22.1 Surprise

5.5K 557 44
                                    

Typo as always.

Ada nggak disini yg awalnya biasa aja sama Guanlin tp pas baca cerita ini jadi cinta? 🤣🤣

Ada nggak disini yg awalnya aneh dengan nama Suci tp skrg malah ketagihan manggil Uci Uci? 😂😂

Ada nggak disini yg awalnya aneh dengan nama Suci tp skrg malah ketagihan manggil Uci Uci? 😂😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




***

"Dude, is that a hickey?"

"Ah—no—it's a—hmm—a mosquito bite."

Gue keluar dari kamar mandi, mengeringkan rambut dengan handuk ketika gue mendapati adek gue sudah duduk manis di atas sofa sambil mengamati gue. Dari penampilannya, gue sangat tahu jika anak tengil yang sayangnya satu aliran darah dengan gue itu belum mandi. Celana olahraga, sandal jepit dan kaos berwarna putih dengan gambar doraemon yang sudah butut masih suka dia gunakan. Kadang gue suka heran, di luar adek gue itu berpenampilan layaknya superstar, berjalan seperti tengah berada di catwalk tapi kalau sudah dirumah mungkin keadaan dia tidak jauh beda dengan orang-orang zaman megatilikum.

"Pagi banget lo datengnya," sapa gue, berjalan melalui Lucas untuk mendekati suami gue.

"Morning too, Mrs. Mosquito," sahut adek gue dengan wajah datar.

"What?"

"Nothing. Hanya ingin mengatakan kalau kalian memang selalu bisa membuat pagi gue menjadi lebih buruk."

Gue menaikan alis tidak mengerti, lalu menatap Guanlin meminta penjelasan. Sebagai jawaban suami gue itu hanya tersenyum tipis, mengangkat wajah untuk menunjukan tanda di leher dia yang berwarna merah keunguan sebagai tanda kepemilikan gue disana, memberitahu hal yang membuat Lucas menjadi salty dengan gue pada pagi hari yang cerah ini. Gue tertawa pelan, mengibaskan tangan untuk menyentuh leher suami gue lalu berbalik pada Lucas.

"Sorry,gue terlalu bersemangat. Ini juga mau gue tutupin kok tadinya, tapi gue mandi dulu," jawab gue, mengangkat seperangkat makeup untuk membuktikan perkataan gue barusan lalu duduk disisi ranjang Guanlin.

Gue mendengar Lucas mendengus, "But seriously, kamar rumah sakit?"

"Ya, terus?"

"Romantis banget ya, pasangan kita yang satu ini. Kemarin aja masih marah-marahan, cuek-cuekan kaya nggak saling kenal. Ditinggal berdua sebentar aja sudah berbuat tidak senonoh. Pantesan—"

"Zzzttttt. Lo tahu dari mana kita berdua kemarin lagi marahan?"

"Ya taulah. Semua juga tahu kalau kalian itu lagi marahan."

"Tahu darimana?"

"Dari raut wajah suami lo, ketahuan banget nggak mau lihat muka elo berkeliaran di depan dia, tapi lo malah caper banget, najis."

Gue langsung memandang Guanlin, memajukan bibir bawah tidak suka.

"Jangan didengerin ya," Guanlin menjelaskan singkat sebelum gue bertanya sambil mengelus pipi gue lembut. Dia memang selalu bisa mengambil hati gue, karena selanjutnya gue malah nyengir lebar karena terlalu senang diperlakukan manis seperti itu.

Marriage FlavorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang