*Disarankan sambil mendengarkan lagu berjudul 残ってる by Kayoko Yoshizawa
Teng... Teng... Teng... bel keluar akhirnya berbunyi. Suara para murid berbicara pun langsung terdengar. Ada yang langsung membicarakan tentang pelajaran yang tadi disampaikan oleh Sensei, ada yang langsung membicarakan tentang kegiatan ekskul mereka, ada juga yang langsung membicarakan bahwa mereka ingin ke café saat pulang sekolah nanti. Tapi aku, hanya menatap langit biru yang begitu cerah. Ah... rasanya aku ingin cepat-cepat pulang. Aku tidak sabar untuk bertemu dengan Iki, kucing kesayanganku, batinku.
Setelah membereskan semua buku catatanku, aku langsung bergegas keluar kelas dan menuju loker sepatu. Aku mengambil sepatuku dan memakainya. Aku tidak keberatan, saat aku sedang berjalan menuju pagar sekolah, semua murid selalu berjalan bergerombolan. Aku, kemana-mana selalu sendiri. Memang lebih baik seperti ini. Aku lebih suka menyendiri.
Saat aku sedang berjalan menuju rumahku, tiba-tiba ada seseorang yang teriak-teriak dibelakangku. Sepertinya itu suara laki-laki, batinku. Tapi aku tidak menoleh, aku terus berjalan. Sampai akhirnya aku pun terjatuh ke tanah. Seseorang sepertinya sudah menabrakku dari belakang.
"Kau baik-baik saja?" katanya, sambil menawarkan tangannya untuk membantuku berdiri.
Orang itu... ternyata benar. Sepertinya, dia lelaki yang teriak-teriak tadi dengan temannya. Aku membersihkan bajuku yang kotor dan aku pun akhirnya berdiri. Sungguh lelaki yang kasar, batinku.
"Kalau jalan, lihat-lihat. Mata itu harus digunakan" kataku, tegas. Lalu aku mulai berjalan lagi. Lelaki itu tidak merespon apa-apa. Dia kelihatan bingung dengan ucapanku. Ya memang sudah seharusnya seperti itu.
Keesokan harinya, kegiatan sekolah berjalan seperti biasa. Tidak ada keanehan ataupun ketidakbiasaaan. Pada saat jam makan siang, aku selalu makan bentoku diatap sekolah. Disana lebih enak dibanding dikantin sekolah.
Selama beberapa menit, aku sangat, sangat menikmati waktuku. Tapi tidak sampai, lelaki kemarin, datang lagi. Dan tiba-tiba saja, dia langsung duduk disampingku dengan senyum lebarnya.
"Oh, lihat siapa yang ada disini" katanya.
Aku langsung menggeser, menjauh darinya.
"Oke, maafkan aku soal kemarin. Perkenalkan, namaku, Yoshida Kenji. Ya, tapi kamu sudah pasti mengenalku. Sudah jelas-jelas, aku memang terkenal disekolah ini" katanya lagi, dengan percaya diri.
Sungguh narsis lelaki ini, batinku.
"Dan... namamu?" tanyanya.
Apa aku harus memberitahu namaku? Batinku. "Ishika-"
"Ishikawa Aya. Iya, kan?" katanya. "Sungguh nama yang bagus"
"Kenapa kau ada disini?" tanyaku.
Dia hanya diam, tidak berkutip. Beberapa detik kemudian, mulutnya akhirnya terbuka. "Aku... tertarik padamu" katanya.
"Eh?"
"Kemana-mana selalu sendiri. Pendiam, tidak punya teman. Benar-benar sungguh menarik" katanya, sambil tersenyum hangat. Dia lalu menatap langit biru dan tidak lagi berbicara.
Apa maksudnya? Batinku. "Aku pergi dulu" kataku sambil membereskan bentoku lalu pergi.
"Tu-tunggu! Ishikawa!" teriaknya dari kejauhan.
- -
Si lelaki yang bernama Yoshida itu benar-benar menyebalkan. Di setiap kesempatan, dia selalu saja menghampiriku, memanggilku, mengikutiku. Katanya dia ingin sekali mengetahui kegiatan apa saja yang aku lakukan di sekolah. Dikit-dikit Ishikawa ini, dikit-dikit Ishikawa itu. Benar-benar, sungguh menyebalkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/167833077-288-k507569.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
YOMIKOMI - Collection of Short Japanese Stories Vol. 2
Cerita PendekIshikawa Aya adalah gadis yang pendiam. Tidak memiliki banyak teman dan juga susah sekali bergaul dengan yang lain, tetapi semua itu berubah ketika Yoshida Kenji datang ke kehidupannya. Semuanya terasa berbeda ketika Kenji berada disisinya sampai ak...