- Pengungkapan -

79 12 0
                                    

Pukul 04.15

" Sung bangun " Doyum yang ada disampingnya menggoyang-goyangkan tubuh Jinsung yang masih tertidur pulas.

Jinsung dan Doyum kemarin malam tidur sekasur, karena punya Doyum dipakai Yongha.

Tak kunjung bangun akhirnya Doyum mendekatkan wajahnya ke telinga Jinsung. Lalu membisikkan "aku akan membunuhmu " Seketika Jinsung langsung bangun dan menjauh dari Doyum.

Gubrak

" Aduh pantatku " sembari memegang pantatnya.

" Huahahahaha " bukannya menolong temannya, Doyum malah mentertawakan Jinsung yang kesakitan.

" Yaa, Doyum kau sungguh …" Jinsung sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Jinsung menghampiri Doyum dan menggelitiki perut Doyum.

" Jinsung berhentilah, haha, geli tau " Doyum mencoba menghindari tangan Jinsung.

Gubrak

Doyum terjatuh dari kasur. Bukan hanya Doyum, Jinsung-pun juga terjatuh lagi. Tapi kali ini suara yang ditimbulkan cukup keras, hingga membuat Yechan, Yongha, dan Boni terbangun.

" Suara apa? " tanya Boni yang masih mengumpulkan nyawanya.

" Kucing bertelur " jawab Jinsung.

" Owh " mereka bertiga kembali ke posisi tidurnya.

" Eyy, STOP jangan tidur lagi. Bangun, bangun " perintah Doyum ke semua temannya.

" Kenapa? "

" Aku mau membahas masalah kemarin "

Semua bergegas menuju kasur Jinsung. Dengan rasa penasaran yang menggebu-gebu. Boni sudah menempelkan badannya pada badan Jinsung.

" Ish, Boni jangan gitu dong " Jinsung mencoba menjauh dari Boni karena merasa risih.

" Ya udah sama Doyum aja kalau gitu " Boni berpindah ke samping Doyum. Doyum pun menerima dengan lapang dada tidak seperti Jinsung.

" Eeii, aku hanya bercanda, sini-sini " Jinsung membujuk Boni agar mau kembali lagi.

" Eit tidak bisa " Boni menggerakkan jari telunjuk ke kiri dan ke kanan, sedangkan Jinsung mengerucutkan bibirnya.

" Jadi aku ingin tahu, apa yang terjadi belakangan ini? Kalian semua harus jawab dengan jujur " kata Doyum dengan menekankan kata jujur di belakang.

" Mulai dari Yongha "

" Jadi, aku melihat Doyum selalu diikuti oleh sosok arwah yang wajahnya bule, kurasa dia mirip dengan anak yang waktu itu masuk ke kelas kita dengan jubah yang salah. Pertama kali melihat dia kukira itu manusia seperti kita tapi kemarin aku melihat dia dilapangan dengan kaki yang penuh darah dan besi yang menancap di perutnya, dan aku sekarang yakin dia bukan manusia " jelas Yongha.

Mereka semua duduk saling berdempetan karena suasana pagi masih sangat menyeramkan bagi mereka, ditambah cerita misteri yang dibahas hari ini.

" Tunggu … " Jinsung membuka suara.

" Katamu anak yang masuk dikelas kita itu bukan manusia? " tambahnya.

Dan Yongha mengangguk.

" Aku tahu sesuatu darinya " semua menghentikan aktivitasnya.

" Aku tahu namanya… "

" Namanya Wumuti " Doyum terbelalak kaget.

" Be…benarkah? "

" Ya aku melihatnya mengeluarkan secarik kertas dan disana tertulis Wumuti "

Doyum semakin ingin mencari tahu apa yang terjadi dengan Wumuti, kenapa dia dan teman temannya tidak boleh bergabung dengan ekstra paling populer di sekolah.

" Oke, aku akan ceritakan pada kalian, kejadian apa yang terjadi saat aku terjatuh di lorong gelap kemarin "

" Aku bertemu dengan sosok yang membuat takut kita kemarin. Lalu dia memberi tahuku, jangan sampai kalian bergabung dengan ekstra paskib. Untung kita bulan lalu tidak jadi bergabung, andaikan kita bergabung kita akan sama saja dengan Wumuti. Dan aku sempat bertanya-tanya siapa Wumuti itu. Nah jadi ceritaku, Yongha, dan Jinsung saling berkaitan. "

Semua tampak berpikir. Boni dan Yechan yang tidak tau apapun saja juga ikut berpikir.

" Apa hubungannya paskib dengan Wumuti? " gumam Yechan.

" Hmm... Apakah kita harus menemui Junseo untuk bertanya soal ini? " tawar Doyum.

" Dia anak paskib? "

" Ya "

Akhirnya mereka memutuskan akan pergi ke kamar Junseo setelah mandi.

🗿🗿🗿

" Jadi apa kau tahu siapa Wumuti? " tanya Doyum pada Junseo yang masih berkutat pada buku-bukunya.

" Wumuti siapa aku tidak pernah mendengarnya " jawabnya enteng.

" Bukankah dia anggota paskib juga ? " ujar Jinsung meyakinkan.

" Jangan menanyakan soal paskib, aku bukan anak paskib " Junseo berbicara seolah tidak ada apa-apa, tapi sorot matanya jelas sangat gelisah.

Heung? Semuanya saling menatap satu sama lain. Mereka berpikir apakah Junseo dikeluarkan dari paskib? apa yang sebenarnya terjadi?

" Kau dikeluarkan dari sana? " Tebak Yechan. Tapi Junseo menggeleng.

" Aku yang ingin keluar, tapi tidak bisa. Maukah kalian menolongku untuk keluar dari sana? " Junseo mengenggam tangan Yechan.

" Kenapa? "

" Pelatihannya sangat keras, kau tahu sekolah militer? ya seperti itulah pelatihan disana " kali ini Junseo menunduk.

" Bukankah boleh izin untuk tidak latihan. Aku lihat anak paskib selalu latihan setiap hari dan jangka waktunya sangat lama "

" Tidak boleh, mereka melarang keras anak-anak yang izin, karena dianggap  lemah " nada Junseo meninggi, menandakan dia meluapkan emosinya.

" Temanku saja ada yang hilang suaranya karena leher belakangnya dipukul menggunakan rotan, itupun karena dia salah memberi aba-aba "

" Aku mulai mengerti sekarang, Junseo kami akan berusaha membantumu. Tapi apakah kau tahu dimana letak biodata anggota paskib ? " kali ini Yongha mulai merencanakan aksinya.

" Ada di perpustakaan, di rak bawah dekat jendela gold diamond "

Setelah Junseo memberi tahu, mereka semua berterima kasih pada Junseo. Dan segera pergi ke perpustakaan.

" Pertama-tama kita cari biodata Wumuti terlebih dahulu " kata Yongha memberi tahukan apa rencana yang dia punya.

___________

📙 Pencere - Undernineteen
Update setiap hari : Senin Kamis, Jumat
Jam 19.00 malam.

📍Note : Jika tidak publish, maka kemungkinan Ocha lagi sibuk/ulangan/ada acara mendadak.

" Can you read it at night?  "

🗿To Be Continued🗿

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PencereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang