Hujan (1)

23 1 0
                                    

26 November 2018, saha tidak ingat pasti situasi saat itu dan alur nya secara jelas tapi aku ingat point point penting kejadian di hari itu, saat itu. Saya ingat sekali saya sedang mengajar esktrakulikuler di sekolah mentari, saat itu saya berangkat setelah kegiatan UTS berlangsung, saat itu waktu menunjukkan pukul 15:00 dan saya langsung bergegas menuju lokasi dimana nanti saya mengajar, tapi untuk hari itu saya membuat latihan tidak di sekolahan dikarenakan saya mau mencoba suasana mengajar yang berbeda saat itu, perjalanan cukup jauh dan membuat penat terbayarkan ketika tiba dilokasi, ya saya tiba dilokasi saat itu yang saya ingat adalah 16:20, sedikit terlambat karena saat itu situasi lalulintas Jakarta memanglah sangat padat.

Setiba disana, ternyata waktu latihan sudah mulai berjalan. Memang, saya menanamkan prinsip ke seluruh murid saya untuk melakukan streaching secara kelompok ketika saya belum datang di lokasi latihan, itulah yang membuat mereka akhirnya melakukan streaching saat itu. Disaat mereka sedang streaching saya lebih memilih untuk beristirahat sejenak dan mengganti seragam dengan seragam mengajar, tidak butuh waktu lama menunggu mereka streaching saat itu, selang berganti seragam mengajar merekapun sudah menyelesaikan streaching dan bersiap memulai latihan, saat itu saya dalam posisi sangat mood bisa dikatakan seperti itu, bagaimana tidak? Saat itu saya benar benar merasakan hal sangat bahagia melihat keberadaan mentari didalam latihan, memang. Setiap latihan pun mentari selalu ada, tapi entah mengapa hari itu rasanya berbeda sekali.

Kegiatan latihan pun mulai saat itu, tidak cukup banyak saat itu materi yang saya siapkan, hanya melakukan pengulangan teknik dan perbaikan yang saya ingat, tapi, saya ingat saat itu latihan diselesaikan pukul 17:30, semua berkumpul setelah selesai dan melakukan evaluasi kegiatan dihari itu seperti biasanya, dan seperti biasa juga saya melakukan fresh situation dengan melakukan guyonan guyonan agar suasana evaluasi tidak terlalu tegang saat itu. Selesaipun evaluasi yang saya berikan, dan dengan sangat mood membuat situasinya berbeda saat itu, saya lebih cenderung banyak bergurau saat itu dengan beberapa murid saya.

Disaat itu juga saya ingat dilakukannya foto bersama, entah inisiatif siapa saat itu, yang jelas saya merespond hal itu dengan baik, berakhirlah sesi foto bersama saat itu dan saya dikejutkan obrolan anak murid saya saat itu, dan benar benar membuat saya terkejut saat itu
Cie mentari ditembak cowo pas dikantin ya itu yang saya dengar dengan jelas saat itu, sangat jelas dan sangat membuat hati dan perasaan saya terpukul sangat mendengarnya
Ihh apaan si siapa yg ditembak cowo? sahut mentari saat itu yg dikelilingin teman temannya, saya hanya mendengarkan dari kejauhan, untuk bergabungpun rasanya masih tidak bisa, saat itu saya masih berusaha menyakinkan diri saya *apa bener yang mereka bilang?* berulang kali saya coba yakinin diri saya untuk memikirkan hal itu tidak mungkin, sampai akhirnya saya coba membaur dengan anak anak saat itu agar saya tahu pastinya seperti apa.

Siapa yang jadian nih? ucap saya seraya berusaha tetap tenang dengan mood yang mulai menurun.
Ini beum, si mentari ditembak cowo tadi dikantin, mesra banget lagi sambil makan berdua ucap salah satu murid yang bernama Ute, dan ucapan itu benar-benar membuat saya menjadi mooddown, bagaimana tidak? Seperti hancur rasanya perasaan saya saat itu, tidak tahu lagu harus bagaimana dan berbicara seperti apa lagi, yang awalnya saya berniat menikmati mie kuah saat itu dikarenakan hujan jadi tidak selera saya rasakan. Disaat teman teman mentari sibuk mengguyon ke mentari, saya melihat mentari tampak diam saja saat itu seakan tidak dapat berkata kata lagi.
*haruskah sampe sini aja perjuangan saya? Tapi gaboleh! Saya harus benar benar perjuangin mentari, apapun itu alurnya* ucap sayapun dalam hati saat itu seraya saya menanyakan ke teman teman mentari dan mentari saat itu tapi udah jadian belum? Cie yang ditembak ciee ciee ungkap saya saat itu berusaha santai walaupun saat itu benar benar mood saya tidak karuan, belum kayanya beum, tanya orangnya aja ucap afyan dan ute saat itu, dan ketika saya melihat mentari, mentari hanya tertunduk saat itu.

Akhirnya mereka selesai berkumpul bercanda gurau soal mentari yang ditembak oleh seorang lelaki yang saya tidak ketahui namanya, saya berusaha nanya kepada mentari saat itu bener kamu ditembak? ucap saya, dan mentari menjawab eh, engga ko engga mukanya lesuh dan seperti tidak ada gairah saat itu, tentu. Jawaban dia tidak dapat begitu saja memuaskan pikiran dan hati saya saat itu, berulang kali saya tanya dan dia menjawab hal yang sama, sampai akhirnya kesabaran saya habis, emosi hati saya pun meledak, menangis? Tentu, tapi saya saat itu mencoba menutupi saat itu.
Sabeum, boleh minta anterin ga sampai menteng? ucap salah satu murid saya bernama meliana oh ya, silahkan ucap saya saat itu sambil saya tidak tahu harus seperti apa saat itu. Sampai akhirnya.......

SENJA MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang