Bandung.
"Selamat pagi sayang" aku hanya membalasnya dengan kecupan di pipi manisnya.
"Sarapan dulu yuk" ajak Reno.
"Gamau sarapan, perut aku udah gendut"
"Ahhh..Renoooo"
"Bawel sih". Reno tiba-tiba menggendongku.
"Berat tau" ucapku
"Engga belajar pun, aku udah tau kalo kamu tuh berat" jawabnya
"Pinter amat sih kamu.. Haha".Dihari ini, kami sedang berada di rumah orang tua Reno. Ibu membuatkan acara 7 bulanan si Bayi. Kami mengundang semua teman-teman. Reno mengundang semua sahabatnya, aku pun mengundang semua teman dekat. Sejauh ini mungkin akan menjadi hari membahagiakan bagi kami, karena kami berbahagia dengan keluarga,sahabat dan juga si Bayi.
"Selamat ya Reno". Reno mendapatkan banyak ucapan selamat dari teman-temannya.
"Reno, selamat ya" dia pun mendapatkan kecupan pipi kiri dan kanan dari teman wanitanya.
"Terimakasih Mei"
Aku hanya bisa melihat dan mendengarnya.
"Istri kamu mana?" Tanya Mei sahabat Reno
"Sayang" panggil Reno
"Ya " kujawab sambil ku hampiri mereka.
"Halo" dia mencium pipi kiriku seperti halnya dia melakukan kepada Reno.
"Oh hai" sahutku
"Oh Ren, ada Feri di sana" ucap Mei.
"Mana?" Reno tiba-tiba pergi ke arah yang ditunjukkan Mei.
Aku sempat merasa risih dengan perlakuan mei kepada Reno. Mungkin aku belum terbiasa dengan kebiasaan Reno dan sahabat-sahabatnya. Dan aku masih penasaran mengenai hal tersebut. Aku dekati mereka sambil menyapa teman-temannya Ibu. Ku dengarkan semua percakapan mereka.
"Gak nyangka lo bakal punya anak sama Dia"
"Gua kira lo hanya settingan buat bahagiain Ibu lo"
"Mei,lo gimana nih?" Ucap salah satu temannya kepada Mei.
Ucapan apa itu? Rasanya ingin masuk dan kutarik mereka semua untuk tinggal dirumah aku dan Reno. Biar mereka lihat bagaimana kami dalam pernikahan ini. Aku hanya bisa menelan ludah mendengarnya.
"Ca, sini ada Kakek nya Reno" Tiba-tiba ibu memanggilku
"Oh iya Bu"
Ibu menunjukkan mimik wajah kebahagiaan karena akan mendapatkan cucu dari rahimku. Sikapnya pun selalu menunjukkan kehangatan, baik itu di depanku maupun di depan orang banyak.
"Nanti kamu harus mirip Ibu kamu ya manisnya" ucap Kakek sambil mengelus-elus perutku.
"Idung nya nanti mirip eyang ya Nak" sambungku
"Mirip Nenek kamu aja tuh mancung sempurna"
"Iyalah harus mirip Nenek yah" sahut Ibu
"Harus mirip yang Ayahnya dong"
"Reno?"
Tiba-tiba Reno menghampiri kami yang sedang berbincang-bincang.
"Sehat Kek?" Tanya Reno kepada Kakek.
"Ah kamu ganggu Kakek aja, Kakek lagi godain istri kamu dan bayinya nih"
"Hahaha, Bayi nya? Bayi dia bayi aku juga hayo"
Aku hanya tersenyum-senyum melihat mereka berbincang.
Acarapun dimulai. Kakek membacakan sambutan pembuka dan dilanjutkan oleh Reno. Dihari inipun tidak hanya Ibu yang menunjukkan mimik dan sikap bahagia atas bayi ini, tapi Reno juga.
"Saya sangat mengucap syukur kepada Tuhan karena telah memberikan saya keturunan melalui istri yang saya sayangi. Kami sangat tidak menyangka akan sejauh ini melangkah bersama dalam jalur pernikahan, hingga akhirnya Tuhan memberikan kado terindah yang tidak hanya membahagiakan saya, tetapi membahagiakan untuk banyak orang terutama untuk Istri dan orang tua saya. Mudah-mudahan bayi kami akan lahir di dunia ini dengan sehat dan tumbuh bahagia".
Ucapan Reno sangat menyentuh hati hingga meneteskan air mata. Ibu pun terlihat terharu atas kalimat yang diucapkan Reno.Acarapun selesai, dan kami mengantarkan tamu-tamu kedepan rumah. Reno mngantarkan teman-temannya.
"Ren, aku balik dulu ya, jangan lupa temen lo. Awas aja lo kalo gitu"
"Ya kaga lah Fer" sahut Reno atas ucapan Feri
"Ren, semoga bahagia selalu ya" ucap Mei sambil tersenyum manis kepada Reno.
Reno tersenyum sambil berkata "Iya Mei, kamupun"
Mengapa perasaanku merasa aneh mendengar ucapan mereka. Kenapa Mei begitu manis kepada Reno dan sebaliknya.
"Kakek pulang dulu ya Ca. Jaga calon cicit Kakek ya"
"Akan selalu Caca jaga Kek".
Usia kakek sudah lanjut, tapi Kakek masih sangat mengerti cara memperlakukan orang dengan lembut. Walaupun Kakek tau kisah awal mula kami (aku dan Reno) menikah bagaimana, dia tak pernah menganggap itu hal besar. Dia selalu bersyukur akan takdir yang akan membahagiakannya. Hal tersebut turun kepada Ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WORD COUNT
RomanceCaca,seorang wanita biasa berambut hitam panjang,berbadan tinggi. Bekerja di sebuah kedai kopi. Tetapi semua itu tak berjalan lama karena Hans si pemilik kedai itu yang berhasil membuat Caca kehilangan mahkotanya. "Kamu hamil" ungkapan yang dikataka...