34. Troublesome

3.8K 438 58
                                    

"Miss me?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Miss me?"

***


Semenjak tragedi nyangkut di café Dago atas, gue menjadi dekat dengan Raina. Kami sempat bertukar nomor whatsapp, sehingga terkadang gue dan cewek itu saling bertukar kabar. Meski sebenarnya dia yang selalu menghubungi gue terlebih dahulu. Ternyata perkiraan gue benar, Raina tidak memiliki banyak teman, mungkin karena dia selebgram jadi memiliki pembenci lebih banyak dibandingkan teman atau memang wajah Raina yang tidak bersahabat. Apalagi mulut dan omongan cewek itu yang terlalu jujur dan anarkis sehingga membuat beberapa orang merasa risih, termasuk suami gue.

Perlu kalian ketahui, Guanlin bukan orang yang mudah terganggu mengingat teman-teman gue juga satu spesies dengan Raina. Tapi untuk kali ini gue menemukan spesies langka, sampai bikin suami gue yang terkenal tenang itu menjadi kesal, hanya karena satu kalimat Raina yang terngiang-ngiang di telinga dia.

"Bukannya man use three pedals ya? Kok mobil laki lo cuman dua, laki bukan sih?"

Kalau Raina ngomongnya sama gue aja nggak akan jadi masalah sebenarnya, gue cuman nganggepin dia cuman bercanda. Namanya juga cewek, jarang mikir dua kali kalau lagi ngomong sambil lalu. Masalahnya adalah dia ngomong saat suami gue posisinya ada di samping gue, waktu itu dia numpang sama gue karena pacarnya nggak bisa jemput. Awalnya sih Guanlin biasa aja, tapi lama kelamaan dia malah terusik.

"Ci, salah ya aku pake dua pedal," dia terus menggerutu hal yang sama, "Padahal aku sengaja beli mobil matic biar kamu juga gampang nyetirnya."

Entah Guanlin lagi sensitif karena bawaan bayi atau lagi banyak pikiran atau masalah. Dia selalu membahas hal yang sama berhari-hari sambil natapin mobil yang baru dibelinya nggak terlalu lama itu.

"Apa aku beli mobil baru aja gitu ya?" tanya dia untuk kesekian kali.

Gue yang udah bosan mendengar hal yang sama, mengiyakan perkataan dia, "Iya, beli aja. Sekalian beli jeep rubicon warna merah mengkilat keluar terbaru itu, biar jiwa laki-laki kamu keluar."

Gue nggak serius ketika mengatakannya, tapi suami gue mengartikannya lain. Karena beberapa minggu kemudian, gue mendapati mobil yang gue sebutkan sudah terparkir rapi di depan rumah, disamping mobil dia yang lain.

"Loh, kamu beneran beli mobil baru?" tanya gue nggak bisa menutupi keterkejutan.

Guanlin mengangguk semangat, "Papah yang beliin."

"Kok bisa?"

"Salah satu proyek perusahaan papah udah beres, dapat bonusnya lumayan banyak. Jadi, papah nawarin mau beliin sesuatu yang aku pengenin, terus aku minta beliin mobil deh."

Lumayan-lumayan pala lu.

Enak banget kalau ngomong, rasanya pengen gue cubit ginjalnya. Gue pengen marah karena selama ini dia sering banget nyuruh gue berhemat, jangan boros. Tapi lihat, sekarang siapa yang boros tiada tanding hanya demi memenuhi ego. Sayangnya gue nggak jadi marah ketika memandang wajah suami gue yang tersenyum begitu cerah seolah masalah yang selama ini menganggunya sudah berakhir.

Marriage FlavorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang