Manusia tak terlihat

31 5 9
                                    

Selamat siang. Holawh! Rajin rajinlah membaca ya. Happy reading.



Kami baru saja dibubarkan dari lapangan basket setelah dua jam lamanya belajar permainan bola besar ini. Temanku, Seila Veronica, tidak henti mengeluh sepanjang jalan menuju kantin. Istilah cewek takut matahari, begitu yang terjadi pada Seila. Takut kulit terawatnya berubah jadi hitam gosong, katanya.

"Udah. Pulang nanti, kamu ke salon langgananmu itu aja lagi Sei. Pakein skin care rutin mu, nanti juga kembali sempurna." Kenalin, ini Bora. Temanku juga. Nama lengkapnya Bonita Ratuliu, sama teman kelas disingkat Bora, biar simpel manggilnya alasannya.

"Ke salon matamu. Kalo harganya kayak beli makan di kantin seminggu sih mending," sewot Seila.

"Itu makan dulu bakso mu, Sei. Keburu dingin. Jangan minun teh mulu,"ucapku.

Beberapa detik setelahnya, meja yang kami huni ini sepi. Hanya kami bertiga yang sibuk dengan makanan kami masing-masing. Di kantin, cukup ramai diisi oleh anak kelas lain yang sepertinya bolos pelajaran alias free class. Dan kebetulan hanya ada beberapa bangku kosong yang tersisa secara acak, termasuk bangku di sebelah Seila, di hadapanku.

Tidak sengaja, netraku menangkap sosok Gema yang terlihat seperti orang bingung di tengah keramaian. Mungkin sadar ku perhatikan terus, dia menoleh ke arahku. Kami sempat bersitatap walau hanya hitungan detik. Setelahnya, tetap tidak terjadi apa-apa. Apa sih yang dia cari? Ngeliat muka ku kok kayak ekspresi ngeliat setan.

"Khm.. Ra, ada liat David gak?" Gema menghampiri ke arah meja kami. Sialan kamu Gema, aku yang perhatiin dari tadi. Tapi yang kamu ajak ngomong Bora. Jujur saja, aku sedikit tersinggung hari ini.

"Di lapangan besar kayaknya, tadi nentengin bola sepak." Aku hanya diam mendengarkan. Kembali melanjutkan aktiviras mengunyah pentol daging favorit di kantin ini. Masa bodoh lah mau memperhatikan atau tidak, di mata Gema aku tetap tak terlihat.

"Kalo belum dapat bangku, duduk di sini juga gak papa Gem. Daripada makan di lapangan. Jangan geer ya, aku emang baik sama temen sekelas." Kata Seila menawarkan.

"Thanks Sei tawarannya, aku duduk bareng pacarku aja hehe." Gema berlalu, menghampiri meja cewek yang menjadi kekasihnya seminggu yang lalu. Pacarku, perlu kalian garis bawahi. Satu kata yang terus terngiang di kepalaku. Bahagia banget ya kamu Gem, bisa pacaran sama Rani? Semoga terus bahagia kalau gitu.

See ya! Partnya memang pendek2 gini ya. Btw, sekilas info aja sih, kisah dalam setiap part nya adalah pengalaman nyata.
Agak sedih gitu ya, moga moga kalian yang baca cerita ini gak pernah mengalami hal yang dialami Beby ya.

CROWN PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang