Bandung, akhir pekan dibulan ini.. bulan februari.
Sebenarnya ini masih terlalu pagi untukku berkemas dan pergi. Tapi aku sudah enggan berdiam diri di kamar tanpa ada rencana apapun di pagi ini. Argo Parahyangan masih tengah siang nanti baru bisa membawaku pergi dari kota ini. Pulang? Aku berharap bisa "pulang" tapi schedule memaksaku untuk menuju ke tugasku yang berikutnya.. menjauh dari "pulang".
Aku sudah duduk di ruang tunggu Stasiun Bandung dan berbaur dengan para penumpang yang lain yang juga punya tujuan yang sama denganku, pergi dari kota ini. Bukan aku benci dengan kota ini. Kota ini sangat indah untuk dinikmati. Andai tidak ada schedule yang memaksaku untuk pergi mungkin aku masih disini dua atau tiga malam lagi. Bahkan aku harus meninggalkan tim kerja yang ikut event di Sabuga hari ini dan harus menuju Jakarta sejenak sebelum akhirnya terbang ke Solo nanti malam.
Sebotol yoghurt, notebook dan barisan kalimat menjadi kawanku menunggu keretaku yang masih beberapa jam lagi datang. Aku belum mendapat balasan dari Lucid. Sejak kemarin dia libur dan itu artinya aku harus berdamai dengan sinyal internetnya yang tidak selancar bila dia di kantor. Entah apa yang sedang ia kerjakan sekarang. Entahlah.. aku tak mau pikiranku menjadi negatif memikirkan semua itu. Kuteguk habis yoghurt yang masih tersisa di dalam botol. Rindu? Iya aku rindu. Walaupun aku bukan siapa-siapa disini.. hanya menjadi pelengkap di potongan gelap dari dunianya.. tapi aku memilikinya disitu dan itu cukup untukku. Tidak ada yang istimewa awalnya tapi kini dia jadi yang terbaik untukku sejauh ini dan kuharap akan terus jadi yang terbaik seterusnya.
Sebuah notifikasi masuk.. kulihat ada wajah Lucid yang muncul di barisan notif yang ada. Dia menghabiskan waktunya untuk memasak pagi ini. Cumi asam manis.. menu makanan yang aku nikmati akhir pekan lalu bersamanya, yang dia masak pagi ini. Pikiranku terlempar ke memori di minggu lalu. Kami duduk berdua di lantai dan menikmati seafood yang kami pesan. Cumi dan udang dengan saus asam manis. Ku kupas setiap udang dan ku letakkan dagingnya ke nasi Lucid. Alerginya membuat dia hanya bisa mengkonsumsi dagingnya saja. Kulit dan kepala udang menjadi laukku selain cumi yang ada. Ngenes ya? Hahahaha.. tapi aku cukup bahagia melihat Lucid melahap menunya sambil bercanda bersamaku pertanda moodnya telah pulih dari passed out yang terjadi.
Banyak hal yang ingin kuceritakan tentangnya.. tentang siapa dia, kenapa dia begitu istimewa, apa yang membuatku bertahan dan tinggal.. tentang perjalanan masa laluku.. dan tentang alasanku untuk berhenti dan BERLABUH..
Keretaku sudah datang.. aku harus kembali menjalankan scheduleku.. kuakhiri intro ini dan berharap barisan cerita selanjutnya bisa segera terlantun bagai melodi yang membuat sebuah lagu terus mengalun dan semua bisa turut hanyut didalamnya.
-k4yMorpheus-
KAMU SEDANG MEMBACA
BERLABUH
Randomkuharap ini bisa jadi akhir petualanganku.. aku lelah.. semoga ini adalah tempat yang tepat untuk berlabuh