" Yongha-Jinsung, aku sudah melihat gerak-gerik kalian dari kemarin, kenapa dari hari kehari kalian makin aneh? "
Yechan dan Boni yang disampingnya mengangguk setuju.
" Eung, aku? " Jinsung menunjuk dirinya sendiri.
" Ya, apa ada yang kalian sembunyikan dari kami? "
Jinsung menatap manik mata milik Yongha, sorot matanya seolah berkata 'terserah kau saja'. Sebelum menjawab pertanyaan Doyum, Jinsung menghembuskan nafas panjang.
HUFF
" Tidak ada apa-apa " sambil memasang wajah lucunya di depan mereka.
" Aishh, aku tidak mau melihatnya"
Semua bubar, karena melihat aksi Jinsung yang sedang ber-aegyo, hanya ada Boni dan Jinsung yang tersisa.
" Stt, Jinsung aku sudah tau, kau membahas hantu yang kemarin kan " Jinsung tersentak kaget.
" Jangan membahas itu, aku takut kalo dia tiba-tiba datang " Jinsung memang seorang yang dianggap paling penakut diantara keempat temannya. Tapi anehnya dia selalu ingin tahu tentang hal-hal yang berbau mistis.
" Ey, kau penakut sekali, ceritakanlah sedikit padaku " Boni mencoba membujuk Jinsung agar mau memberi tahu apa yang telah terjadi.
" Kau tahu hantu yang mengikuti Doyum " Boni mengangguk.
" Nah hantu itu…"
Tok tok tok
Ada suara yang mengetuk pintu kamar.
Tok tok tok
Jinsung dan Boni panik. Mereka sekarang berpelukan di sudut ruangan, sembari mengucapkan apa saja yang membuat mereka tenang.
" Yaa, Boni lihatkan apa yang sudah aku katakan tadi. Dia datang "
Tok tok tok
Terdengar lagi.
" Maafkan aku Jinsung, tapi aku tidak mau mati sekarang, aku masih ingin bermain denganmu " kali ini mereka berdua menangis hingga ingus keluar dari hidungnya.
KRIET
🗿🗿🗿
Disisi lain, Yongha berjalan sendiri melewati lorong demi lorong. Hanya ada lilin di pojok-pojok untuk penerangan jalannya.
" Aish, apakah kepala sekolah disini pelit? Masa' beli lampu saja tidak mampu " gerutunya. Lorongnya memang sangat panjang tapi penerangannya sangat minim.
Semakin malam hawa semakin dingin. Bukannya Yongha takut, tapi dia sekarang memang merasa ada yang mengikutinya.
Yongha menengok ke belakang . KOSONG.
Sesegera mungkin Yongha mempercepat langkahnya menuju lapangan.Sesampainya di pinggiran lapangan, Yongha melihat seorang laki-laki berdiri sendiri di tengah lapangan.
" Emm.. Bukankah dia yang mengikuti Doyum? Haruskah aku kesana? Tapi aku takut jika kedatanganku mengganggunya"
Dilapangan itu menampakkan sosok laki-laki yang pernah mengikuti Doyum, dia berdiri membelakangi Yongha dengan kaki yang berlumur darah.
Yongha yang baru menyadari ada begitu banyak darah dikaki laki-laki itu, mengurungkan niatnya untuk pergi kesana.
Suasana menjadi mencekam, membuat bulu kuduk Yongha berdiri. Akhirnya Yongha memutuskan untuk kembali lagi ke kamar.
Saat berbalik badan Yongha disuguhi dengan pemandangan mengerikan yang ada di depannya. Seorang laki-laki berwajah bule dengan wajah pucat pasi tersenyum miring dan terdapat besi berkarat yang menancap di perutnya, serta kaki yang dilumuri darah.
🗿🗿🗿
KYAAAAAA
Suara teriakan menggema di seluruh penjuru ruangan kamar nomor 69.
Boni dan Jinsung membuka matanya perlahan-lahan." DOYUMMM, kau penyelamat kami "
Mereka berdua berhamburan memeluk Doyum. Doyum yang dipeluk kebingungan dengan apa yang terjadi dengan dua temannya itu." Ada apa? " tanya Doyum santai.
" Tadi kau kan yang mengetuk pintu kamar? " Boni balik bertanya.
" Kenapa harus mengetuk, aku biasanya kan langsung masuk, lagian ini juga kamarku" ada benarnya juga yang dikatakan Doyum.
" Lalu saat kau mau masuk, apa ada seorang didepan kamar? " Doyum tampak berpikir.
" Ada "
" HAH " teriak Boni dan Jinsung bersamaan.
" Dia terlihat seperti anak yang tadi pagi duduk di dekatmu " menunjuk Jinsung.
___________
📙 Pencere - Undernineteen
Update setiap hari : Senin Kamis, Jumat
Jam 19.00 malam.📍Note : Jika tidak publish, maka kemungkinan Ocha lagi sibuk/ulangan/ada acara mendadak.
" Can you read it at night? "
🗿To Be Continued🗿
KAMU SEDANG MEMBACA
Pencere
Fiksi PenggemarSekumpulan remaja yang menghabiskan waktunya untuk menjelajahi asrama " Golden Crush " Only a trivial matter that makes you fall into the abyss of darkness. " Ikuti aturan mainnya, keluar = mati, semakin melanggar semakin tak kumaafkan" Orang itu...