- Ternyata -

58 12 2
                                    

Hosh hosh hosh

Doyum, Jinsung, dan Boni menengok ke sumber suara.

" Apa yang terjadi Yongha? Kau seperti dikejar hantu saja "

" Memang " sahutnya dengan enteng

" HAH " mereka bertiga berteriak bersama.

" Ceritakan pada kami ! " ujar mereka bertiga.

" Jadi … "

Mereka mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Yongha dengan seksama.

" Besok sajalah, aku sudah ngantuk "

" Aish, dasar " mereka sudah jengkel dengan perkataan Yongha.

" Eh "

" Ada apa Yum? "

" Bukankah kita disuruh mengambil ranjang tidur untuk Yongha " Doyum mengingat perintah dari Bu Solji kemarin malam.

" O...Iya benar. Yongha gimana sih yang punya kok pikun " Jinsung menyenggol lengan Yongha. Yongha menyenggol kembali lengan Jinsung. Dan akhirnya mereka berdua tubir yang disaksikan oleh teman sekamarnya, Doyum dan Boni.

" Hei sudahlah seperti anak kecil saja "

" Yechan dimana? "

Menyadari Yechan yang tidak ada di kamar, membuat mereka berempat bergegas mencari Yechan. Karena hanya Yechan yang tau dimana tempat pengambilan kasur tidur untuk Yongha.

Pukul 21.03

" Yechan dimana sih? "

Sudah memakan waktu 10 menit mereka mencari Yechan. Akhirnya, memutuskan untuk duduk sejenak di kursi pinggir lapangan. Yongha yang masih trauma mengingat kejadian tadi, menempelkan badannya ke badan Jinsung.

" Yongha jangan mepet- mepet dong, gerah tau " gerutu Jinsung.

Grep

WAAAAAAAA

Mereka berempat menengok ke belakang. Ternyata ada Yechan yang sedang memegang pundak Jinsung dan Yongha, yang notabenya, Jinsung penakut dan Yongha masih trauma.

" YECHAAAN " teriak mereka berdua.

" Hehehe " Yechan hanya tertawa melihat reaksi temannya itu.

Setelah itu, Yechan mengajak ke ruangan tempat pengambilan kasur. Disana ruangannya bisa dibilang menyeramkan.

Bagaimana tidak?
Sebelum sampai di dalam ruangan, mereka harus melewati lorong yang sangat berantakan dan gelap. Banyak kertas ulangan yang berserakan.
Serta baju seragam putih yang dipenuhi dengan bercak darah yang sudah mengering.

Baju seragam? Bercak darah?

" Hei apa kau yakin ini tempatnya? " tanya Doyum yang berjalan di belakang Yechan.

" Balik yuk, besok pagi aja ngambilnya " siapa lagi kalo bukan Jinsung yang ngomong.

" Huwaa, Sung balik sendiri yuk, takut nih. Kok seragamnya ada bercak darahnya. Ihh " Boni menarik-narik tangan Jinsung agar mau balik lagi ke kamar. Ini adalah takut yang masih normal. Dibanding Boni,  Jinsung takutnya lebih parah, daritadi dia meluk Doyum sama teriak-teriak nggak jelas, sampai sekarang-pun dia masih meluk.

Yongha daritadi cuma diam dan berjalan disamping Yechan.

" Yechan apa kau tidak takut? "

" Hmm, aku? Mungkin kau melihatku seperti seorang pemberani saat ini, tapi di dalam sini … " Yechan menepuk dadanya.

PencereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang