02

156 25 4
                                    

-02-

"Arrrghh"

"Yoo, Yoona!" Sehun berguling guling di lantai sembari memegangi rusuknya yang barusan kena hantam lutut Yoona.

"Dasar orang gila, mati saja kau Oh Sehun. Untung tadi aku tidak menendang masa depanmu, bersyukurlah untuk itu." Ucap Yoona arogan. Dirinya terlihat seperti tokoh antagonis sinetron yang menyaksikan tokoh protagonis kesakitan dengan berkacak pinggang.

Sehun meringis, Yoona memang benar-benar sesuatu. Rusuknya sakit tapi tak terlalu sakit cuma ekspresinya saja yang berebihan. Berniat ngedrama supaya Yoona tersentuh, nyatanya? Tidak sama sekali. Yoona dengan hati batunya memang susah untuk di taklukkan.

"Bantu aku berdiri Yoong." Pinta Sehun.

Yoona mendengus, meskipun begitu ia tetap meraih tangan Sehun yang terulur padanya. Yoona tak benar-benar kesal sebenarnya kepada Sehun, faktanya ia hanya hoby menyiksa Sehun. Begitulah.

Mereka sama sama duduk di tepi rancang dengan kesibukan masing-masing. Yoona yang bercengkrama dengan Taeyeon di telpon dan Sehun yang sibuk dengan gamenya.

"Sehun." Panggil Yoona sembari menyodorkan ponselnya kepada Sehun.

"..."

"Oh Sehun bodoh, Taeyeon eonni ingin bicara padamu!" Hardik Yoona kesal.

"Apaan sih teriak-teriak, biasa aja kali. Kamu kira ini hutan?" ucap Sehun ringan sembari menyambar ponsel yang berada di genggaman Yoona. Sebelum Yoona sempat mengomel Sehun lebih dulu pergi meninggalkan gadis itu menuju balkon, tak lupa ia menyambar rokok yang berada diatas nakas.

Ya, Sehun merokok. Sekeras apapun Yoona melarang tetap saja tidak mempan. Mereka pernah bertengkar hebat dulu malah karena persoalan merokok ini.

Yoona mencembik memperhatikan punggung Sehun, wanita itu meraih ponsel Sehun dan membuka aplikasi game Township miliknya. Kenapa milik Yoona? Karena sejatinya Yoona Cuma numpang nginstal di hp Sehun. Iyain aja.

"Halo noona. Apa kabar?"

"Oh Sehun sombong sekali kau sekarang ya? Mentang-mentang job mu banyak atau mentang-mentang kau tiap hari ketemu model dan artis cantik, sebab itu kau melupakan noonamu ini?"

Sehun tersenyum mendengar Taeyeon mencerocos, ia menghisap pelan rokoknya sebelum menghembuskan asapnya keudara.

"Noona tambah cerewet ya? Ada apa noona? Katakan saja."

Ya, Sehun cukup tau tabiat 3 kakak beradik itu. Sehun sudah mengenal mereka selama lebih dari setengah umurnya.

Taeyeon terkekeh pelan diujung sana, Sehun memang bisa diandalkan tapi kadang Taeyeon merasa terlalu merepotkan pemuda baik hati itu.

"Sehunna, ibuku akan datang kerumah lusa. Tolong ajak Yoona kesuatu tempat ya, kemanapun. Jangan biarkan dia bertemu ibu." lirih taeyeon.

"Lusa? Kenapa mendadak sekali noona?" Kepala Sehun berdenyut dia harus ke Jeju untuk pemotretan lusa pagi.

"..."

"Baiklah, jangan kuatir noona. Dia akan baik-baik saja." Jawab Sehun sebelum menutup telepon dari Taeyeon.

Sehun berjalan menghampiri Yoona yang tertidur di tempat tidurnya. Ia kemudian duduk di tepi tempat tidur sembari menatap wajah polos Yoona. Cantik memang, sahabatnya memang sangat cantik, selain banyak hal mungkin karena Yoona cantiklah salah satunya kenapa Sehun bisa jatuh cinta. Realitanya tidak pernah ada persahabatan yang murni tanpa melibatkan perasaaan antara lelaki dan perempuan. Sehun sangat menyadari itu dan dia mengakui dia jatuh cinta kepada Yoona tapi tidak pernah mengungkapkan kepada gadis pemarah itu. Bukan karena takut ditolak tapi lebih ke dimana ia menjaga gadisnya, ada hal lain dari diri Yoona yang perlu dia jaga. Yoona sangat sensitif dengan hal-hal tertentu.

AnehWhere stories live. Discover now