"Ah, kok cepet banget. Gue belum siap." Sekarang Reno sudah mondar - mandir panik tak karuan. Bagaimana jika nanti couple-annya menganggapnya jelek atau bagaimana jika setelah mereka bertemu couple-annya mengajaknya untuk putus? Itulah yang sedari tadi menghantui pikiran seorang Reno Aryasatya."Permisi kak." Celetuk seorang cewek dengan suara manisnya yang sekarang telah berada di hadapan Clara.
"Oh, RENO SINI WOOYY!!!" Teriak Clara yang menyadari keberadaan Jisoo di hadapannya.
"Eumm, kamu Jisoo ya? Eh Maksud aku, kamu yang chara in Jisoo?" Ulang Clara yang sangat excited dengan keberadaan Jisoo disini.
"Iya kak, kakak tahu? Aku lagi nyari Hyunjin." Jawabnya.
"Ini Hyunjin." Ucap Clara seraya menarik ujung baju Reno agar mendekat ke arahnya. Reno yang masih panik dibuat pasrah dengan tarikan Clara.
"Hai" ucap Reno. Suasana awkward mulai muncul diantara kedua manusia ini.
Jeno yang sedari tadi terdiam, kini sedang mengode Clara untuk pergi meninggalkan Reno dan couple-annya berdua.
"Duh kok gue pengen ngakak ya." Ucap Jeno yang sedang menahan tawanya agar tidak pecah sekarang juga.
"Lucu banget gak sih Je? Bayangin aja wajah mereka udah kek tomat rebus."
"Mana si Reno keliatan canggung banget lagi. Hahah." Sekarang tawa mereka berdua pecah, membuat orang - orang di sekitar mereka melirik dengan sinis.
"Haha, jadi gini ya. Lucunya kalo kita ketemu sama orang yang sebelumnya belum kita kenal di real life, tapi udah deket banget di dunia online." Ucap Clara.
"Clar udah kan acara lo? Lo ngga kepengen buat ketemu sama Umi?" Tanya Jeno
"Loh Je! Umi juga kesini? Kenapa ngga bilang dari tadi lo?" Tanya Clara balik. Clara terkejut, karena setaunya Bude Sekar yang sering dipanggil Umi itu sangat sibuk bekerja di Makassar.
"Iya, sekarang juga udah bilang kali. Yaudin sekarang kita ke rumah baru gue."
Ucap Jeno"Jadi lo beli rumah baru Je? Bukannya dulu Papa lo punya apartemen ya di Jakarta."
"Iya, kemaren baru pindahan gue. Ya jadi gue bakal tinggal disini seterusnya ikut Umi gue." Jelas Jeno.
"Oh, gitu. Tapi Umi masih jadi perawat kan?"
"Ya iyalah. Dan sekarang Papa juga lagi ngurus surat kepindahannya kesini." Ucap Jeno seraya membenarkan tali sepatunya yang mulai terlepas.
"Oh, jadi Papa lo juga mau pindah tugas kesini. Asik dong Je! Gue bisa dapet es krim gratis tiap hari." Ucap Clara yang kegirangan. Pasalnya Om Dani adalah maniak es krim seperti Clara.
"Girang banget sih lo, segitunya. Yaudah sekarang kita kerumah."
★★★★★★★
"Assalamualaikum" Salam Jeno yang kini telah berada di teras rumahnya.
"Umi Jeje pulang!!" Teriak Jeno untuk kedua kalinya. Ia sedikit kesal, pasalnya sedari tadi tidak ada jawaban dari Umi nya.
"Mana sih Umi Je? Nggak ada dirumah ya? Gimana sih lo?" Kesal Clara.
Seseorang dengan baju putih dan hijab warna hitam kini telah muncul dari tangga. Ya dia sedikit terkejut dengan kedatangan keponakan kesayangannya disini. Memang sejak pindah ke Jakarta tiga hari yang lalu, ia belum sempat mengunjungi kediaman adik kandungnya, Bela.
"Waduh, ada Clara toh. Umi udah kangen banget sama keponakan yang satu ini." Ucap Sekar seraya berjalan mendekat ke arah Jeno dan Clara di ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Teen FictionLIKE A DANDELION UP TROUGH THE PAVEMENT, I PERSIST. Dandelion memang ditakdirkan begitu. Mereka dilahirkan untuk ditiup. Menari bersama angin, berpencar mencari jati diri. Lalu jatuh lagi ke bumi dan menjadi dandelion yang baru. Lahir kembali dengan...