Episode 10

210 34 0
                                    

Jessica membawa Taeyeon ke ruang kesehatan di kampus, Ia membaringkan Taeyeon yang masih nampak kelelahan dan duduk di tepi tempat Taeyeon berbaring. Ia meminum segelas air dan sesekali memperhatikan namja yang sedang terbaring itu.

" Sica. ", ucap Taeyeon.

Jessica melihat ke arah namja yang memanggilnya itu dan memperhatikan wajahnya.

" Mengapa kau mau menolongku ? ", tanya Taeyeon.

" Mengapa kau mempertanyakan hal itu ? ", tanya Jessica.

" Bukankah kau mengira jika aku jahat ? ", tanya Taeyeon.

" Aku tidak pernah mengira kau seperti itu. ", jawab Jessica.

" Siapa yang mengajarimu untuk berbohong, Ice Princess ? ", tanya Taeyeon.

Jessica hanya tertunduk dan mencerna ucapan Taeyeon.

" Aku tahu mungkin bagimu aku sangat jahat karena memukul dosen baru itu. Tapi . . . ", ucap Taeyeon.

" Jangan ulangi hal itu lagi. ", jawab Jessica.

Taeyeon melihat ke arah Jessica dan Ia memandangi wajah yeoja itu.

" Tidak selamanya kekerasan dapat membuatmu memiliki apapun yang kau inginkan. "

" Itu hanya menyebabkan rasa sakit mu terus bertambah jika kau tidak melakukannya lagi. "

Ucapan Jessica membawa Taeyeon kembali ke masa lalunya dan Ia menatap Jessica sangat serius.

" J-jessica. ", gumam Taeyeon.

" Bangunlah, sebaiknya kita kembali ke aula, ini sudah jam tiga pagi, aku sudah lelah mengitari kampus ini. ", ucap Jessica.

" Jessica. ", ucap Taeyeon.

" Ne. ", jawab Jessica.

Have you ever love someone ?

* * *

Pertanyaan macam apa itu ?

Aku memandangnya sambil mengerjapkan mata ku. Dia hanya terdiam dan menunggu jawabanku.

" Love when you ready, not when you lonely, Taeyeon. "

" I ask you. Have you ever love someone ? "

" . . . "

" Answer me. "

" . . . "

" Mianhae, aku tidak bisa bersama mu. "

" WAE ?! "

" Kau aneh dan egois ! "

" Jessica ! "

" Yes. I did. "

" Bagaimana rasanya ? "

" Rasa apa ? "

" Rasanya mencintai orang lain ? "

" Apa kau sedang merasakan hal itu ? "

" Aku hanya sedang memastikan hal itu. "

" Rasanya adalah kau sangat sakit untuk melepaskannya. Kau ingin selalu bersamanya bahkan kau tidak ingin dia terlihat orang lain. "

" . . . "

" Ketika kau sudah memilikinya, kau akan selalu melindunginya, tapi tak jarang kau merasa lelah saat kau bertengkar. Tapi, kau akan selalu memaafkannya, jika kau benar-benar mencintainya. "

" Uhm. "

Kami berjalan meninggalkan ruang kesehatan, saat Taeyeon berjalan di belakangku, entah mengapa perasaanku menjadi tidak enak. Langkah kakinya yang sangat pelan menambah suasana mengerikan saat ini, aku benar-benar seperti sedang bermain film horror.

I'm sorry Jessica . . .

KHAAAAAAAA !!!

* * *

Tiffany mendengar jeritan itu dan Ia langsung berlari menuju asal suara itu bersama Sooyoung, Sunny, Yeri dan Wendy. Mereka berlima menaiki tangga dan bergegas menemui asal suara itu. Tiffany yakin jika suara itu milik Jessica.

" Jessica ! ", ucap kelima mahasiswa itu.

Saat mereka berada di lantai empat, mereka berpapasan dengan Taeyeon yang sedang berlari an. Yeri dan Wendy pun terkejut melihat Taeyeon. Mereka langsung menggenggam erat tangan Tiffany, sementara Sooyoung dan Sunny bingung melihat tingkah Yeri dan Wendy.

" Apa kalian melihat Jessica ? ", tanya Taeyeon.

" Kami belum menemukannya. ", jawab Tiffany.

" Sebaiknya kita berpencar untuk mencarinya. Aku merasa ada yang aneh di sini. ", ucap Taeyeon.

" Kau benar. ", gumam Tiffany.

Taeyeon tersenyum lega mendengar gumaman Tiffany.

" Sooyoung dan Sunny, kau cari Jessica di lantai satu sampai tiga. Yeri dan Wendy kau mencari Jessica di lantai empat. Aku dan Taeyeon akan mencari Jessica di lantai atas. ", ucap Tiffany.

" Andwae! ", ucap Yeri dan Wendy secara bersamaan.

" Wae ? ", tanya Tiffany.

" Kami ikut bersama mu. ", jawab Wendy.

" Ne. ", sambung Yeri.

Taeyeon menatap kedua mahasiswa itu dan Ia merasa kesal.

" Jika kau takut, sebaiknya kau kembali ke aula. ", ucap Tiffany.

" Tiffany-ssi, hal ini akan membahayakan mu, maka izinkanlah kami untuk ikut. ", ujar Yeri.

" Tidak akan ada yang membahayakan Tiffany. Aku akan menjaganya. ", jawab Taeyeon.

" Aku rasa Taeyeon benar, Tiffany akan lebih aman jika bersamanya. ", ucap Sunny.

Yeri dan Wendy langsung melihat ke arah Sunny. Mereka mencoba mengisyaratkan jika ada sesuatu yang tidak beres dengan Taeyeon.

" Sebaiknya kita mencari Jessica, sebelum semuanya terlambat seperti yang diucapkan Irene. ", ucap Sooyoung.

" Ne. ", jawab Tiffany yang langsung menaiki tangga.

Taeyeon menyusul tepat di belakang Tiffany dan Ia sempat memberikan senyuman pada dua mahasiswa yang tidak berhenti khawatir itu.

Thankyou, guys. 

* * *

Aku mengikuti langkah kaki yeoja ini kemanapun dia mencari sepupunya. Entah mengapa saat berjalan di belakangnya, aku merasa semua halusinasi ku hilang dan aku benar-benar hanya melihat yeoja ini.

" Cincin itu akan tetap bersinar meskipun yeoja itu tidak berada di sekitarmu. Dan yeoja itu akan membunuh semua halusinasi pada dirimu. "

" Fany-ah. "

" Ne. "

" Apakah kau tidak takut berjalan bersamaku ? "

" Untuk apa aku harus takut ? "

" . . . "

" Jika kau memang hadir untuk membantu ku dan melewati malam ini, aku pasti akan baik-baik saja. "

Ucapan itu seperti panah yang diarahkan tepat ke jantungku. Aku benar-benar tidak merasakan halusinasi itu datang padaku, bahkan emosiku akan masa lalu seolah hilang. Aku hanya bisa menatap yeoja itu dengan penuh penyesalan.

" Apakah kau akan memaafkan seseorang yang mencintaimu ? "

" Maksudmu ? "

Mianhae, I have to go . . . 

Peek A BooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang