8. Villa (b)

53 7 0
                                    


Darrel, Raffa diintrogasi oleh Rea dan lainnya. Naya tidak ikut mengintrogasi mereka. Naya terlalu malas untuk mengurusi mereka.

"Ngapain kalian kesini?" Rea bertanya dengan raut wajah kesal. Kesal karena acara liburan mereka harus berantakan karena kehadiran Darrel, Raffa, dan Hans.

"Mampir doang." Raffa mengulang apa yang Hans ucapkan sebelumnya.

"Lo tau lokasi kita darimana?" kali ini Shay bertanya pada Darrel.

"Kita emang udah liburan disini dari kemarin, terus si Raffa ngasih tau kalo lo ada disini juga, lewat sg." Darrel tersenyum pada Shay.

Shay membalas senyuman Darrel dengan wajah yang sulit diartikan.

"Salah milih lokasi kita re." Queen menepuk pundak Rea. Rea menganggguk tanda setuju.

"Terus sekarang kita ngapain?" Naya angkat bicara. Bosan dengan pembicaraan teman temannya.

"Usir mereka pergi."

"Liburan bareng."

Mereka mengucapkannya dengan serempak. Pihak Rea menginginkan pihak Darrel pergi. Pihak Darrel menginginkan liburan bersama.

"Kalian semua tuh, ribet." Naya memutar badannya lalu pergi ke dapur. Mencari cemilan untuk dimakan.

Queen menatap sengit ke arah Darrel.

"Ape lo liat-liat, misqueen ?" Darrel menatap sinis Queensha. Darrel meluruskan pandangan. Shay pergi dan duduk di sofa.

"Jadi ?" Hans bertanya pada kedua pihak. Jenuh dengan perdebatan keduanya.

"Liburan bareng aja. Seru." pinta Raffa.

"Iya,bareng aja Re. Gue bayarin biaya makanan kalian deh." Darrel memohon pada Rea. Darrel memegang tangan Rea, lalu melakukan puppy eyes. Meskipun tidak terlihat anak anjing. Darrel tetap berusaha.

"Gue geli ngeliat muka lo yang dibikin bikin itu." Rea menepis tangan Darrel dari tangannya. Khawatir kuman konyol dari Darrel menular.

"Gue ijinin. Asal lo beres-beres, nyapu, ngepel, beliin kita makanan. Gimana?" Rea memberikan Darrel,Raffa, dan Hans syarat.

"DEAL !" seru Darrel dan Raffa semangat. Rela memenuhi syarat hanya untuk bersama orang yang mereka sukai.

"Gue ga ikutan. Gue bantu jaga Ara aja. Dia masih butuh pendamping soalnya.."

"Ara siapa dah?"

"Nay ara. " eja Hans.

Semua membentuk huruf O dan mengangguk mengerti.

"Pendamping pale lo. Bilang aja mau modus." ucap Fara, lalu pergi menyusul Shay.

**

"Guys, gue pergi keluar dulu ya. Bentar, mau nemuin seseorang." Rea pamit pada semuanya kecuali Darrel, Raffa, dan Hans.

Shay mengangguk.

"Hati-hati ya." pesan Fara lalu melambaikan tangannya.

"Pulang bawa makanan !" seru Naya saat Rea sudah lumayan jauh.

Naya bosan. Menggaruk tengkuknya yang tak gatal lalu beranjak pergi ke luar. Melihat pemandangan diluar.

Mengedarkan pandangan dan merentangkan tangan. Menutup mata,merasakan semilir angin di menerpa wajahnya.

Naya tidak menyadari ada seseorang yang memperhatikannya di bangku teras.

Siapa lagi jika bukan Hans.

AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang