Teduh (Akhir)

5 0 0
                                    

Detik, menit, jam mulai berlalu perlahan seiring dengan moment ini, moment yang menurut saya saat itu adalah hal paling istimewa untuk saya. Tidak banyak yang kami lakukan saat itu, bercanda ringan dan tertawa seperlu yang kami lakukan, ya pada dasarnya kami masih sama sama belum terbiasa jadinya seperti itu, untuk hunting foto pun bisa dikatakan tidak ada, kenapa? Mentari seorang yang tidak terlalu suka hunting foto, jadi agak sulit saat itu untuk mengabadikan moment pertama kali kami untuk pergi atau jalan jalan sejauh ini, pada akhirnya saya secara diam diam saya mengabadikan fotonya hehe, terkadang jika dia tahu akan disuruh hapus fotonya dengan raut muka merajuk atau menunjukkan ekspresi sedih, ya tapi tetap saja saya tidak hapus dan dia mengiyakan hal itu.

Hari semakin panas didukung dengan arloji saya saat itu yang menunjukan sekitar pukul jam 12, akhirnya kami memutuskan untuk singgah sementara di sebuah saung di sekitar situ sekedar duduk dan bersembunyi dari teriknya matahari saat itu. Akhirnya kami menemukan saung tersebut dan singgah disana, dan... seperti yang bisa dibayangkan, tidak ada lebih saat itu kami cenderung asik dengan ponsel pintar kami masing masing yang mana hanya membuka aplikasi seperti whatsapp, instagram, line dan terus berganti jari jari kami menggulirkan setiap aplikasi, semata mata untuk membunuh kekakuan kami saat itu.

Kamu mau makan ga? Laper nih saya hehe ucap saya kala itu memecahkan keheningan diantara kami saat itu engga ah belum laper, emang sebelum udah mau makan?  Balasnya saat itu sambil pandangannya tidak terlepas dari ponsel pintar yang dia genggam dan melihat salah satu postingan. Secara pelan saya mengambil handphonenya saat itu dan meletakkannya di tas mentari sambil mengatakan moment itu ga akan tercipta kalau kita asik sama dunia kita sendiri, aku juga udah matiin handphone aku biar kita bisa sama sama rasain moment dihari ini. Setelah mendengar ucapan saya tersebut, mentari hanya merespond dengan raut muka bosan dan jenuh saat itu yang sangat jelas terlihat.

Mukanya jangan gitu kalau gitu nanti saya suruh push up gamau tau ledek saya saat itu sambil mencubit hidung nya dan menarik tangannya untuk berpindah dari lokasi tersebut, akhirnya kami memutuskan untuk pergi meninggalkan lokasi tersebut karena tanpa terasa saat itu hari sudah semakin sore dan khawatir jalanan akan sangat ramai saat itu. Kamu mau makan apa? tanya saya saat itu kepada mentari, dan dia hanya menjawab terserah sebeum saja, saya ikut aja jawaban yang sama seperti jawab wanita pada umumnya dan hal itu yang justru membuat para keturunan adam menjadi bingung untuk memilih lokasi makan dimana yaudah makan di fastfood di daerah sunter aja, mau? saya menawarkan pilihan saat itu kepada mentari yaudah boleh boleh, saya kan ikut sabeum aja sahutnya sambil kami beranjak keluar dari komplek hutan mangrove.

Jangan pakai saya lah, terkesan nya jauh banget hehe, pake kamu aja toh kan lagi ga pakai seragam latihan ini ucapan pertama saya saat itu didalam perjalanan, ya memang mentari sangat terbiasa mengucapkan dengan kata saya, mungkin disatu sisi dia masih memandang saya sebagai guru nya, tetapi disatu sisi pun saya sering mengucapkan kata aku dan kamu ketika sedang bersama mentari untuk menunjukkan sikap nyaman. Kata mama gaboleh, ga sopan kalau bilang gitu, lagi saya sama mama dan papa saya juga sering bilang saya dibandingkan aku. balasnya saat itu, agak aneh awalnya sayamendengarnya tapi akhirnya saya berusaha mempercayainya.

Lokasi jalan yang tidak begitu ramai membuat saya tiba di lokasi saat itu begitu cepat walaupun hari nampak semakin gelap saat itu, saya parkir kan kendaraan saya saat itu dan mulai menuju tempat makan fastfood yang saya maksudkan. Tuhan sedang sangat baik saat itu kepada saya, entah mungkin juga Tuhan tau hambanya sedang lapar sekali hehe, tapi yang jelas setibanya di tempat makan tersebut dan kondisinya hanya 1 antrian order saja saat itu. Akhir saya putuskan saya mengantri dan mentari mencari lokasi untuk kami duduk saat itu, tidak lama saya memesan dan akhirnya saya bawa orderan saya ketempat dimana mentari menunggu.

Memang pada dasarnya sudah sangat lapar saat itu yang membuat tidak butuh waktu yang lama untuk menghabiskan makanan saya saat itu, sedang kan mentari hanya perlahan makan nya kenapa! Gamau makan itu ya! Yaudah gapapa nanti diorder yang lain aja ucap saya saat itu melihat cara dia sedang makan engga ko, emang saya aja yang makannya gabisa cepet ucapnya saat itu sambil melanjutkan makannya.

30 menit berlalu dan kami siap melanjutkan perjalanan kami, saya keluarkan kendaraan dari parkiran dan kembali saya pacu kendaraan saya dengan tenang sambil menikmati keindahan malam saat itu, entah memang karena sangat lelah disepanjanghari yang membuat mentari tanpa sadar merebahkan kepalanya di pundak saya saat itu,mengetahui hal itu saya perlahan menarik kedua tangannya dan mengusap kan lembut tangan kirinya untuk memberikan ketenangan batin kepadanya. Malam itu sangat mendukung perjalanan kami hingga akhirnya kami ditibakan dirumah mentari, yaudah kamu langsung istirahat aja ya aku mau otw pulang ucap saya kepadanya sambil mengucapkan salam dan melanjutkan perjalanan. 20 menit selepas dari rumah mentari saya tiba dirumah dan saya langsung membersihkan diri dan mengabari mentari udah istirahat ya? Aku udah dirumah ya dan saya langsung beristirahat ditempat tidur, dan dia membalas yaudah kalau udah sampe kamu langsung istirahat ya aku juga mau istirahat balasnya, dan saya terkejut membacanya. Kenapa? Karena dia membalas dengan respond aku dan kamu, entah karena ngantuknya atau bagaimana, walaupun sederhana tapi saya sangat senang saat itu dan lekas saya tidur saat itu.

SENJA MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang