Taeyeon melangkahkan kakinya di tangga kampus, Ia terlihat sedang melihat ke sekitar lorong. Tak sengaja Ia melihat Irene yang sedang merapikan rambut dan baju di depan toilet. Taeyeon mendekati Irene dengan langkah yang santai.
" Irene. ", ucap Taeyeon.
" Ah, ne. ", jawab Irene yang terlihat salah tingkah.
" Darimana saja kau ? ", tanya Taeyeon.
" Ah, aku . . . ", Irene nampak bingung ketika harus menjawab Taeyeon.
" Wae ? ", tanya Taeyeon.
" Aku baru saja bertemu para rektor untuk membahas masalah malam kelulusan. ", jawab Irene.
" Jika kau sudah selesai, hubungi aku. ", ucap Taeyeon.
" Ne. ", jawab Irene.
Taeyeon meninggalkan Irene dan yeoja itu masih mengerjapkan matanya. Irene sedikit tertunduk dan Ia menghela nafas. Irene selalu gugup saat berhadapan dengan Taeyeon, namun Ia mencoba untuk selalu tenang, meskipun berujung gagal.
Sementara itu, disisi lain, Tiffany sedang bersantai di rumahnya, namun lama kelamaan Ia merasa bosan dan akhirnya memutuskan untuk pergi ke salah satu kedai kopi.
Beberapa saat kemudian . . .
Tring . . .
Bel di pintu masuk kedai kopi berbunyi dan nampak seorang namja dengan gaya yang swag masuk ke dalam kedai. Ia melihat Tiffany sedang duduk seorang diri dan langsung menghampirinya.
" Annyeonghaseyo, Fany-ah. ", ucap namja itu.
" Hah, kau lagi. ", jawab Tiffany.
" Wae ? ", tanya namja itu sambil duduk di hadapan Tiffany.
" Ya. Siapa yang mengizinkan mu duduk di depan ku ? ", tanya Tiffany yang langsung mengarahkan garpu ke namja itu.
" N-noona, apa kau sedang tidak bercanda ? ", tanya namja itu.
" Ah. ", Tiffany menghela nafasnya dan meletakan garpu itu.
Namja itu adalah Choi Sooyoung, Ia adalah sepupu dari Choi Siwon, mantan kekasih Tiffany. Tiffany sangat membenci Siwon karena Ia mendapati namja yang terkenal sebagai aktor termahal itu mengencani yeoja lain. Namun, meskipun begitu, Sooyoung tetap berkomunikasi dengan Tiffany sebagai junior dan senior.
" Noona, mengapa kau sendiri saja ? ", tanya Sooyoung sambil melihat ke sekitarnya.
" Aku sedang bosan di rumah. ", jawab Tiffany.
" Bagaimana jika kita pergi ke pusat perbelanjaan. ", ucap Sooyoung sambil tersenyum.
" No. ", jawab Tiffany.
Sooyoung mengerti bagaimana Tiffany bersikap, Ia tidak bisa memaksakan sesuatu pada Tiffany.
" Bagaimana dengan malam kelulusanmu ? ", tanya Sooyoung.
" Sepertinya minggu depan. ", jawab Tiffany.
" Kami juga diundang untuk acara itu. ", ucap Sooyoung.
" Jinjja ? ", tanya Tiffany.
" Ne. ", jawab Sooyoung.
" Aku kira acara itu hanya untuk senior. ", ucap Tiffany.
" Sepertinya malam kelulusan nanti akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. ", jawab Sooyoung.
" Wae ? ", tanya Tiffany.
" Aku melihat Yeri memasang poster malam kelulusan dan desain sangat berbeda dari tahun sebelumnya. Aku merasa acara tersebut akan lebih bebas. ", jawab Sooyoung.
Tiffany hanya menganggukan kepala dan tak berapa lama pintu kedai kembali terbuka. Sooyoung melihat ke arah pintu dan mulutnya sedikit terbuka.
" Ah, Irene-ya. ", ucap Sooyoung.
" M-mwo ? ", Tiffany mengikuti pandangan mata Sooyoung.
Irene masuk ke kedai kopi tersebut bersama dengan Taeyeon, fokus Tiffany pun langsung tertuju pada namja yang berada di samping Irene itu. Tiffany merasa Taeyeon tampak lebih mempesona dari hari-hari biasanya.
" Aku mengerti sekarang mengapa hanya dia yeoja yang tidak bisa ku kencani. ", ucap Sooyoung.
" Maksud mu ? ", tanya Tiffany.
" Lihat saja, seleranya itu Taeyeon. ", jawab Sooyoung.
" Ada apa dengan Taeyeon ? ", tanya Tiffany.
" High class. ", jawab Sooyoung.
Tiffany memperhatikan Taeyeon dari kejauhan dan Ia mulai penasaran dengan kepribadian Taeyeon.
* * *
" Sudah lama sekali kita tidak pergi bersama seperti ini. "
" Ye, oppa. "
" Apakah kau sangat sibuk ? "
" Sebenarnya aku tidak sibuk. Hanya saja orang-orang tua di kampus itu tidak bisa bekerja seperti yang ku inginkan. "
" Jangan terlalu keras dengan mereka, Irene. "
" Aku tidak bisa seperti mu. "
Saat sedang menatap yeoja yang selalu menemani hari-hari ku ini, pandangan ku seolah teralihkan pada yeoja yang berada di seberang ku. Fokus ku langsung tertuju pada matanya yang indah dan kulit mulusnya. Naluri itu kembali merasuki tubuh ku dan aku tidak bisa mengendalikannya. Aku mulai merasa gelisah dan ingin mengetahui siapa yeoja itu.
" Ya. "
" . . . "
" Oppa. "
Aku mencoba melawan hasrat ingin mengetahui siapa yeoja itu dan mata ku terpejam seketika.
Ting . . .
" KHAAAAAAA ! "
Aku mengingatnya, dia adalah yeoja yang ku temui di lift kampus waktu itu. Aku rasa, aku harus mengenalnya lebih jauh.
* * *
Tring . . .
Tiffany melangkahkan kakinya keluar dari kedai kopi, namun tiba-tiba langkahnya terhenti dan lengannya tertahan. Ia membalikan badannya dan matanya terbuka lebar.
" T-taeyeon. ", gumam Tiffany.
Taeyeon melihat ke jari-jari tangan Tiffany yang gemetaran, hal itu membuatnya tersenyum kecil dan Ia mengusap kulit tangan Tiffany.
" Mianhae jika aku membuatmu terkejut. ", ucap Taeyeon.
" A-aniyo. ", jawab Tiffany.
Tiffany tidak mengerti mengapa dia menjadi salah tingkah dan gugup saat berhadapan dengan Taeyeon. Perlahan Taeyeon melepaskan genggaman tangannya dan Ia berdiri sejajar dengan Tiffany.
" Sudah dua kali kita bertemu tapi aku belum mengetahui namamu. ", ucap Taeyeon.
" A-aku, Tiffany. Tiffany Hwang. ", jawab Tiffany.
" Taeyeon. Kim Taeyeon. ", ucap Taeyeon sambil membungkukan tubuhnya sedikit.
" Ne. Aku mengenalmu. ", jawab Tiffany.
" Benarkah ? ", tanya Taeyeon.
" Aku rasa semua mahasiswa mengenalmu. ", jawab Tiffany.
" Menarik sekali. ", ucap Taeyeon.
Saat Taeyeon sedang berbicara dengan Tiffany, Irene hanya bisa memperhatikan dari dalam kedai dan Ia menghela nafas. Ia mulai merasa lelah dengan sikap Taeyeon yang selalu ingin mengenal yeoja baru. Ia tidak tahu apa yang sedang Ia rasakan, Ia hanya kesal bahkan benci dengan situasi itu. Ia melipat tangan di depan dada dan hanya bisa diam munggu Taeyeon.
Wae ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Peek A Boo
FanfictionMenjadi seorang mahasiswa yang populer dan dikagumi banyak yeoja merupakan hal yang biasa untuk Taeyeon. Namun, tak jarang beberapa mahasiswa di kampus membicarakan Taeyeon karena sikapnya dan penampilannya yang super misterius. Hingga suatu ketika...