Tragedi Dewa

1K 176 17
                                    

Hari Rabu yang tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari Rabu yang tenang.

Jae, Satya, serta Wira sengaja datang ke kampus lebih awal untuk sekedar nongkrong. Kebetulan hari Rabu jadwal mereka sama sekali tidak padat.

Hanya satu mata kuliah, itupun dimulai pukul 10 dan berakhir pukul 12.

Akhirnya..

"Si Brian bentar lagi kelar kuis. Jangan kemana-mana katanya." Ujar Satya sambil mengecek ponselnya, nampaknya Brian mengirim pesan. Tapi, bagaimana bisa dia memegang ponsel saat kuis berlangsung?

"Bang Bri kok bisa main hp sih?" Wira mengerutkan dahi, melontarkan pertanyaan yang hampir saja Jae lontarkan, hanya saja dia kalah cepat.

"Tau tuh, bocah edan si Brian."

Jae tertawa mendengar kalimat kejam dari Satya. Memang, Brian itu bocah gila yang kadang tingkahnya tidak bisa diprediksi. Dia anak yang pintar, tapi cenderung susah untuk mematuhi aturan. Benar-benar berjiwa bebas.

"Paling si Brian nyontek dari hp. Atau nanya kelas lain terus minta jawaban kuis, tuh anak kan akalnya banyak." Ucap Jae dan langsung disambut anggukan dari Wira dan juga Satya. Jelas sekali, mereka sudah hapal tabiat temannya yang satu itu.

"Nah, tuh makhluknya muncul." Satya menunjuk ke arah segerombolan orang yang berjalan melintasi koridor, Jae menyipitkan mata, mencari sosok Brian yang berjalan santai dengan menenteng ransel dengan pundak sebelah kanan.

Brian melambaikan tangan ke arah mereka, wajahnya sumringah.

"Sini lu!"

Jae berseru, tanda bahwa Brian harus segera meninggalkan teman-teman sekelasnya dan segera bergabung dengan mereka di area v-block.

"Gua kesana ya!"

"Oke Bri!"

Ucapan selamat tinggal singkat diutarakan Brian sambil lalu. Lelaki itu berjalan mendekat, lalu mendaratkan pantatnya diatas tempat duduk berbentuk huruf v yang biasa disebut v-block oleh mahasiswa jurusan mereka.

Brian nyengir seperti biasa.

"Sukses bang kuis nya?"

Pertanyaan Wira disambut senyuman maut Brian. Tidak sih, yang bilang Brian punya senyuman maut hanya anak-anak cewek junior mereka saja, dan Brian bangga dengan pujian itu.

"Untung ada jawaban dari kelas tetangga."

"Dapet mulu lu mah, heran."

Brian tertawa mendengar gerutuan Satya sambil melipat kedua kakinya menyilang, Wira ikut tertawa melihat tingkah Brian yang cuek.

"Gua lupa ada kuis, pas banget sebelum masuk si Dimas ngomong ada kuis, langsung gua mengatur strategi perang."

"Bisaan lu."

"Eh tapi gua bagi-bagi jawaban ya, kagak pelit, gua langsung kirim ke grup kelas."

"Di grup kelas lu ada dosennya kagak?"

Day6 Series : Revisian JaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang