0.3 Tak terduga

29 1 0
                                    


                🐞🐞🐞🐞🐞🐞🐞
.
.
.
.
.
.

Beberapa minggu setelah kejadian duka tersebut, suasana pagi menyambut keluarga Dirgantara, tetapi semua dipenuhi dengan keheningan. Mungkin, suasana duku masih menyelimuti keluarga ini setelah kehilangan pahlawan dalam keluarganya. Untuk memecahkan keheningan tersebut, Alina mencoba mengajak bicara kedua anaknya.

"Putri mau pergi sama abang atau diantar Pak Dadang?" Tanya Alina kepada Putri

"Putri pergi sama abang aja, mah"

"Eitsss.... Ga bisa, Put. Gue masih ada urusan yang harus gue selesaiin"

"Urusan apa, bang?" Tanya Alina penasaran

"Hmm.... Urusan cowok mah, biasa" Elak El

"Bang El mau jemput ceweknya kali, mah" Celetuk Putri

"No, no, no, abang ga punya cewek. Udah ya, Abang berangkat dulu mah" Ucap El sambil menyalimi tangan Alina

Dan

"Belajar yang bener lo. Ga usah mikirin masalah ini lagi, ini biar jadi urusan gue" Lanjut El sambil mengacak ngacak rambut adiknya

"Ihhh abang... Jadi berantakan jadinya" Kesal Putri

"Udah... Udah. Kamu hati hati ya, El. Putri lanjut sarapannya dulu" Tegur Alina

"El pamit, Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikum salam"

                      🐞🐞🐞🐞🐞🐞🐞
.
.
.
.
.
.
.

"Sarapan dulu,  Za" Ucap lelaki paruh baya yang sedang berada di meja makan

"Gak nafsu!!!" Cetus lelaki remaja itu

"Jangan jadi pembangkang ya kamu. Papah ga ngajarin kamu buat ngelawan sama orang tua, REFANZA!!!"

"Kapan anda mengajari saya tentang arti sopan santun? Ckckck, saya lupa. Saya sudah ga punya orang tua"

"Aza!!! Berani kamu bercira seperti itu hah? Kamu anggap papah ini apa? Kamu anak papah, nak"

"Anak? Sejak kapan???? Bukannya setelah kepergian mamah, papah udah ga pernah sayang sama Aza lagi ya? Gara gara perempuan matre itu mamah meninggal dan gara gara perempuan matre itu, Papah bukan lagi papah yang aku kenal" Ungkap Refan sambil mengeluarkan isi hatinya.

Sekitar 3 tahun lalu, Syila Mahardika, Ibunya meninggal karena bunuh diri. Dan bunuh diri itu disebabkan karena Jo berselingkuh dengan Andini. Hingga saat ini, Refan masih tak terima dengansemya ini. Karena bagaimanapun Jo dan Andini penyebab kematian orang tersayangnya. Sejak saat itu, sikap Jo yang tadinya sangat manis dan perhatian kepada Refan kini berubah menjadi tegas dan emosian. Tentu saja, ini yang membuat Refan juga berubah sikap 100%.

"Ini takdir Refan"

"Udahlah, aku males ngomong sama papah"

"Papah bakal bantu kamu tentang permasalahan kamu dengan keluarga Dirgantara. Papah bakal bebasin kamu dan temen temen kamu dari tuntutan mereka"

"Gak perlu, aku ga butuh bantuan papah. Aku bisa selesaiin masalah ini sendiri". Ucap Refan lalu bergeras menuju garasi rumahnya untuk menaiki motor kesayangannya menuju Bescame BARBAR.

                       🐞🐞🐞🐞🐞🐞🐞

.
.
.
.
.

Saat perjalanan menuju sekolah. Mobil yang dikendarai Pak Dadang mendadak mogok dan terpaksa Putri harus mencari kendaraan umum. Taksi? Oh tidak, Putri lupa membawa handphonenya.

"Maaf ya neng putri"

"Iya. Gak apa apa Pak, nanti Putri cari kendaraan umum aja"

"Hati hati ya neng cantik"

"Siap pak"

...........

Tin tin tin
Suara klakson membuat putri menengok dan mencari arah kelakson tersebut

"Kalo jalan tuh minggir" Ucap lelaki itu seraya mengomeli putri

"Bodoamat" ketus Putri

"Mau bareng?"

"Ih ogah, kenal juga nggak"

"Yaudah gue pergi"

"Eh iya iya, gue nebeng ya. Berbubung bentar lagi bel"

"Lo anak sekolah mana?"

"Harapan bangsa"

Seketika membuat lelaki itu tertegun. Dan sepertinya ia mengenali gadis ini. Ah iya. Gadis ini adalah anak dari keluarga Dirgantara yang meninggal karena lemparan batu dari lelaki ini. Tapi tunggu, apa gadis ini tidak mengenali Refan? Hmmm baguslah kalo gitu.

"Heh bego, kok lo ngengong sih?"

Tanpa jawaban, Refan langsung melesat menuju SMA Pelita Harapan.

"Terima kasih ya"

"Oh iya, nama lo siapa? Nama gue Putri. Nafisha Putri Dirgantara" lanjut gadis ini

"Refan" jawab Refan singkat

Tanpa abaaba, Refan langsung meninggalakn Putri dan melesat dengan kecepatan diatas rata rata.

"Cuek banget sih, tapi.... Untung dia ganteng wkwkwk" Gumam Putri

    Tiba tiba....

"Heh ngapain lo senyum senyum sendiri" Tepuk Lala kepada Putri, Lala adalah sahabat putri satu satunya

"Gue abis dianterin cogan"

"Gilaaaa, anak mana? Dia sekolah dimaan? Alisnya tebel ga? Tinggi ga? Jomblo ga?"

"Gak usah heboh kali, La. Udah yuk ke kelas"

               🐞🐞🐞🐞🐞🐞🐞🐞🐞🐞

Janngan lupa voment guys


Cinta Untuk RefanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang