ブラインド (Blind)

47 4 0
                                    

*Disarankan sambil mendengar lagu berjudul Just a Spark by Sebastian Forslund

Siapa aku? Itulah pertanyaan yang selalu ada di pikiranku. Aku selalu menanyakan pertanyaan yang sama pada diriku sendiri sepanjang hidupku. Aku benar-benar tidak tahu siapa diriku. Yang aku tahu hanyalah, aku adalah murid SMA kelas dua, Miyako Marina. Aku adalah anak satu-satunya dari kedua orang tuaku. Kedua orang tuaku memang menyayangiku, tapi mereka selalu memaksaku untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Semua yang aku lakukan juga selalu salah dimata mereka. Ibuku, dia selalu menganggap semua perkataanku adalah sebuah lelucon, sedangkan ayahku, dia tidak pernah peduli padaku.

Dikalangan masyarakat, aku adalah orang yang tidak berguna. Mereka datang kepadaku, mereka berkata kalau mereka membutuhkanku, tapi mereka tiba-tiba meninggalkanku begitu saja. Hal seperti ini sering sekali terjadi padaku. Pada akhirnya, aku memutuskan untuk sendiri.

BRUK! Tiba-tiba aku terjatuh ke lantai. Semua buku-buku yang aku bawa berserakan dilantai, berantakan. Ternyata aku tidak sengaja menabrak seorang lelaki yang ada didepanku saat aku sedang menuju kantor guru. Lelaki itu langsung membantuku untuk mengumpulkan buku-buku tulis yang berserakan. Aku terus menundukkan kepalaku, jangan sampai dia melihatku atau pun mengenalku. Aku memang sengaja melakukan itu. Lelaki itu lalu memberikan bukunya kepadaku, dan aku langsung berjalan lagi menuju kantor guru tanpa mempedulikan lelaki itu lagi.

Jam sudah menunjukkan jam empat sore dan itu waktunya untuk pulang sekolah. Aku cepat-cepat membereskan semua buku catatanku dan langsung keluar kelas. Saat aku sedang berada di loker sepatu, ternyata diluar sedang turun hujan deras. Bagaimana aku bisa pulang? Batinku.

"Kau," kata seseorang. Seseorang itu ternyata lelaki yang aku tabrak tadi siang saat dilorong kelas. "Kau... cewek yang tadi, ya?" tanyanya.

Aku tidak langsung menjawab pertanyaannya. Dia ternyata mencoba untuk membagi payungnya denganku. Lalu akhirnya, aku dan dia pulang bersama ditengah derasnya hujan.

Selama di perjalanan, kami sama sekali tidak berbicara. Aku tidak mengerti mengapa dia tiba-tiba mengajakku untuk pulang bersama dalam satu payung seperti ini. Apa dia punya motif tersembunyi?

"Kau pasti bingung kenapa aku mengajakmu pulang bersama, iya kan? Aku Tachibana Aoi, kelas 2-C dan kau, Miyako Marina, kelas 2-A. Iya, kan?" katanya, akhirnya berbicara.

"Bagimana kau bisa tahu?" tanyaku, curiga.

"Maaf, kalau aku membuatmu takut. Hanya saja... aku suka sama kamu" kata lelaki itu tiba-tiba.

Hentakan kakiku terhenti. Pikiranku menjadi buyar, penuh dengan pertanyaan-pertanyaan aneh. Gadis-gadis pada umumnya, mereka akan senang jika ada lelaki yang menyatakan cintanya padanya, tapi beda denganku. Perasaanku malah menjadi tidak karuan. Tiba-tiba aku merasa sangat marah tanpa alasan yang jelas. Apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku jawab?

"Maaf, kau salah orang" kataku buru-buru lalu aku langsung berlari meninggalkannya. Biarkan aku kehujanan yang penting aku menjauh dari lelaki itu. Apa yang dia pikirkan? Kenapa dia suka padaku? Dia pasti bercanda, kan? Iya, dia pasti sedang meledekku, batinku.

Keesokan harinya, sekolah berjalan dengan lancar dan sudah seharian penuh aku tidak melihat lelaki itu. Apa kemarin itu hanya kebetulan? Apa lelaki itu benar-benar nyata? Dia bilang dia kelas berapa? 2-C? batinku.

Lalu, saat jam pulang sekolah, tanpa ada yang memerintahkan diriku ataupun otakku, tiba-tiba diriku ingin sekali mengecek kelas 2-C. Akhirnya, sampailah aku dikelas 2-C. Aku menengok ke dalam, melihat kanan kiri, tapi aku tidak menemukan lelaki yang aku cari. Sudah ku duga, dia itu tidak nyata, batinku.

"Kau sedang mencari siapa?" tiba-tiba ada suara seseorang yang mengagetkanku dari belakang.

Suara itu ternyata milik Tachibana Aoi. Lelaki itu sudah berdiri dibelakangku. Saat aku menatapnya, pikiranku malah jadi kosong melompong. Aku jadi tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang. Aku benar-benar tidak tahu. Aku lalu mencoba untuk kabur dari situasi aneh ini, tetapi lelaki itu sudah keburu menghentikanku dengan cara memegang tanganku. Dia memegang tanganku dengan sangat erat, seakan dia tidak ingin melepaskanku.

YOMIKOMI - Collection of Short Japanese Stories Vol. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang