Aku kasih waktu deh buat vote sebelum membaca, tapi jangan lama-lama yah!. Kalian harus tau, menunggu itu nggak enak.
:-)"Oh tidak! sudah jam segini," aku melahap rotiku sambil berdiri sampai-sampai mulutku sulit untuk bicara. Buat salam ajah enggak jelas suaranya.
Aku berlari menuju halte dan berharap bisa sampai ke sekolah tepat waktu. Menunggu bus dengan rasa was-was, tanganku nggak bisa diam memainkan tali ranselku. Sesekali melihat jam tangan dan menggigit jari.
"Akhirnya datang juga," aku mengelus dada sebagai tanda lega karna bus yang ditunggu akhirnya muncul juga. Penumpang masuk dan berebut tempat duduk, baru saja aku ingin duduk lalu tiba-tiba datang seorang cowok bertubuh tinggi berseragam putih abu mengambil tempat dudukku.
Aku menggerutu, "huh ... si tengil. Image orang Jogja yang katanya ramah dirusak oleh satu makhluk hidup ini" terpaksa aku berdiri gelayutan seperti monkey, berdesak-desakkan dengan penumpang lain. Lumayan pegal juga sih karna jarak sekolah dengan kompleksku lumayan jauh."Kenapa bisa ketemu orang macam dia, duh gusti cobaan macam apa ini?"
Orang yang aku omongin dengan santainya duduk sambil mendengarkan musik menggunakan earphone. Aku memperhatikannya sambil mulut komat-kamit nggak jelas, dia tersenyum padaku. Senyum sok manis dari wajah tomcat tengil. "Diihh ...." aku memanyunkan mulutku lalu membuang muka.
Selama perjalanan aku memikirkan sesuatu, cara apa yang tepat untuk membuat hama pengganggu ini enyah dari hadapanku atau jauh-jauh darinya. Pindah sekolah, ah tidak bisa orang tuaku tidak akan setuju. Apa aku harus pindah tempat tinggal, tapi kan tetap bertemu di sekolah dengannya. Aaa ... benci makhluk hidup super duper nyebelin segalaxy bima sakti ini.
Bus yang aku naiki berhenti tepat di halte depan sekolah, aku bergegas turun. Si tengil malah menyerudukku hingga hampir jatuh. "Isshhh ... sumpah nyebelin tingkat Dugong tuh cowok." alisku bertemu di tengah karna ulah Tommy.
Aku berlari menuju kelas, kuharap gurunya belum masuk. Saking buru-burunya aku sampai menabrak seorang cowok. Bruuk ... "Maaf-maaf aku tidak sengaja," kataku sambil bangun lalu mengulurkan tangan pada orang yang kutabrak. Cowok tersebut mengangkat wajahnya lalu bangun dan mengusap-usap bajunya tanpa merespon bantuan dariku.
"Iyah tidak apa-apa." dia tersenyum padaku. Sepertinya aku tau cowok ini, iyah cowok tempo hari yang kuperhatikan saat di halte depan sekolah. Dia kelihatan begitu keren.
Aku menatapnya, hingga saat dia pergi dan hilang dari pandanganku, mataku tetap memperhatikannya. Padahal cowok tadi benar-benar sudah tidak kelihatan.
"Aiyh, gila." lamunanku buyar saat mengingat tentang guru killer yang akan masuk, dengan sekuat tenaga aku berlari hingga hampir menabrak orang.
Saat masuk ke kelas.
"Hujan terlambat lagi?" tanya Vino yang bertubuh gempal. Aku hanya mengangkat sebelah alisku, mengiyakan lewat bahasa isyarat.
"Dewi fortune berpihak padamu hari ini, yang pertama meski terlambat gerbang belum ditutup. Kedua, nggak ketemu guru BK, ketiga bu guru telat datang atau mungkin nggak datang," kata Tio yang merupakan pasangan dari Vino, mereka sering dikatain angka 10 berjalan. Mereka selalu bersama, katanya sih teman dari SD.
Aku tidak merespon ucapan Tio, ini tidak sebaik yang kalian pikirkan. Ini hari burukku, bertemu dengan Tommy selalu saja ada masalah dan selalu saja moodku hancur karena dia.
◆◆◆☆◆◆◆
"Aaa ... kenapa harus sama dia sih?. Aku pindah ke kelompokmu yah Vin" aku tidak terima karna harus satu kelompok dengan Tommy. Dari tadi aku membujuk kelompok lain untuk mau bertukar denganku. Saat bu Dini membagi kelompok dan namaku malah satu kelompok dengan Tommy, saat itulah rasanya aku pengen teriak 'tidak'.
"Emangnya kenapa? lagian udah pas kok," kata Vino.
"Harusnya bersyukur bisa satu kelompok dengan cogan macam aku ini" Tommy bangkit dari tempat duduknya. Hmm ... sepertinya aku emang harus terima kenyataan meski sebenarnya hati tak mau.
"Rara, Fadli, si hujan, dan Tommy cogan sejagat raya. Ok fix sekarang kita satu kelompok. Kapan nih pengen buat power pointnya?" Tommy menyebutkan nama anggota kelompok.
"Hmmm ... lusa gimana?" Rara memberi usul.
"Siap dah, tapi di rumah siapa?" tanya Tommy.
"Rumahku ajah!" dengan semangat Fadli mengacungkan tangan. Aku hanya mendengarkan ucapan mereka tanpa memberi saran sedikitpun.
"Ingat yah lusa kerja kelompok di rumahnya Fadli!" Tommy memukul meja hingga membuatku kaget.
"Ke kantin yuk" aku mengajak Icha yang sedari tadi sibuk dengan hpnya.
Aku memilih keluar untuk menghindar sejenak dari Tomcat tengil itu. Menjernihkan pikiranku dari kelakuan Tommy yang super duper nyebelin."Cha Icha, kamu kenal cowok itu nggak? Aku menunjuk ke arah cowok yang kutabrak tadi pagi.
"Atan maksud kamu?"
"Ituloh yang pakai jam tangan hitam."
"Iyah itu Atan, tau namanya doang sih"
Oh Atan, lega rasanya pertanyaanku selama ini terjawab juga.Saat di kantin kami bertemu si angka 10 yang sedang makan, Icha mengajakku untuk duduk bersama mereka.
"Hy Cha!" sapa kak Adit.
"Iyah kak ada apa yah?".
"Nanti pulang sekolah mampir ke ruang osis yah, soalnya ada info buat kalian yang ikut event puisi," kata kak Adit.
"Oh iya kak, siap."
Setelah memberitahukan informasi tersebut, kak Adit langsung pergi.
Tak berselang berapa lama datang lagi segerombolan cowok yang menghampiri Icha.
"Icha ini buat kamu, jangan lupa dimakan yah!" cowok-cowok tersebut berebutan untuk bisa berada di dekatnya Icha. Saling senggol bahkan ada yang sampai jatuh.
Berfoto dan berusaha untuk bisa memegangi tangannya Icha."Fans clubnya Icha nih," kata Tio.
"Icha lovers, hahaha ...." lanjut Vino.
Aku hanya melihat cowok-cowok itu sambil mengunyah bakso. Tak peduli dengan apa yang mereka lakukan, sementara Icha terlihat bingung dengan kehadiran para penggemarnya.
Iyah Icha emang cantik jadi tak heran jika banyak cowok yang menyukainya.
Icha paling cantik di kelasku atau bahkan paling cantik di sekolah, berdasarkan surveiku.Setelah segerombolan cowok tadi pergi, Tio dan Vino berebutan coklat yang dikasih untuk Icha.
"Cha boleh kan?" tanya Vino.
Icha mengangguk tanda mengiyakan.
Tbc...
Hy! Silahkan vote kalau suka sama aku, wkwkwk ....
Oh yah, dapat salam dari nyamuk penghuni rumahnya Tomcat tengil nyebelin seantero planet bumi. Katanya, jangan begadang kalau tiada artinya :v
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINa
Ficção AdolescenteTerlalu membenci bisa mengakibatkan jatuh cinta dosis tinggi. "Aku pernah bilang sama Icha, untuk tidak pacaran dengan kamu. Benci kamu sampai kapanpu, tapi sekarang malah sebaliknya," aku menunduk saat menjelaskan itu "Yah, kadang cinta membuat or...