*Disarankan sambil mendengarkan lagu berjudul LOVE by MACO
Nyelip sana, nyelip sini, ketutupan orang lain, kedorong kesana, kedorong kesini, beginilah jadinya kalau kau ingin bertemu dengan idolamu. Lebih tepatnya, idolanya kakakku. Seluruh tubuhku dan juga mentalku harus terus siaga untuk bisa bertahan dikerumunan para fansnya ini. Kenapa hanya untuk mendapatkan tanda tangannya, aku harus mengorbankan diriku seperti ini? Kenapa tidak kakakku saja yang menderita? Kenapa harus aku? Batinku, kesal.
"Itu dia! Miyakane Ryu akhirnya datang!!" teriak salah satu gadis yang ada di kerumunan.
Bagaimana ia tahu kalau itu mobilnya Miyakane Ryu? Batinku.
Miyakane Ryu akhirnya keluar dari mobilnya yang super mewah. Dia juga memakai tuxedo yang amat berkelas. Lalu ia berjalan di karpet merah sebagai aktor dan juga model yang sedang naik daun. Aku nyelip sana, nyelip sini untuk bisa mendapatkan tanda tangannya tapi nasib buruk terjadi padaku. Seseorang mendorongku dari belakang dengan sangat keras sampai aku pun terjatuh. Semua orang memperhatikanku tetapi tidak ada satu pun yang menolongku.
"Aduh... sakit" kataku, kesakitan.
"Kau baik-baik saja?" tanya seseorang.Sungguh suara yang lembut, batinku. "Oh, terima kasih" kataku sambil meraih tangannya. Ternyata tangan itu adalah milik Miyakane Ryu. Dia menolongku dan mencoba untuk membantuku berdiri. Tapi, bukannya melanjutkan waktu indahnya berjalan di karpet merah, dia malah memperhatikanku dari atas sampai bawah sambil tersenyum.
"Bolehkah aku menandatangani itu?" katanya sambil menunjuk ke majalah yang aku pegang. Dia akhirnya mendatangani majalahku sambil berkata: "Lain kali, jaga dirimu baik-baik ya". Dia mengembalikan majalahnya lalu berjalan lagi di karpet merah bagaikan Miss Universe yang baru saja dimahkotahi.
Sungguh, perasaan yang tidak bisa ku uraikan.
Walaupun acaranya belum selesai, tapi aku langsung pulang ke rumah, karena tujuanku hanya untuk mendapatkan tanda tangan Miyakane Ryu untuk kakakku. Sesampainya dirumah, kakakku langsung lari-lari menghampiriku seperti orang gila, lalu memelukku dengan erat.
"Nanami-chan! Kau itu sungguh adik yang sangat baik" katanya dengan senyuman lebar.
"Ya ya terserah. Nih, itu kan yang Nee-chan mau?" kataku sambil memberikan majalah yang tadi baru saja ditanda tangani Miyakane Ryu.
Dia membuka majalahnya dan... "Indah... sungguh indah... ini sebuah mahakarya!" teriak kakakku.
"Yuri-neechan gak perlu teriak!!" kataku saat menaiki tangga menuju lantai dua.
"Benar-benar indah... aahhh!!!!" teriak kakakku sepanjang hari.
- -
Teng... teng... teng... akhirnya suara bel sekolah pun berbunyi. Semua murid langsung cepat-cepat masuk ke kelas sebelum sensei menghukum kami. Setelah masuk ke kelas, bukannya duduk dengan rapih, kelasku malah masih berisik. Masih banyak yang saling mengobrol ataupun ngegossip. Tapi tidak sampai Souji-sensei, wali kelas kami masuk ke dalam kelas.
"Baiklah, hari ini kalian akan kedatangan teman baru tapi saya harap, saya benar-benar berharap, kalian jangan terlalu heboh ataupun teriak-teriak. Khususnya para murid perempuan, ya" kata Souji-sensei memberi para murid, seperti sebuah peringatan.
Memangnya kenapa? Apa murid barunya alien? Batinku.
Saat murid barunya mulai berjalan masuk, para murid perempuan yang ada dikelasku langsung teriak-teriak kegirangan. Mereka teriak-teriak sambil berdiri dan loncat-loncat seakan sedang melihat seorang artis. Aku yang duduk paling belakang tentu saja tidak bisa melihat wajah si murid baru itu. Saat Souji-sensei menyuruh para murid perempuan untuk duduk, aku mulai bisa melihat rambutnya, dan ketika aku bisa melihat wajahnya... aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOMIKOMI - Collection of Short Japanese Stories Vol. 2
ContoIshikawa Aya adalah gadis yang pendiam. Tidak memiliki banyak teman dan juga susah sekali bergaul dengan yang lain, tetapi semua itu berubah ketika Yoshida Kenji datang ke kehidupannya. Semuanya terasa berbeda ketika Kenji berada disisinya sampai ak...