Written by : Nota Morrey
.
.
.
.
.[WARNING +18]
Kurama mencoba memberanikan dirinya untuk pergi menemui mereka. Ia harus berbicara langsung dengan Naruto. Pria itu harus mendegar informasinya secara jelas, dan Kurama harap tidak ada yang ditutup-tutupi lagi darinya setelah ia berbicara dengan Naruto.
Naruto sedikit tersentak saat seseorang tiba-tiba saja menyentuh pundaknya dari belakang. Apakah itu Ookurikara-san? entah kenapa Naruto berharap itu memang dia. Namun sayangnya, ternyata itu bukan dia. Terbesit sedikit kekecewaan di hati Naruto kala mengetahui bahwa orang itu bukanlah Ookurikara. Tapi disaat yang bersamaan perasaan lain juga turut hadir saat mengetahui identitas dari si pelaku penepukan yang asli.
Takut dan ingin menghindar, itulah yang saat ini dirasakan Naruto kala mengetahui Kurama berada dibelakangnya. Apa mungkin dia mendengar semuanya? tolong jangan katakan 'iya' karena Naruto belum siap dengan segala konsekuensinya. Entah kenapa disaat seperti ini Naruto mengharapkan kehadiran Ookurikara disampingya.
"Kurama, bagaimana kau--"
"Aku sudah mendengarnya. Jadi ini alasan kau pergi? karena perut buncitmu itu. Kau tahu, ini gila. Semuanya terasa tidak masuk akal bagiku. Bagaimana ini bisa terjadi?" -ujar Kurama.
Shokudaikiri yang menyadari kemarahan dari muridnya itu langsung berinisiatif untuk menengahi. Biarkan Naruto menjelaskan semuanya, sebagai seorang guru Shokudaikiri tahu betul bagaimana perasaan Naruto saat ini. Pemuda itu butuh waktu, sebab menceritakan pengalaman buruk mengenai dirinya kepada orang lain itu bukanlah hal yang baik.
"Tenangkan dirimu, ini tempat umum. Semua penghuni apartement ini akan langsung mengusirmu jika kau tetap tidak bisa tenang" -ujar Shokudaikiri.
"Tapi sensei.."
"--Sstt, beri dia waktu untuk menjelaskan semuanya. Kau seharusnya tahu, ini juga berat baginya"
Kurama mengusap wajahnya frustasi, kenapa harus seperti ini. Sekarang ia mulai merasa bersalah kepada Naruto. Tidak sepatutnya ia berteriak dan menjejali Naruto dengan pertanyaan-pertanyaan bodoh yang tentu saja akan menyakiti hatinya.
"Maafkan aku.."- Kurama secara tulus meminta maaf pada Naruto. Ia berjanji tidak akan bertindak diluar kendali. Benar kata Shokudaikiri, ia tidak boleh terlalu keras pada Naruto mengingat kondisinya saat ini.
"Sebenarnya aku tidak mau menghindar darimu, hanya saja aku terlalu takut untuk bertemu denganmu secara langsung. Beberapa bulan yang lalu, aku bertemu dengan teman-temanku semasa Smp. Mereka mengajakku untuk minum di sebuah club malam dekat hotel Alpard. Mereka bilang club itu terbuka bagi anak-anak sekolah seperti kami. Tanpa pikir panjang kami akhirnya masuk dan minum sepuasnya. Aku tidak tahu apa yang terjadi setelah itu, yang kuingat hanyalah aku terbangun dipagi hari dengan keadaan--"
"--sudah, tidak perlu diteruskan. Aku sudah paham maksudmu. Semua ini terjadi karena kecelakaan, itu kan yang sebenarnya ingin kau katakan?"-ujar Shokudaikiri.
"Ya"
"Kalau ini memang sebuah kecelakaan, lalu kenapa tidak kau gugurkan saja? kenapa kau masih tetap mempertahankannya?" -tanya kyuubi.
"Asal kau tahu, dari awal aku memang sudah ingin melakukannya. Kehadirannya membuat hidupku hancur, masa depanku dan segala yang kupertaruhkan terbuang sia-sia. Tapi..hiks..a-aku tidak bisa. Seberapa besar niatku berusaha aku tetap tidak bisa" Naruto mendekap perutnya erat. Meskipun bayi ini telah membuat hidupnya hancur berantakan, tetapi pada akhirnya Naruto menyayangi bayinya. Dia merasa akan menyesal seumur hidup jika dia menggugurkannya.
Kurama memalingkan wajah kearah lain, tak sanggup melihat pujaan hatinya menangis seperti itu. Selama berteman denganmya, tak sekalipun Naruto pernah menangis seperti saat ini. Apa sepenting itukah kehadiran bayi itu untuk Naruto? sampai-sampai Naruto mengalirkan air matanya hanya demi sesuatu yang bahkan belum terlahir kedunia ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dusk Till Dawn
Fanfikce[Ookurikara x Naruto] MPREG! Warning +18 "Aku tidak akan memaksamu untuk bertanggung jawab Ookurikara-san. Sebab aku tahu, sebuah hubungan tidak akan berhasil tanpa adanya cinta dari kedua belah pihak" -ujar Naruto. "Aku memang belum mencintaimu Nar...