💜💜💜
Rintikan hujan jatuh membasahi bumi, tanah kering kerontak berubah hijau dengan tumbuhnya rerumputan.
Jalanan lincin memaksa pengendara melajukan kendaraan lebih berhati-hati dan pelan.
Tapi tidak dengan kendaraan satu ini, Taehyung melajukan mobilnya terlalu cepat. Seolah berlomba dengan waktu. Terlambat sedikit saja sesuatu hal buruk akan terjadi.
"Sayang, jangan ngebut. Bahaya." Seseorang dari bangku penumpang di sebelahnya menggingatkan.
"Kasian Lord sama Quensa, nanti bisa kebangun.""Kita harus cepat, sayang."
Dari arah berlawana, terdiri dari lima orang siswa berdiri berjejer menunggu lampu merah di garis penyebranggan. Masing-masing dari mereka menggunakan payung hitam.
Lampu kuning berganti merah, keempat siswa langsung saja menyebrang tergesa. Tiupan angin yang datang membawah hawa dingin, sekujur tubuh serasa ikut menggigil karenanya. Seharusnya, yang menyebrang terdiri dari lima orang, tapi salah satu diantaranya tidak fokus pada jalanan. Melainkan, phonsel di tangannya terlalu banyak menarik perhatiannya.
Hingga terdengar bunyi decitan ban mobil di rem secara mendadak. Tehyung berusaha menghindar namun kehilanggan keseimbanggan, tubrukan dahsyat tidak dapat di hindari. Siswa tadi jatuh terpental beberap meter dari tempat Ia menyebrang.
Sementara mobil yang di setir Taehyung terguling beberapa meter dan terbalik, sebelum menambrak pembatas trotoar.
Taehyung telah menabrak seseorang...?
Tidur Taehyung terganggu dengan datangnya mimpi buruk beberapa malam terakhir ini. Butir keringat yang jatuh membasahi piyamanya ini, adalah bukti bahwa Ia begitu ketakutan.
Kecelakaan itu bukan hanya membuatnya tidak bisa tidur di tiap malam-malamnya. Namun juga ikut merenggang nyawa sang istri, beruntungnya, kedua anaknya bisa selamat dalam kecelakaan itu.
Taehyung mengusap wajahnya secara kasar. Helaan napas secara tidak beraturan itu hanya mencoba menghalau datanganya kembali mimpi buruknya.
Di saat mata Taehyung sudah semakin berat dan bantal serta selimut empuknya adalah jawaban dari semua rasa lelahnya. Seharusnya begitu, akan tetapi terdengar sayup-sayup petikan gitar dari arah balkon di bawah kamarnya.
Taehyung tidak mungkin salah mendengar, kesadaraannya masih sedikit penuh walaupaun kantuk yang datang menyerang ini juga ikut menggambil alih terlalu banyak.
Taehyung meninggalkan tempat tidur, berjalan menuju pintu balkon. Maka ketika pintu balkon di geser, suara petikan gitar semakin jelas terdengar. Angin bekerja begitu sangat baik saat ini, hingga petikan yang di hasilkan dari crous gitar membuat Taehyung berdiri damai di tempatnya.
Ia menyukai permainan gitar ini.
Seakan semua emosinya terkumpul jadi satu. Menggingatkannya pada koleksi gitar yang ada di gudangnya, yang mencapai ratusan. Juga, wajah anak kecil berusia sepuluh tahun. Tanpa sadar Taehyung tersenyum, tersadar tersenyum tanpa arti, pria itu buru-buru menutup mulut lalu menggeleng.
Petikan gitar sudah tidak terdengar. Taehyung yang penasaran mencoba berjalan mendekat kearah pembatas balkon, belum juga mencapainya. Dering berisik phonselnya dari dalam kamar menggurungkan niatnya.
Sama sekali tidak terpikir oleh Taehyung, ketika melihat nama si pemanggil.
"hahaha.... gabut." Terdengar tawa renyah Lisa, ketika panggilan itu di jawab oleh Taehyung. " Mata gue susah di pejam nih. Jadi gue gangguin aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy(End)✔
KurzgeschichtenCover by @mojibang Kim Taehyung seorang duda keren dengan segala pesona mematikannya. Mendambakan seorang wanita setia untuk menjadi ibu bagi dua anaknya. Im Lalisa, siswi SMA tingkat akhir harus berurusan dengan Taehyung akibat ulah teman-temannya...