Bolak-balik

981 168 5
                                    

"Anjiiiiiiiir"

Brian mengeluh panjang, sambil menyandarkan punggungnya ke tembok. Kemejanya yang hitam pasti terkena noda cat yang sudah terkelupas dan menjadi debu saat ini. Tapi Brian tidak lagi peduli. Kepalanya berputar dan perutnya lapar, dia tidak sempat makan siang.

"Kenapa gak beres-beres sih? Gua udah macam orang ngantor balik jam 5 bareng karyawan lain."

Jae diam, mengangguk lesu sambil meminum teh kotak yang hanya tersisa satu seruput saja. Kepalanya juga pusing, seharian memandangi layar laptop dan harus memandangi ribuan data dengan font yang kecil. Bersyukur matanya tidak loncat keluar dan menabrak layar laptop.

"Mana hujan lagi."

Mereka berdua mendongak, memandangi hujan yang semakin ganas seiring datangnya malam. Jae dan Brian belum jauh dari perusahaan tempat mereka melakukan penelitian, baru saja pergi sekitar 500 meter tiba-tiba hujan mengguyur tanpa peringatan. Untung saja ada warung kecil disudut jalan, mereka memutuskan untuk berteduh.

Udara semakin dingin sekarang.

"Mana didalem kaga boleh bawa hp."

"Kalau ada hp gua bisa chat elu Bri, biar makan bareng di kantin."

"Gedung gua ke gedung elu jauh, jalan ke kantin makin jauh. Modar aja."

Brian mendengus, Jae nyengir pahit. Benar sih, jarak antar gedung di perusahaan tempat mereka melakukan penelitian sangat jauh. Belum lagi larangan membawa ponsel ke dalam area produksi dan kantor. Membawa laptop saja harus membuat surat izin, bagaimana mereka tidak lelah?

"Gua gak makan padahal disuruh makan bareng orang kantor. Gila ya, udah semacem karyawan."

Brian tertawa, menanggapi ucapan Jae yang bernada muram. Hari ini berlalu dengan lambat, begitu juga lusa dan seterusnya. Jae dan Brian harus datang ke perusahaan paling tidak 2 hari dalam seminggu. Mengambil data dan melakukan proses bimbingan dengan pihak perusahaan bukan hal yang sepenuhnya menyenangkan, apalagi di musim hujan seperti ini.

"Kenapa mesti hujan sih?"

"SST! Ngomong tuh dijaga Bri!"

"Iya maap."

Brian menghela nafas, lalu menyeruput kopi hitam nya yang sudah tidak lagi hangat. Tubuhnya kedinginan, makan gorengan 5 buah juga percuma. Brian tidak mungkin bisa kenyang.

"Nyimpang dulu yu ke DU, makan."

DU, alias Dipatiukur. Disana banyak tempat makan atau angkringan pinggir jalan yang enak. Brian suka tempat itu, banyak makanan yang dia suka dan tentunya tidak terlalu mahal.

"Jangan Mcd mulu." Lanjutnya, sambil menoleh ke arah Jae yang memandang lurus ke badan jalan. Kacamatanya semakin melorot sekarang.

"Iya, hayu. Gua juga laper Bri. Pokoknya malem ini gua mau tidur pules, untung besok cuma asistensi doang."

"Untung gua libuuuuuuur!"

Jae memandang Brian masam. Benar, besok hari Sabtu dan hampir semua mahasiswa di jurusan mereka libur karena tidak ada jadwal apapun. Tapi tidak bagi Jae dan rekan asisten lainnya. Biasanya hari Sabtu adalah hari asistensi, atau hari dimana mereka membimbing praktikan untuk mengerjakan proyek, laporan dan lainnya. Mirip bimbingan, hanya saja proyek yang dilakukan adalah tugas dari Lab.

"Makanya suruh siapa lu jadi asisten"

"Iseng doang awalnya, tau nya capek juga."

Benar-benar bukan hal yang menguntungkan bagi Jae. Jae bahkan sudah 2 minggu tidak ikut bimbingan dengan Bu Inggrid karena jadwal bimbingan yang bentrok dengan jadwal mengajar.

"Semangat."

Brian menepuk pundak Jae pelan, berusaha memberikan dukungan sebisanya. Brian tau ucapannya tidak akan membantu banyak, tapi dia berharap Jae bisa sedikit terhibur.

"Lu juga Bri, semangat."

"Yoi, kita mesti semangat, mesti harus bolak-balik ke sini terus. Kalau bukan buat TA gua ogah kesini lagi."

Betul!

Mereka harus kembali ke tempat ini untuk entah berapa lama.

Malam semakin pekat, tapi hujan sudah tidak sederas sebelumnya. Brian beranjak dari duduknya, lalu berlari kecil ke tepi jalan. Tangannya menengadah.

"Tinggal gerimis!" serunya dengan cengiran lebar khas Brian. Jae menggeleng, namun tetap mengikuti Brian dan beranjak dari duduknya. Langkahnya beradu dengan jalanan yang tertutup kubangan.

"Ya udah ayo pake jas hujan aja. Lu mah urusan perut semangat amat"

Satu kalimat itu rupanya membuat Brian tersenyum semakin lebar.

(maaf baru update huhu, semoga kalian ga bosan sama ceritanya Jae yang satu ini haha, kalau ada kritik dan saran silahkan komen ya!)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(maaf baru update huhu, semoga kalian ga bosan sama ceritanya Jae yang satu ini haha, kalau ada kritik dan saran silahkan komen ya!)

Day6 Series : Revisian JaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang