Teduh (3)

14 2 0
                                    

Sepanjang perjalanan kami tidak banyak berbicara, saya lebih cenderung mengobrol santai yang dibalas respond santai juga dari mentari saat itu, tidak banyak yang menarik saat itu untuk dibahas saat itu, perjalanan kami saat itu cukuplah memakan waktu dikarenakan lokasi yang cukup jauh saat itu, saya lihat pun dari kaca spion kiri saya mentari sedang menikmat perjalanan sambil melihat disekitar yang dia lalui, tidak jarang juga saya dapati dia memejamkan mata, mungkin efek lelah dari latihan dan bersenda gurau nya baru dia rasakan saat itu didalam perjalanan Hei, ngantuk? Mata riyep riyep gitu ucapan saya dengan nada bercanda sambil menatapnya melalui spion kiri saya, menyadari saya memperhatikan nya melalui spion kiri, dia tersenyum dan selanjutnya memasang wajah ngambek sambil berkata Engga, orang saya ga ngantuk ko sambil dia mengusap usap mukanya dengan kedua telapak tangannya.

Melihat hal itu, tenang rasanya hati, seperti melihat sebuah pemandangan yang begitu membuat hati tenang dan teduh saat itu. Entahlah, yang jelaskan saat itulah membuat saya sangat ingin cepat cepat ke lokasi yang akan saya tuju, karena saya merasa saat itu hampir sampai, dan benar saja, tidak butuh waktu 30 menit untuk mencapai pintu samping kompleks Pantai Indah Kapuk (PIK) saat itu, setibanya di kompleks PIK saya melepas helm saya saat itu dan meletakkan di dasbor motor saya untuk menikmati suasana disana, saya melihat mentari masih menggunakan helm nah kita sampai nih! ucap saya semangat ke mentari dan saya melihat dari wajah sedikit terkaget, mungkin dia tidak menyangka sudah sampai dilokasi yang dituju saat itu.

Setahun lalu, aku pernah berjanji untuk kembali kesini dengan seseorang yang aku cintai, untuk kesuatu tempat, yang ada disekitar sini. Aku udah berjanji dengan alamnya, bahwa aku akan membawa wanita yang benar benar aku sayang, dan ketika aku sudah membawanya, aku tidak akan melepaskan wanita itu, dan akan selalu menjaganya dan mencintainya bukan hari ini saja, tapi selanjutnya
Mendengar ucapan saya saat itu membuat dia sedikit terdiam dan seperti menyerap dengan tenang kata kata yang saya berikan kepadanya, matanya melihat kesekeliling seakan memberikan isyarat bahwa dia tidak sedang memikirkan apa apa, padahal isi matanya terlihat kosong tidak merekam dengan baik kondisi sekitarnya.

Memang nya, sabeum mau ajak kemana si? tanya nya saat itu, mungkin untuk melengkapi kegelisahannya selama perjalanan. Mau ketaman mangrove jawab saya saat itu dengan lembut, seolah olah bukan pribadi saya yang menjawab tetapi hati saya yang bersuara saat itu, selama perjalanan kita semakin lebih banyak diam, seperti sedang mengkoreksi diri masing masing, saya pribadi saat itu secara fisik memang tidak menangis, tetapi jika hati bisa membuat visualisasi air, maka mungkin akan terlihat air mata kebahagiaan saat itu, bagaimana tidak? Apa yang saya cita citakan saat itu , satu tahun yang lalu benar benar bisa saya wujudkan. Didalam keheningan kami, tidak terasa kami sudah sampai dilokasi yang kami tuju Assalamualaikum, aku kembali dengan wanita hebat yang begitu berarti bagi saya ucap saya dalam hati saat itu sambil memandang lingkungan disekitar hutan mangrove tersebut. Setelah memarkirkan motor kami langsung masuk ke lokasi yang kami akan tuju, sampai didalam saya teringat bahwa disaat yang bersamaan Ekstrakulikuler di sma mentari sedang mengadakan acara di tempat itu, saya pun menanyakan hal ke mentari Mentari, aku baru inget kalau disini ada esktrakulikuler KIR lagi bikin acara, trus gimana? ucap saya sambil sedikit beri guyonan kepadanya yaudah, mau gimana lagi? Udah sampe, nanti kalau ada guru, saya ngejauh aja ucap dia saat itu diiringi canda saat itu ye jangan lah kocak, nanti ilang kamu. Aku ga tanggung jawab ya balas saya saat itu sambil akhirnya kami tertawa saat itu bersama. Sepanjang perjalanan kami terpaku melihat sekeliling lingkungan yang begitu indah, dan walaupun hanya berisikan pohon pohon yang begitu banyak, tapi hati ini merasakan tenang dan nyaman sangat saat itu,

Saya memandang dia yang saat itu sedang asik suka memandangi rimbunan pohon yang menyambut langkah kaki kami, mungkin karena rasa nyaman, atau merasa bahagia, saya refleks memegang tangannya, saya lihat reaksi awalnya yang kaget, dan berusaha melepaskan genggaman tangan saya tapi saya memahami, yang dia lakukan tidak sepenuh hati, hanya karena kaget semata, dan saya coba kembali memegang tangannya dan dia merespond dengan menggenggam juga dengan era telapak tangan saya sambil dia berjalan, melihat hal itu, saya benar benar dibuat ga bisa berkata apa apa lagi, selain hanya rasa syukur kepada Allah yang bisa saya lakukan, kami berjalan sama bergandengan tangan saat itu, sampai akhirnya kami tidak sadar, kami melalui salah satu guru di sma mentari sekaligus pembina dari Ekstrakulikuler nya, beserta beberapa alumni dari eskul tersebut Heii kalian lagi ngapain hayo? Berdua aja? sapa guru tersebut, awalnya kami hanya tersenyum senyum saja sampai kami sadar, posisi kami masih saling bergandengan, akhirnya mentari refleks melepaskan gandengan tangan nya saat itu eh iya bu, ini lagi jalan jalan santai aja bu hehehe ucap saya saat itu yaudah, ibu duluan ya, mau ke anak anak dulu kata guru tersebut dan saya dan mentari hanya membalas dengan senyuman seperti memaksa karena kamu berdua canggung seketika saat itu.

Mampus, bentar lagi kamu hits. Nanti muncul berita disekolah, seorang pelatih eskul menjalin hubungan dengan seorang muridnya, ciee yang bentar lagi viral kek es kepal ledek saya kepada mentari saat itu, dan dia hanya menjawab ih apaan si dengan senyumnya dan wajahnya yang tersipu malu saat itu...

SENJA MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang