Bab. 5

840 70 16
                                    

hari terus berlalu dan akhirnya hari ini aku akan mengikuti upacara pembatisan. upacara itu akan diadakan di gereja. jadi saat ini aku sedang bersiap untuk pergi kesana bersama dengan ibu.

" Nicole. apa kau sudah siap? "

" hai, okaa-sama "

" kalau begitu ayo pergi! "

aku mengangguk kemudian berjalan mengikuti ibu dan masuk kedalam kereta kuda.

aku sudah tidak sabar untuk ini!
setelah upacara ini selesai aku pasti akan belajar sihir!.

" Okaa-sama. nanti ajari aku menggunakan sihir! "

" hem. baiklah " ucap ibu kemudian tersenyum padaku.

" tapi kenapa nicole ingin belajar sihir? " lanjutnya.

" emm.... karena sihir itu keren!! "

" ahahaha... tapi jangan gunakan sihir untuk kejahatan ya! "

" hai, nicole akan menggunakan sihir untuk melindungi Otou-sama, Okaa-sama, dan Onii-sama! "

" baguslah. tapi itu masih terlalu cepat untuk nicole " ucap ibu sambil mengelus kepalaku.

perjalanan kami dipenuhi dengan canda tawa antara ibu dan putrinya. tanpa terasa kami sudah sampai di gereja tempat pembatisan.

waktu yg ditempuh untuk sampai disana hanya butuh 30 menit. tidak terlalu lama karena gereja itu masih masuk kedalam daerah yg di perintah oleh ayah.

Cklek...

kami keluar dari kereta. saat melihat keluar disana sudah banyak anak-anak yg siap dibatis entah itu bangsawan atau rakyat jelata.

" ayo, nicole! "

" hai, okaa-sama "

aku berjalan mengikuti ibu sambil bersembunyi di belakangnya. aku tidak tahu ternyata ibu sangat terkenal. bahkan saat ini dia sedang di kerumuni oleh anak anak yg mengaguminnya. rata-rata anak yg akan dibatis berumur 5 tahun. jadi hanya aku yg kecil disana.

aku tidak ingin mencolok.

" Silfia-sama, siapa anak perempuan yg dibelakang anda itu? " tanya seorang gadis berambut biru.

" ah...dia ini putriku Nicole, tolong berteman baik dengannya ya! "

" hai, Silfia-sama, dan salam kenal Nicole-sama "

" yo-yoroshiku " ucapku pelan.

" wahh... kawai! "

" nah upacaranya hampir dimulai ayo kita masuk kedalam " titah ibu dan semua anak-anak disana hanya mengangguk setuju.

kami pun masuk kedalam.

disini aku memang tidak ingin mencolok. tapi ternyata disini hanya aku yg memiliki rambut putih yah walaupun tidak sepenuhnya putih. tetapi tetap saja mencolok. apa lagi dengan ibu yg berada di sampingku.

ah!. sepertinya upacarannya akan dimulai.

seorang pendeta maju lalu meletakan sebuah bola kristal disana. setelah dijelaskan ternyata kristal itu adalah alat yg digunakan untuk melihat status. jadi alat itu ya yg dimaksud megami-sama!.

" kalau begitu saya akan memulainya. yg dipanggil harap maju kedepan kemudian letakan kedua tangan diatas bola ini! " ucap sang pendeta.

pertama yg maju adalah seorang gadis bersurai kuning dengan mata biru gaya rambutnya seperti drill dan memakai gaun biru muda. sepertinnya dia seorang bangsawan. dia maju dengan pedenya dan memegang bola cristal itu. dan tiba- tiba sebuah hologram itu muncul. bahkan kami semua dapat melihatnnya.

Re : Life In Another World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang