Part 2

103 13 0
                                    

Jakarta, 31 Desember 2018

Bintang merindukan bulan.

Bulan yang bersinar terang dengan sendirinya

Bulan yang menerangi gelapnya malam

Namun angkasa, ia yang mengendalikan

semuanya

Semoga ditahun ini bintang bisa bertemu dengan

bulan Ya Tuhan

🍁🍁🍁

Tepat saat ia selesai mengungkapkan isi hatinya pada gelapnya malam terdengar suara riuh letusan ribuan kembang api

Langit yang hitam pekat menjadi bewarna dan lebih indah

Rambut hitam legamnya tergerak mengikuti semilir angin

Sudah lama ia merindukan dua sosok wanita yang sangat berarti di hidupnya

Ingin sekali ia mencari keberadaan sang bunda dan adiknya yang pernah satu rahim diwaktu yang sama dengannya

Sosok bunda yang ia rindukan mungkin tak kan pernah terganti dihatinya meskipun sekarang ia sudah mempunyai pengganti sang bunda dari istri ayahnya

Namun, sosok ibu yang melahirkan ia ke dunia tak kan permah terganti

Ayah yang selama ini merawat dan membiayai hidupnya sudah tak sama dengan ayahnya yang dulu

Gila kerja, mungkin kata itulah yang tepat untuk ayahnya

Suara langkah kaki terdengar menuju tempat ia berdiri

"Gavra" sapaan dengan suara bariton terdengar jelas di telinga Gavra

Ya lelaki yang sedang merindukan dua wanitanya adalah Gavra.

Gavra Acerevise Requerver

Gavra menoleh ke belakang tepat dimana ayahnya sedang berdiri dengan tangan didepan dada.

"Masih memikirkan mereka?tidak ada gunanya Gavra"

Memang dari dulu Rocner tidak menyukai Aurev dan Grazzela. Tapi Gavra tidak tahu apa alasannya. Mungkin suatu saat nanti ia akan tahu dengan seiring jalannya waktu

"Gavra memikirkan bunda dan adik Gavra itu wajar yah, mereka juga keluarga Gavra"

Rocner tersenyum miring mendengar jawaban dari putranya. Ia sangat sangat tidak suka bahkan bisa dikatakan benci terhadap dua wanita itu. Wanita pertama yang tidak diharapkan kehadirannya dan wanita kedua yang selalu membela wanita pertama

Menurut Rocner tindakan yang ia lakukan sudah tepat

"Kenapa?kenapa ayah selalu berkata seperti itu?apa alasan ayah?" Gavra sangat heran kepada ayahnya

Satu sisi ayahnya bisa menjadi ayah yang baik untuk putranya namun satu sisi ayahnya juga bersikap seperti ini

Rocner diam. Ia belum bisa menjawab pertanyaan putranya. Biarkan Gavra tahu dengan sendirinya

Lama mereka berdiri dibalkon memandangi jalanan ibu kota yang sangat ramai

"Tidurlah! Besok pagi ayah akan mengajakmu bertemu rekan bisnis ayah" perintah Rocner terhadap Gavra yang sedari tadi hanya diam

Rocner membalikan badannya pergi keluar kamar Gavra namun ketika ia akan menyentuh knop pintu ia mendengar suara teriakan Gavra.

Rocner tersenyum pahit. Ia menjadi ragu bahwa tindakannya kali ini tepat atau tidak

Rocner keluar kamar dan langsung disambut senyum hangat oleh istri barunya

"Bagaimana?masih sama?"tanya Vina.

"Biarkan dia seperti itu dulu mungkin karena ia terlalu lelah"

"Yasudah"

Mereka berdua berjalan menjauhi kamar sang anak dan menuju kamar utama yang tak lain adalah kamar mereka

🍁🍁🍁

Gavra masih ditempat ia berdiri sedari tadi.

Ia masih memikirkan apa alasan ayahnya untuk memisahkan Ia dengan bunda dan kembarannya yang tak lain adalah adiknya

Bahkan nama bunda dan kembarannya pun Gavra tidak tahu

Selama 16 tahun ia hidup selama itulah ia tak mengenal arti bahagia

Ketika ia ingin tersenyum ketika itulah ia ingat bunda dan adiknya

Ia takut. Ia takut bahagia sedangkan keluarganya sedang tidak bahagia

Mungkin waktu kecil ia pernah bahagia karena belum tahu arti bahagia yang sebenarnya

Namun sekarang berbeda. Ia hanya ingin bahagia dengan bunda dan adiknya. Tidak dengan ayahnya yang gila kerja dan ibu tirinya

Harapan dan doa Gavra tahun ini masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya

Ia ingin bertemu bunda dan adiknya

Ia ingin bahagia bersama mereka

'Ya Allah pertemukan aku pada bunda dan adikku semoga mereka selalu bahagia. Aamiin'

🍁🍁🍁

Hai-hai gimana kabar kalian??
Vote+coment ya!
To be continue

GRAZZELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang