D-uapuluhtiga√

20 5 10
                                    

"AAAAAAAAAA"teriak Klara mengagetkannya dua orang yang sedang disampingnya

Dia mimpi!
Ternyata semuanya mimpi!

Dengan begitu panjangnya kisah itu, dan itu hanyalah mimpi? Rasanya tak masuk akal.

Nafas Klara memburu. Dahi nya sudah dipenuhi peluh. Mukanya terlihat ketakutan. Tubuhnya bergetar. Apakah benar Azka menamparnya tadi? Apakah semuanya benar?

"Ra? Lo gapapa kan?"tanya Lara memegang bahu Klara memastikan

Klara langsung memegang pipi kanannya, "Azka. Azka nampar gue, iya Azka nampar gue, azka nampar gue. Iya itu benerann"gelisah Klara

"Ha? Azka? Nampar lo? Kapan? Daritadi lo tidur"ucap Agis

"Azka jahat, iya azka jahat. Azka nampar gue"oceh Klara

Agis menarik bahu Klara agar menatapnya. "Apa? Kenapa Azka jahat?"tanya Agis

Klara melihat Agis dan Lara bergantian, "Ha? K-ko kalian? Gue kan dirumah sakit. Iya gue di rumah sakit bukan disini. Dan mana Nina? Mana Nina? Dimana semua orang? Dimana?"

"Tenang Ra tenang"ucap Agis menenangkan

"Kenapa gue disini? Kenapa? KENAPAA?!"teriak Klara

"Ara? Hey tenangg. Ada apa?"tanya Agis

Yang ditanya malah langsung menangis dan membuat kedua sahabatnya itu kebingungan.

"Ara?"tegur Lara, "Lo takut? Sini"lanjut Lara memeluk Klara

Klara langsung membalas pelukan itu dengan erat. Dia takut. Bahkan sangat takut. Dia menangis sesenggukan. Badannya bergetar hebat. Agis hanya mengusap-usap punggung Klara dan memilih diam agar Klara lebih tenang. Setelah tangisan Klara mulai lirih, Lara langsung melepaskan pelukan itu.

"Kenapa? Lo kenapa? Cerita sama kita"tanya Lara

Klara menarik nafas dan menghembuskannya. Namun tetap saja Klara masih gemetar.

Lara mengusap rambut Klara lembut. Dia tahu bahwa sahabatnya ini sangat ketakutan. Agis hanya mendekap Klara dari samping sambil mengusap-usap lengan Klara.

Agis melepaskan dekapannya. "Kenapa? Ada apa?"tanya Agis sambil mengusap jejak air matanya

Tangannya gemetar. Dia masih takut.

"Lo mimpi apa?"tanya Lara

"Mimpi?"tanya Klara

"Iya. Lo mimpi apa Ra?"tanya Agis

"Itu bukan mimpi. Bukan. Bukan. Iya bukan. Itu kenyataan"ucap Klara dan membuat kedua sahabatnya tambah bingung

"Tenang Ra..."ucap Agis mengusap punggung Klara

"Gue rasa itu nyata"lirih Klara, namun bisa didengar oleh kedua sahabatnya itu

"Yaudah, sekarang tenangin aja diri lo, hati lo, dinginin kepala lo, pikir baik-baik. Kita tunggu dibawah aja ya? Mamah bentar lagi sampe kesini"ucap Lara panjang lebar

"Mamah emang kemana?"tanya Klara

"Lo gak lupa ingatan kan?"tanya Agis

"Mamah kemana?"tanya Klara mengulang

"Kan mamah lo kerumah kakek"jawab Lara

Klara hanya melongo tidak tahu.

"Gis ceritain gih. Kayanya dia emang lupa"titah Lara

"Dih lo aja ah"tolak Agis

"Ya lo dong, kan tuaan lo sama gue juga"balas Lara

"Ya maka dari itu, karena lo paling muda disini, gue nyuruh lo"balas Agis

Sang Pengubah [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang