First

72 14 5
                                    

Cukup aku saja yang merasakan. Aku tak ingin orang lain merasakan hal ini. Aku tak ingin membuat orang lain merasa sakit denganmu.

••••••••

Mentari menyambut pagi ini dengan cahayanya yang indah. Kicauan burung sudah mulai terdengar. Seperti yang di alami oleh satu gadis ini. Ia membuka matanya merasa ada cahaya yang menerpa wajahnya.

Wajah yang terlihat tenang, damai, namun terlihat kerapuhan dalam matanya. Tidak semua orang tau bagaimana perjalanan hidupnya dulu.
Gadis itu melangkah menuju kamar mandi, bersiap untuk berangkat ke sekolah.

Ia menuruni tangga setelah semua siap.

"Non, mari makan dulu.. bibi udah buatin non makanan ini. Kasihan kalo gak dimakan." Kata bi Ina, seorang wanita paruh baya yang bekerja di rumah gadis itu.

"Emm, iya bi. Aku udah laper juga kok." Kata gadis itu sambil tersenyum.
"Hari ini bukannya non masuk sekolah lagi ya?" Kata bi Ina

"Iya bi, doain aku biar dapet temen baru yang banyak ya." Ucap gadis itu.

"Aaa, pasti atu non." Kata bi Ina sambil tertawa.

Beberapa menit kemudian..

"Bi, aku berangkat yaa."

"Ehh, iya non. Hati-hati. Berangkat sama mang Agi aja non."

"Hmm.. enggak deh bi, aku pingin naik bus di depan aja.

"Ooo, yaudah non."

"Iya bi, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam." Jawab bi Ina sambil geleng-geleng kepala.

••••

Entah beruntung atau tidak, gadis itu bisa berangkat dengan tenang menggunakan bus. Namun, sepanjang jalan, ia selalu mendengar omongan pedas dari murid murid SMA nya. Yang tak lain adalah SMA Taruna. Salah satu sekolah favorit di Bandung.
Hanya dengan berpura-pura tuli yang dilakukan gadis ini. Berpura-pura tidak mengetahui apa pun. Berpura-pura bukan ia yang menjadi bahan omongan.

Satu prinsip yang dipegang gadis itu. "Berpura pura tidak mengetahui hal yang membuat dirinya sakit." Sakit yang tidak bisa disembuhkan oleh obat dokter.

Setiba di sekolah, ia kembali mendengar omongan yang pedas keluar dari mulut siswa di SMA nya. Dia sendiri bingung. Apa ada yang salah dengan dirinya. Apa omongan itu ditujukan padanya.

Aku ingin hidup tenang sekali saja, Tuhan. Aku ingin menjadi anak biasa. Jika aku bisa memilih, aku tidak ingin menjadi bahan omongan yang buruk. Tuhan...
Batin gadis itu

••••••••

Voment ya gais :)
TBC....

LyraaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang