Chapter 2

18.3K 1.4K 77
                                    

Jungkook pov~

Makan malam kami berakhir tepat pukul 8.30 malam. Itu sudah termasuk cuci piring dan bersih-bersih meja. Sekarang kami bertiga, aku, Mama, dan Namjoon Hyung duduk di ruang tengah.

"Bagaimana sekolahmu disana?" Mama mengawali pembicaraan.

Namjoon Hyung nampak berbinar dan dengan semangat menceritakan bagaimana kehidupannya disana, dengan siapa ia tinggal, dan masih banyak lagi. Aku tahu kalau Namjoon Hyung hanya memiliki Ayah saja di rumahnya. Ibunya sudah lama meninggalkannya sejak dia masih kecil. Jadi Namjoon Hyung sudah menganggap Mama sebagai ibunya sendiri. Mama sendiri senang-senang saja dianggap seperti itu.

Tidak jarang Namjoon Hyung kemari hanya untuk bercerita mengenai kesehariannya, bahkan pernah juga aku mencuri dengar saat dia tengah curhat ke Mama mengenai seorang wanita. Dan saat itu aku hanya bersembunyi di balik kamar saja. Benar-benar pembicaraan yang tidak kusukai.

Dan disini aku seperti tidak terlihat saja, mereka berbincang begitu seru. Yah, aku maklumi saja, karena tidak mungkin Namjoon Hyung bisa bercerita seseru ini kalau dengan ayahnya. Ayahnya adalah tipe yang pendiam dengan wajah stoicnya. Tapi kepribadian ayah Namjoon Hyung tidak buruk, bahkan beliau sangat baik kepada keluarga kami. Namun kami jarang bertemu dengannya karena kesibukan kami masing-masing.

"Apa sudah ada calon?" pertanyaan Mama berhasil membuatku menoleh dengan cepat. Pertanyaan yang sungguh sensitif di telingaku.

"Ah, belum, Ma. Kalau Mama ada anak kenalan mungkin bisa dikenalin ke Namjoon. Hehehe" jawaban Namjoon Hyung membuatku bisa bernapas lega.

Aku belum siap jika harus mendengar kabar pernikahan dari Namjoon Hyung. Yah, walaupun cepat atau lambat pasti akan terjadi juga. Namjoon Hyung ini sudah baik, tampan, mapan pula. Benar-benar suami-able lah kalau bisa dibilang. Aku yakin tidak sedikit wanita ataupun pria yang berani mendekati Namjoon Hyung. Dan untungnya Namjoon Hyung belum tertarik untuk menjalin hubungan dengan orang-orang tersebut.

Ah, kalau masalah Nara sensei sudah merupakan cerita lama. Mereka sudah putus hubungan lama sekali, bahkan Nara sensei sudah tidak bekerja menjadi guru di SMAku yang dulu lagi. Dan sudah kupastikan kalau Namjoon Hyung dan Nara sensei sudah tidak pernah berhubungan lagi.

"Kalau anak Mama gimana?" saat aku tengah meminum air putih, pertanyaan Mama berhasil membuatku menyemburkannya begitu saja.

"Mama!" pekikku dengan wajah yang memanas, benar-benar malu rupanya.

Kulirik sekilas Namjoon Hyung yang tertawa disana, menertawakan tindakanku pastinya.

"Kalau anak Mama mau, Namjoon nggak keberatan kok" ujarnya diakhiri tawanya.

Ya, aku tahu kalau Namjoon Hyung tidak benar-benar menjawabnya dengan serius. Tidak mungkin Namjoon Hyung menganggapku sebagai seseorang yang special baginya. Aku tahu kalau aku hanya dianggap sebagai adiknya saja. Tidak perlu berharap lebih kurasa.

"Sudah-sudah, nggak perlu dilanjutkan lagi" potongku sebelum Mama membalas pernyataan Namjoon Hyung.

"Hyung masih mengajar di SMAku?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.

"Tidak, aku sudah dipindah tugaskan sekarang" jawabnya.

Aku mengerutkan kening. Dipindah tugaskan biasanya menuju ke tempat yang jauh. Apa Namjoon Hyung akan pindah?

"Besok aku mulai mengajar di Universitas XXI" lanjutnya.

Ah, rupanya pindah ke Universitas yang malah lebih dekat dengan rumah. Yang berarti Namjoon Hyung akan tetap tinggal di sebelah rumahku. Akan tetap menjadi tetanggaku.

Not The Baby's Fault [TaeKook/NamJin/MinYoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang