03 : Replay

70 9 1
                                    

Giethoorn, Netherlands

Pekan ini, awal bulan dua, hujan sudah mulai bosan untuk menampakan diri. Hyeon Ju cukup lega untuk memulai aktifitas hariannya tanpa gangguan rasa cemas.

Dirinya baru saja selesai memasukkan pakaian kotor pada mesin cuci, kemudian membawa diri ke ruang tengah yang di domninasi warna cokelat muda.

Ia meletakan tubuhnya pada sofa, lalu sebanyak dua kali Hyeon Ju menekan tombol volume pada ponselnya, membiarkan lagu yang baru ia putar lebih mendominasi pendengaran.

Seiring dengan berjalannya lagu, Hyeon Ju senantiasa mengangguk-angguk kecil mengikuti ritme lagu sembari beberapa kali menggumamkan liriknya.

Hingga sebuah panggilan masuk membuat lagunya terhenti dan atensinya terpecah.

"Hallo, Ju."

"Oh, hi, Dim, wassup?" Sapa Hyeon Ju.

"Uh, Ju, itu tidak terdengar seperti kau. Sama sekali tidak."

"Memang, sih. Di pertemuan terakhir kita, kau menyuruhku untuk bersikap lebih kekinian, ingat?"

"Ya, ya, tapi jika sudah seperti ini, kurasa aku tidak sanggup menghadapimu. Kau.. bagaimana ya mengatakannya? Kau terdengar.. aneh?"

Hyeon Ju lantas tertawa. "Hei, sebenarnya, I cant help to not laughed at my self, too."

Mendegar pernyataan Hyeon Ju, Dim pun terkikik. "Aku baru terdengar aneh di telefon, jika nanti kita bertemu aku pasti akan terlihat aneh juga. Double kill."

"Kau tidak sedang melakukan self diss, kan, Ju?"

Melinkan menjawab, Hyeon Ju hanya melanjutkan tawanya, sebab ia tidak tahu jawabannya ia atau tidak.

"Omong-omong, kapan kau akan datang lagi ke kantor? Deadline milikmu dua hari lagi, kan?"

"Hm. Biela hanya tersisa satu bab terakhir, kok. Tenang saja. Sudah merindukanku, ya, Dim?"

"Inginnya kujawab iya atau tidak? Menurutmu?"

Kemudian dengan semangat Hyeon Ju menjawab. "Absobloodylutely!"

"Oh my Juliet, we just met a week ago, but you are changing this far? Seriously?"

Hyeon Ju diam sesaat, berpikir balasan apa yang harusnya dikeluarkan untuk temannya yang satu ini. Dan mengerjai seseorang itu adalah salah satu hal menyenangkan, bukan? "Mungkin karena aku terlalu sering bergumul dengan Biela, ya, Dim? Karakternya seakan perlahan memasukiku."

"Juliet, seriusan, kau menakutiku. Lets stop, ok?

"Alright."

Setelah itu, keduanya tertawa bersama sebelum Dim berucap kembali. "Oh, ya, aku punya kabar gembira untukmu."

"Jika itu bukan kemenangan lotre, maka lupakan." Sambar Hyeon Ju cepat.

"Shit- Ju, kau tahu aku jarang mengumpat. Well, jika itu adalah kemenangan lotre itu adalah seratus persen milikku. Aku tidak akan membagi kabarnya padamu karena kau akan memintaku untuk menraktirmu pizza hingga perutmu meledak."

"Dim, for your information, aku tidak sebodoh itu untuk membiarkan perutku meledak karena pizza. Memintamu untuk membelikanku sebuah restoran pizza terdengar lebih baik, kan?"

"Oh, yeah, sure, but pay it with your ass. Ya ampun, Tuhan, maafkan aku."

Tentu saja Hyeon Ju terbahak oleh reaksi Dim. "Oke. Lupakan tentang lotre yang tak akan pernah kau menangkan dan restoran pizzanya. Jadi, apa kabar baik untukku?"

Into A New World ((TAE HYUNG KIM))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang