(J)ust You

151 23 14
                                    

Jangan lupa untuk vote sebelum membaca :)








Seringkali hati bertanya, apa yang harus dilakukan ketika

akhir yang dinginkan tak sejalan dengan angan.

Aku lupa, hilang dan pergi juga jawaban.

--Constelation--

.

.

.

Kecewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kecewa. Perasaan itu seketika menyeruak ketika di pagi yang dingin, Cessa terbangun dan menerima pesan singkat berupa permintaan maaf Batinnya bergolak, ingin ia marah-marah atau bahkan merengek kepada seseorang di balik pesan ini bila tidak mengingat usia berapa ia sekarang.

Benar kata orang, LDR itu hanya putus yang tertunda. Lagi-lagi kesabaran dan kesetiaannya diuji. Jika diingat, sudah berapa kali sang lelaki hanya memberi janji yang akhirnya tak ditepati karena ketidak sinkronan situasi dan kondisi? Atau hanya semesta yang tidak pernah merestui?

Kencan beberapa bulan sekali, perayaan anniversary lewat video call, atau justru tidak seringnya kamunikasi. Di benaknya, muncul pertanyaan retoris yang tidak mampu ia jawab sampai saat ini.

Apa yang membuatku terus bertahan sama Jovian?

Entahlah. Perasaanya terombang-ambing. Memorinya membuka ingatan lama, Cessa tahu ia tidak tertarik pada Jovian bahkan setelah tahu jenis mobil Eropa yang cowok itu bawa semasa mereka SMA, atau karena cowok itu kelewat populer sampai membuat tim basket sekolah mereka sukses mengumpulkan supporter terbanyak di setiap pertandingan, atau bahkan aura pangeran yang berasal dari ketampanannya yang setara dengan pangeran Inggris. Bukan, bukan itu.

Ah, Cessa lupa. Mungkin karena ketulusan yang terpancar di mata Jovian ketika cowok itu menawarinya pulang bersama di hari yang hujan, atau karena cowok itu dengan senyum teduhnya membiarkannya menggunakan Kasur di UKS yang kebetulan tersisa satu ketika ia yakin Jo sendiri sedang sakit.

Cessa juga ingat betul, raut khawatir Jovian yang sangat kentara berbanding terbalik dengan lelah yang begitu nyata—yang Cessa yakini karena waktu jadwal terbang cowok itu yang padat-- saat cowok itu dengan terburu-buru datang ke unit gawat darurat sesaat setelah ia terserempet mobil. Cessa juga tidak mungkin lupa, bagaimana cara pandang cowok itu yang membuatnya merasa istimewa ketika melihat puluhan tatapan mata yang selalu menatap iri saat mereka jalan berdua. Mengingat betapa banyak hal yang mereka lewati bersama, rasanya itu semua terlalu berharga.

Cessa memejamkan mata sejenak, lalu menghembuskan nafas dengan berat berkali-kali. Setelah dirasa perasaannya sedikit membaik, gadis itu membalas pesan dan menjelaskan pada Jo bahwa ia tidak keberatan dengan jadwal mendadak –dan menjengkelkan—cowok itu, untuk kesekian kali.

ConSTELLAtionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang