10. An Fight.

945 79 7
                                    


Blood Troon Knight

Mereka adalah ksatria jahat yang sering meneror seluruh manusia di dunia Agarus, pada awalnya mereka hanyalah ksatria biasa tetapi mereka tercipta karena dipengaruhi oleh iblis dari Abyss.

Jumlah mereka tidak banyak, namun kekuatan mereka sangat layak dan berkualitas. Para petualang sering terbunuh saat sedang melakukan misi karena mereka bertemu dengan Blood Troon Knight.

Para Ksatria jahat itu tidak mempunyai tujuan khusus tetapi mereka memang berniat menghancurkan dunia.

Meskipun memang ada kejadian para Petualang terbunuh oleh Blood Troon Knight, kejadian itu jarang terjadi sehingga tidak membuat para Petualang sangat takut akan keberadaan mereka.

Biasanya Blood Trion Knight tidak akan menunjukkan keberadaan mereka secara menonjol, karena meskipun masing-masing dari mereka sangatlah kuat dan juga berbahaya. Guild Petualang juga mempunyai kartu truf yang juga sangat kuat.

Rumornya kartu truf Guild Petualang itu adalah sekelompok Ksatria Elit yang dilatih dan dirawat sejak kecil oleh Guild Petualang.

Mereka mempunyai berbagai macam teknik-teknik untuk bertempur, entah itu Teknik Seni Pedang, Seni Panah, Seni Tombak. Tapi semua teknik ini bukanlah teknik-teknik tempur biasa, semua teknik tempur ini diciptakan oleh para Petualang tingkat atas yang sangat kuat.

Bisa dibilang kemampuan tempur Elit Guild Petualang sebanding dengan kemampuan tempur Blood Troon Knight, oleh karena itu meskipun masing-masing dari mereka sangat kuat, mereka masih belum mau berhadapan dengan Elit Guild Petualang karena jika mereka memaksakan untuk bertempur kedua belah pihak akan mendapat pukulan yang sangat keras karena kehilangan sebagian prajurit elit mereka.

"Hey Ken, kau tunggu disini aku akan mendekat secara perlahan ke sana. Kau jangan ikut, kalau terjadi apa-apa denganmu hanya dewa yang tau hukuman apa yang akan pamanmu beri padaku." Ucap paman Peck dengan wajah serius.

"Hmm, iya iya, aku akan diam disini dan menunggu. Berhati-hatilah paman Peck!" Balasku dengan mata malas.

'Aku benci menjadi anak kecil! Kenapa aku tidak boleh bertempur hanya karena aku adalah anak kecil hah? Aku tidak sabar untuk menjadi dewasa. Tapi tidak apa-apa mana mungkin aku hanya duduk diam saja disini.' pikirku dalam hati

Segera setelah itu aku memperhatikan paman Peck yang sedang berusaha mengendap-endap mendekati kumpulan Blood Troon Knight itu.

Aku berusaha memperhatikan ekspresi wajah para Blood Troon Knight dari jauh agar aku dapat langsung memberitahu paman Peck jika mereka sadar paman Peck sedang menuju kearah mereka.

Aku menghitung jumlah mereka yang totalnya 6 orang, 2 orang sedang membakar daging babi hutan yang terlihat baru saja diburu, 4 orang sisanya sedang duduk-duduk sambil mengobrol di sebuah batang kayu besar yang sudah tumbang.

Aku yakin paman Peck mengincar 4 orang yang sedang ber ghibah ria di atas pohon mati itu, karena bila 4 itu sudah tumbang semuanya akan menjadi jauh lebih mudah untuk diselesaikan.

Aku merasakan seseorang yang sekuat paman Peck itu dari salah satu dari mereka berempat yang sedang berkumpul dan mengobrol. Bagiku wajar saja jika paman Peck mengincar dia terlebih dahulu karena bila orang yang kemungkinan besar adalah pempimyya itu terluka parah atau bahkan mati mengalahkan sisa dari mereka akan menjadi sangat mudah.

"Aku harus membantu paman Peck bagaimanpun caranya, semua akan baik-baik saja jika pemimpinnya itu bisa langsung terbunuh di bawah serangan dari paman Peck. Tapi jika pemimpin mereka masih hidup? Situasi akan menjadi jauh lebih rumit."

Aku sedang memikirkan segala cara bagaimana aku dapat membantu paman Peck diam-diam bila saja pertarungan itu menjadi lebih lama dari yang seharusnya.

Saat aku sedang berusaha berpikir keras bagaimana cara untuk menolong paman Peck, sebuah suara ledakan yang sangat keras muncul dari depan di tempat orang-orang itu sedang berkumpul.

Aku melihat paman Peck meluncur dari semak-semak tempat dia bersembunyi tadi dengan kecepatan supersoniknya, dengan pedang yang selalu dia bawa tergenggam erat di kedua tangannya.

Aku tahu sekali ketajaman pedang itu karena paman Peck menunjukan kemampuan pedang itu untuk memotong batu yang sangat keras dengan sangat mudah layaknya memotong mentega dengan sebuah pisau panas.

Di sepanjang perjalanan tadi paman Peck selalu saja sempat menyombongkan kehebatan pedang besi yang nampak hitam legam itu.

Dia menceritakan bagaimana dia mencari besi untuk membuat pedang itu yang mana dia rencanakan untuk menggunakan besi Giant Iron, besi itu memang sangat kuat dan kokoh dan menjadi bahan yang sangat digemari untuk membuat pedang-pedang besar yang kuat dan tajam.

Namun jenis besi itu jarang sekali ditemukan di Benua Lune ole karena itu wajah paman Peck terlihat sangat bangga saat dia menceritakan bagaimana dia dikejar oleh sebuah Raksasa batu.

Aku tahu paman Peck pasti akan mengincar salah satu bagian vital dari tubuh pemimpin itu, dan seperti yang sudah kuduga-duga paman Peck mengincar leher pemimpin itu.

Tapi sepertinya aku dan paman Peck terlalu meremehkan kecepatan refleks dari pemimpin itu karena ia langsung menghindar dan serangan kuat itu malah mengenai tangan dari orang itu.

Orang itu langsung saja mundur ke tengah-tengah kamp dan dengan kecepatan kilat masuk ke dalam tenda mereka.

Melihat serangan menyelinapnya mengalami kegagalan dia langsung menyerang keempat orang itu, salah satu dari mereka langsung terbunuh karena tebasan dari paman Peck langsung memisahkan kepala orang itu dari tubuhnya.

Lima orang yang tersisa bergegas mengelilingi paman Peck, belum sempat salah satu dari mereka menyerang satu lagi dari mereka mati dengan cara yang sama dengan yang sebelumnya.

Setelah kehilangan dua orang anak buahnya, pemimpin itu pun keluar dengan pedang merah cerah yang tergenggam erat di satu tangannya.

Seharusnya itu adalah pedang yang digunakan dengan dua tangan, namun melihat kondisi tangannya yang terluka parah seperti itu aku tahu mengapa dia memegang pedang itu hanya dengan satu tangan.

Dengan suara yang keras dia berkata sambil melirik paman Peck tajam.

"Siapa kau berani sekali menyerang kamp Blood Troon Knight kami?"

Paman Peck tidak langsung menjawab dan malah melanjutkan membunuh salah satu dari mereka sehingga hanya tersisa pemimpin itu dan ketiga anak buahnya.

Dengan tatapan santai, dia melirik satu per satu dari mereka. Aku melihat ketiga anak buah yang tersisa itu gemetar tak terkendali saat tatapan paman Peck jatuh kepada mereka.

"Kau tak perlu tahu namaku, Hal yang penting adalah apa kata-kata terakhir dari kalian semua?" Ucap paman Peck dengan ekspresi santai di wajahnya.





***


Ralat : Jadi pamannya Ken itu bukan pemimpin dari sebuah guild, tapi sebuah Mercenary (tentara bayaran) yang berada di bawah guild Adventurer. Satu-satunya guild resmi di dunia ini adalah Guild Adventurer.

Note : Hello? Udh lama gak jumpa! Alhamdulilah sedikit demi sedikit masalah w ilang, jadi bisa lanjutin cerita ini deh, si stay tune on this novel guys!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Legend Of Sword Mastery (Dropped)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang