1

1.6K 114 2
                                    

"Angkat tangan! Berlutut di tanah sekarang!!"

Suara peringatan itu membuat pria yang sedang asik mencoret dinding dengan cat kaleng di tangannya itu, tersenyum kecut dan mengangkat tangannya.

"Duduk berlutut di tanah!"

"Bisakah tenang? Aku yang melanggar kenapa kau yang ketakutan?" tanyanya dengan menatap dingin pria yang memegang pistol di tangannya.

"Jangan banyak bicara, ikut aku ke kantor polisi sekarang"

Masuk ke dalam mobil mewah yang di lengkapi dengan alat komunikasi milik polisi menjadi musik untuk pria sang pelanggar aturan.

Di perjalanan yang membosankan, pria itu hanya menyenderkan kepalanya di kaca mobil, dan memejamkan matanya sedikit untuk masuk ke dalam dunia mimpi.

"Keluar sekarang" ujar si Polisi

"Polisi bodoh mana yg menyuruhku keluar dengan kondisi tangan terbogol?" masih menjawab meskipun memejamkan matanya.

Brak!

Polisi itu membanting pintu kesal karena melakukan hal bodoh di dahadapan pria pelanggar aturan ini. Membuka pintu mobil dan menarik pria itu untuk keluar dan ikut masuk ke dalam meja sidang.

Ctak ctak ctak

"Nama?"

"Kim Taehyung"

"Kau melanggar, merusak hak dan milik seseorang itu melangg-"

"Berikan aku telpon sebelum aku merusak tubuhmu"

********

"Kemana pria bodoh itu, setiap mabuk selalu pergi ke sana dan ke mari!!" di dalam sebuah rumah ada 2 orang yang mengkhawatirkan sang adik angkat.

"Kau sudah berusaha menelponnya belum?" tanya gadis di sampingnya yang duduk menatap pintu rumah.

"Ayolah nyonya Irene, aku mohon padamu. Sudah berapa kali kau menanyakan hal seperti itu?" pria yang di tanya menjawab sambil menghampiri Irene dan duduk di sebelahnya

"Kim Seokjin, sudah berapa kali kau mengatakan bahwa Taehyung pria bodoh?" tanyanya lagi sambil melihat ke arah Seokjin dengan tatapan dinginnya.

"Y-ya baiklah akan aku tel-"

Ddrrrttt!! Drrrttt!!!

Getaran keras terasa di paha Seokjin, baru saja dia ingin mengambil handphonenya untuk menghubungi Taehyung. Seokjin melihat layar handphonenya nomor polisi yang menghiasi layar handphonenya itu membuatnya mengeluh kasar.

"Ya, Kim Seokjin di sini?"

"Apa benar anda kakak Kim Taehyung?" tanya polisi di seberang.

"Ya benar, apa dia membuat ulah? Oh kalau begitu penjarakan saja aku sangat senang"

Plakk!!!

"Kau biarkan terpenjara akan aku buat kau terpenjara di bawah tanah" Ancam Irene.

"Jadi bisa langsung kami proses?"

"Tidak, aku akan ke sana untuk membebaskannya"

"Bayar denda di kantor polisi sekarang"

Tuuut.. Tuuut...

"Puas?" Seokjin mengelus kepalanya

Irene tersennyum indah.

*****

"Kakakmu akan segera kemari dan membayar denda untuk membebaskanmu, tapi sebelum itu kau harus di dalam sel dulu ikut aku"

Taehyung hanya ikut apa yang polisi katakan sampai kakaknya datang. Dia tidak mau membuat ulah lagi dan menambah uang untuk membayar hasil ulahnya itu kepada polisi ini.

"masuk"

Brakk!!

"Ketika aku sudah di dalam kau baru mau mendorongku?" Tanya Taehyung memberikan senyumnya yang terlihat seperti seorang pembunuh kepada polisi.

"Lebih baik aku cepat ke depan, pria ini berbahaya dari seekor singa"

Polisi itu berjalan dengan cepat seolah-olah dia menerima panggilan baru dari kasus pelanggaran baru. Setelah sampai di meja kantor polisi dia duduk dengan nafasnya yang dia hembuskan lega, dia membenarkan papan namanya agar terlihat rapi.

"Kang Daniel"

Truuutt!! Truuut!!!

"Eung?" Daniel melirik ke handphone pribadinya di atas meja.

"Ya halo adikku yang tersayang?"

"Hentikan! Menjijikan bagiku untuk mendengar suaramu yang seperti itu" Komplen seorang gadis di daerah seberang.

"Lalu untuk apa kau menelponku bodoh!"

"Nah gitu, ngegas ferguso"

"Apa? Dasar bo-, aku akan menelpon lagi nanti". Daniel menutup telponnya cepat setelah melihat seseorang datang ke kantor polisi.

"Kim Seokjin?" tanya Daniel sambil berdiri menghampiri.

"Ah iya, aku datang untuk membayar dendanya"

"23 juta won"
.
.
.
.
.
.
.

"Kim taehyung sialaaaannn?!!!!"

ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang