9. Villa (c)

55 6 0
                                    

Bogor, 8 Januari 2019.

Dear diary,
Semuanya terlihat bahagia. Canda dan tawa terhias disana. Hari ini adalah hari yang menyenangkan. Terutama untukku. Tak ada duka menghias, walau luka masih menganga.

Hari ini mereka tersenyum,

Tertawa lepas,

Saling melemparkan lelucon,

Aku bersyukur,bersyukur karena aku dapat menjadi bagian dari mereka. Mereka membuatku melupakan masa kelam ku dulu. Masa dimana tidak ada yang menginginkan kehadiranku.

Semua berasal dari diriku sendiri. Dulu aku sangat bawel, seperti Rea mungkin. Karena 'mereka', aku menjadi lebih diam, menjaga segala omongan.

Di kelas 11 ini, aku akan menggunakan bahasa lo-gue bukan aku-kamu. Namun, sulit rasanya mengatur bahasa saat bersama orang yang ku anggap baik. Terkadang bahasa aku-kamu dariku keluar begitu saja. Terutama saat bersama Hans.

Dia membuatku nyaman, membuatku merasakan rasanya diperhatikan.

Aku bersyukur. 

Ara-

Naya menutup buku diarynya. Buku yang ia pegang sejak kelas 8.

Buku yang berisi tentang curahan hati Naya.

Harapan,

Sakit,

Perasaan,

Semua ia torehkan di dalam buku diary. Biasanya Naya menulis sambil mendengarkan lagu-lagu favoritnya. Menangkup wajahnya dengan bantal. Memejamkan mata dan mengatur semua keluh kesahnya agar tidak terlihat.

Diary Ara adalah Isi dari segala pikiran Naya.

**

Pagi..

Darrel,Raffa, dan Hans menginap bersama Naya dan lainnya. Naya, Shay, Fara, Queensha, Rea tidur di kamar, Darrel dan temannya tidur di ruang tengah.

Darrel ngotot ingin menginap disana kemarin, alhasil ia dan temannya dibiarkan tidur di ruang tengah oleh Rea.

Hans membuka matanya lebih awal. Mengedarkan pandangan, mengumpulkan nyawanya yang masih setengah sadar. Ia menunduk, melihat pakaiannya yang berantakan. Hans segera menurunkan kaosnya yang memperlihatkan sedikit absnya.

Penampilan Hans tiap pagi selalu sama. Kaos terangkat, terkadang pakaiannya sudah lepas. Hal itu terjadi karena saat tidur ia merasa gatal atau gerah. Hans akan membuka atau bahkan melepaskan pakaiannya tanpa ia sadari.

Terbayang jika menjadi istrinya kelak, bangun-bangun sudah melihat abs suaminya.

Naya keluar kamar, hendak ke toilet. Toilet di dalam kamar sudah diisi oleh Fara yang sedang melakukan panggilan alam. Naya terpaksa harus menggunakan toilet dekat dapur.

Toilet di dapur sedikit luas ruangannya. Memiliki dua pintu, pintu luar dan pintu dalam. Westafel dan closet dipisahkan.

Naya memasuki toilet, pintu nya tetap ia biarkan terbuka. Hanya pintu closet yang ia tutup.

Hans berjalan menuju wastafel. Mencuci wajah. Hans terdiam dan menatap cermin di depannya. Hans mengambil sikat gigi dan pasta gigi, menaruh pasta gigi diatas sikat gigi. Menggosok cepat gigi-giginya. Setelah selesai menggosok gigi, Hans mengganti pakaiannya. Hans membuka kaosnya, lalu menaruhnya di sisi wastafel.

AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang