Tak semua dermaga memiliki pemecah ombak yang bisa melindunginya dari tamparan keras gelombang lautan. Ombak tetap saja akan menampar kapal yang bersandar bersama dermaganya. Pada perairan yang nampak tenang pun bukan berarti tak akan ada ombak besar yang datang. Dan kini aku ada di tempat itu dan mencoba menikmati senjaku. Berteman dengan semilir angin pantai selatan dan segelas coklat hangat menemaniku melamun hari ini.
Nadir..
Yah kini aku berada di titik nadir.. entah apa yang terjadi. Mungkinkah harus kuakhiri? Mengangkat jangkar dan mulai kembali berlayar ke laut lepas? Ataukah harus membiarkan kapal ini karam disapu gelombang dan pergi menuju daratan? Aku merasa kembali kepada titik terendahku. Merasa tidak diinginkan. Merasa perjuanganku hingga sampai detik ini kuperjuangkan sendiri. Bergerak terseok-seok.. diombang-ambing gelombang yang hampir selalu pasang hanya berbekal tambatan yang ternyata juga tak sebegitu kokoh.
Aku masih berada di sini, meringkuk di tepian dermaga bersama si iblis kecil. Merasa tersudut dan terbuang. Begitu banyak godaan untuk kembali ke lautan lepas sana dan mengangkat kembali jangkar yang sudah kutanamkan di dermaga. Ikan-ikan besar masih mengeriap menantang untuk ditangkap. Putri duyung pun masih terus bernyanyi sambil menunjukkan kemolekannya di atas karang. Mahkluk-mahkluk lama yang terus memanggilku untuk kembali bertualang dengan mereka. Dan juga rayuan-rayuan biota lain yang cukup menggiurkan untuk diburu.
Kata-kata dia mencukupkanku kini terasa kecut di bibirku. Aku tak bisa membohongi diri sendiri.. mulutku sulit berujar hal itu lagi. Kehilangan feel? Entah apa yang membuat hal itu terjadi, tapi memang benar-benar hilang feel yang selama ini ada. Entah karena bosan atau sudah tak ada lagi yang bisa didapat dariku. Haruskah aku pergi setelah dia sukses mengulitiku dan melepas segenap baju zirahku? Lelah.. aku lelah untuk terus menahan diriku sendiri. Mencoba terus bersabar dan bersabar. Begitu besar godaan di luar sana tapi aku tetap masih duduk tenang di sini.. di dermaga yang mengayun-ayunku kesana kemari.
Kegelapan mulai menunjukkan tajinya dengan menelan sang terang lalu meninggalkan beberapa bintang tanpa keberadaan bulan yang menerangi langit kali ini. Gelap dan dingin.. sama seperti yang kurasakan sekarang. Entah kenapa kembali kurindukan baju zirahku.. yang bisa menyembunyikanku saat aku merasa terpuruk seperti ini.
Saat apa yang aku butuhkan malah menjadi beban setelah mungkin semua sudah didapatkan, Tunai sudah janji bakti?.. jadi harus berkemas lalu bersiap untuk pergi? Atau tetap menunggu janji memberikan yang terbaik? Aku tak tau sesabar apa lagi diriku.
Dan memang ternyata aku tak seberharga itu.. masih kurengkuh semua serpihan yang ada.. mencoba menutup semua celah-celah yang ada walaupun dengan gemetar menahan semua rasa yg ada. Masih menunggu di sini. Di sudut dermaga.. sendiri.. hanya ditemani dinginnya angin dan si iblis kecil yang terus termenung kosong menatap ombak yang terus menghajar kapal. Tak ku sesali segenap perjuangan dan pengorbanan yang telah ku upayakan. melawan semua trauma bahkan melompati limitku untuk memberinya yang terbaik.. Aku sama sekali tak menyesali hal itu.. Hanya ku renungi apa yang akan kulakukan kedepan. Bersiap dengan apapun yang akan terjadi kelak.. bertahan? Pergi? Atau malah layu lalu mati.
Senja pasti akan berlalu dan akan bergulir menuju pagi..
"Hai iblis kecil, haruskah kita pergi? Atau mau bertahan lagi?"
K4Y MORPHEUS
KAMU SEDANG MEMBACA
BERLABUH
Randomkuharap ini bisa jadi akhir petualanganku.. aku lelah.. semoga ini adalah tempat yang tepat untuk berlabuh