauran hotel dan tak lupa meminta untuk dibelikan balon. Kakak sepupuku itu awalnya bingung, karena ia tahu aku bukanlah tipe orang yang akan merayakan hari kasih sayang. Ia tahu kalau aku sama sekali belum pernah merayakannya. Sampai suatu hal terbesit di pikirannya, mengingatkannya akan sesuatu.

"Ya ampun Jeff, lo bakal ngajakin pacar lo buat ngerayain valentine's day? Hari kasih sayang? Lo kesambet apaan? Hahahaha.

Tapi syukur deh kalau gitu. Artinya lo mau bertanggung jawab," ledek Johnny beberapa saat lalu saat aku menemuinya di kantornya di dalam hotel yang kutempati.

Seperti yang diketahui sebelumnya, Johnny mengenal Rosie sebagai perempuan gila yang teriak-teriak meminta pertanggung jawabanku karena sudah menghamilinya. Kenyataannya itu semua adalah kebohongan besar dan sialnya sampai berbusa pun aku menjelaskan tentang kebenarannya pada Johnny, kakak sepupuku itu tetap tidak mempercayaiku.

Heran. Aku penasaran apa yang dikatakan Rosie pada Johnny waktu itu sampai-sampai laki-laki yang berbeda dua tahun di atasku itu lebih mempercayai si perempuan gila dibanding aku―adik sepupunya.

Omong-omong tentang Rosie, aku baru ingat ini sudah hampir satu jam aku menunggunya berdandan. Padahal, sebelumnya perempuan itu bilang padaku jika ia hanya akan memerlukan waktu setengah jam sampai selesai berdandan.

Aku melirik jam tanganku. Jam tujuh lebih lima menit. Bahkan ini sudah kelebihan lima menit dari waktu yang kutentunkan untuk reservasi.

PRAGUE, FEBRUARY 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang