Kembali

54 1 0
                                    

Bekerja disaat usia kandungan sudah besar memang terasa sulit. Untungnya ada orang berbaik hati menerima aku sebagai pegawainya. Aku bekerja menjadi kasir disalah satu rumah makan khas daerah. Rumah makan ini terlihat besar dan mewah terlihat dari ukiran dan lantai dengan marmer mengkilau berwarna coklat, entah mengapa pemilik bisa mengijinkan aku untuk kerja disini diantara orang-orang yang lebih cantik dan lebih ramping.
Hari pertama bekerja membuat badan aku terasa pegal. Aku putuskan untuk berbaring diatas ranjang dengan senderan dua bantal tidur yang terlengang ke atas. Mengusap perut sambil membayangkan kamu sedang apa ren? Apa aku salah pergi menjauh dari dia? Apakah ini akan membuat ruang besar untuk mei berdeketan dengan reno? Banyak sekali pertanyaanku berkeliling di otak. Ah sudah la ca! Ku tutupi mukaku dengan selimut.

***
17.00
Waktunya pulangg!!

"Saya pulang duluan ya" ucapku kepada kasir yang menggantikan aku berjaga sampai malam
"Eh mba, tadi mba dipanggil atasan"
"Hah? Kenapa bisa?"
Kenapa tiba tiba?
"Tentang surat kerja katanya"
Ohh
"Oke , makasih ya mba"
"Saya ke atas dulu" sambungku

Berjalan menuju tangga melingkar dengan lantai marmer mengkilau yang beralaskan karpet yang sangat lembut dan terlihat mahal. Menulusuri tangga hingga sampai ke lantai 2 dimana tempat HRD berada.
"Mba mau ketemu Pak Rendi?"
Tiba tiba seseorang menemuiku
"O..oh iya"
"Ada diruangan sebelah sana mba"
Dia mengarahkan ku pada ruangan diujung lorong ruangan. Aku menurutinya hingga sampai di depan pintu ruangan yang dimaksud.
Aku menghela nafas
Tenang Ca. Tenang!
Entah kenapa aku merasa khawatir masuk keruangan ini.
Aku mulai mengetok pintu dengan dua ketukan
"Masuk"
Suara dari dalam terdengar
sret
Aku buka pintu dengan perlahan.
Melangkahkan kaki perlahan ke arah meja dengan kursi yang menghadap kebelakang.
Aku tidak bisa melihatnya!
"Maaf Pak, bapak memanggil saya?"
"Iya" kursi mulai bergerak memutar mengarah ke depan
Suara itu
"HANS?!"
Nafasku mulai sesak
Aku berjalan mundur untuk pergi keluar
Siall! Pintu terkunci!
Hans mulai mendekat!
Nafasku terengah dan sangat cepat!
"Aaaaarrrggggggggggg!"
Hans menariku ke kursi panjang miliknya.
"Hanss!"
Dia mengepal kedua tanganku dibelakang tubuhku.
"Hansss lepasinnn!" Aku berteriak karena aku merasa tidak bisa berbuat banyak untuk keluar dari ruangan itu
"Haaaansssssssssss!"
Dia mencium leherku hingga ke dagu. Aku menangis!
"Aku merindukanmu Ca!"
"Aaarrggggghhhh!" Teriakanku makin kencang diiringi dengan detak dan nafas yang begitu kencang juga
"Han..." suaraku mengecil
Tak sadar bibir Hans telah menguasai bibirku. Mataku terpejam. Air mataku turun. Menangis dengan rasa sakit hati yang begitu dalam. Dalam hati aku memanggil Reno.

Reno tak ada disini Ca!
Kamu bisa menghadapinya sendiri
Ayo ca ayo!

"Ahh" suara kesakitan Hans. Aku gigit lidahnya dengan sangat kencang! Hans terengah hingga melepaskan kedua tanganku.

Bragggg! Aku tendang dia kelantai! Dia terjatuh !

ahh perutku sakit!
Aku berlari kepintu sambil memegang perut.
Setelah aku menarik gagang pintu dengan begitu keras, akhirnya pintu terbuka!
Aku lari sambil menangis!

Ca tenang! Banyak orang disana

Aku menunduk sambil berjalan keluar. Diluar nampak hujan begitu deras. Bergegas aku memanggil taxi dan mengarahkan supir untuk ke rumah aku dan Reno.

Kerumah? Ca, kamu udah gila ya?!

Tanganku bergetar, aku terasa hancur dan terkhianati lagi!
Hannnnnsssss!!
Aku butuh orang saat ini!
Aku butuh Reno!

sesampainya dirumah ..

Tubuhku yang terguyur hujan hanya berani berdiri hingga depan pagar. Terlihat ada mobil Reno didalam. Aku menangis sambil menunduk.

"Ca"
Suara itu membuatku mengalihkan pandangan kebelakang. Ada pria tinggi memakai payung. Aku tak mengenalnya. Terlihat ..

Buram
Dan
Gelap

***

"Ca"
"Reno"
Reno menahan badanku untuk tidak bergerak
"Tidur dulu"
"Badan kamu panas, setelah enakan.. kamu boleh ngomong"
"Aku ambilkan teh hangat ya" ucap reno sambil beranjak dari tempat tidur
"Ren" aku menahan tangan kiri nya
"Aku engga akan cerita apa apa, aku ingin kamu yang cerita"
"Tentang mei? Belum waktunya mei"
Nada suara reno mulai terdengar agak kencang. Dia terlihat tidak menyukai ucapan ku
"Apapun yang ingin kamu ceritakan"
"Bukan saat nya, sekarang kamu tidur, istirahat" tak terdengar halus, tapi aku mengerti situasi ini

Ok ren Caca tidur!

Aku terbangun saat malam hari, aku tersenyum bahwa ada sosok pria yang aku sayangi berada disampingku. Dia tertidur sangat nyenyak. Aku kecup keningnya dengan sangat lembut

Dreedd
Suara handphone bergetar

Mei : Ren, Bagaimana?
Pesan terlihat dari jendela pemberitahuan handphone reno

Hah?
Apa yang bagaimana ?
Apa langkahku untuk menghilang membuat mereka menjadi sangat dekat?!
Perasaanku panas!
Hatiku bergetar!
Apa yang sedang mereka bicarakan ?

Aku simpan kembali handphone itu dan melanjutkan untuk berbaring dan mencoba menutup mata untuk tertidur.

Ayo ca tidur ca!
Rasa sakit ini ga seberapa dari apa yang pernah kamu rasakan sebelumnya!
Tenang ca!
Tak
Tok
Tak
Tok
Semua akan baik baik saja ca

Gelap

***

Keesokan harinya, aku terbangun tanpa melihat reno di sampingku

Dia kemana?

Aku beranjak turun dari tempat tidur dan melangkah sebisaku ke luar dari kamar ini. Setelah keluar kamar, aku melihat ada sepiring roti di meja makan dan reno tampak tegak dan tampan mengenakan baju kantornya sambil membuat segelas susu putih.

"Ca udah bangun?"
Aku menghampirinya perlahan
"Pelan pelan ca"
"Udah enakan?" Sambungnya sambil melirik kearahku
Aku tersenyum
"Udah"
"Masalah kemarin kita bicarakan nanti malam, sekarang kamu minum ini susu" reno menyimpan segelas susu yang telah dia buat kearahku
Aku mengangguk sambil memegang gelas itu
"Aku sekarang kerja dulu"

Kerja?
Aku ditingga sendiri gituh?
Lalu dia ketemu mei?
Apa yang akan mereka lalukan?

"Ohh, iya hati hati dijalan ya" reno tersenyum sambil berdiri disampingku.
Dia mengecup keningku
"Iya sayang"

"Udah mau berangkat ren?"
Hah?
"Ibuuu????"
Aku terkejut saat mendengar suara ibu yang keluar dari kamar tamu.
"Ibu kapan kesini??"
Aku menghapirininya
Aku memeluknya
Aku merindukannya
"Kamu kangen ibu ya?"
"Kangen banget ibu"
"Tadi malam ibu kesini, katanya kamu sakit, Reno menyuruh ibu kesini. Dia takut kamu kenapa kenapa"
Tiba tiba aku melirik kearah reno
"Bener ren?
Reno hanya tersenyum
"Yaudah reno berangkat dulu"
Reno berpamitan sambil salim dan mencium pipi ibunya

Ibu sudah seperti ibuku, aku tidak mau menghawatirkannya
"Padahal aku gapapa ko bu"
"Iya kamu.. bayi mu?"

Halo teman-teman, seneng banget masih ada yang ngikutin cerita ini🥺 semoga rasa seneng aku bisa balik juga ke kalian, semoga kalian terus bahagiaaa♥️🤍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WORD COUNTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang