#3

1.8K 33 0
                                    

     Yang namanya kenangan akan selalu membekas, entah kenangan indah ataupun sebaliknya

Maudy sedang duduk di balkon kamarnya, menatap langit malam yang bertabur bintang. Ingatan tentang seseorang yang menjadi idolanya dimasa lalu, seseorang yang sudah membuat pipinya memerah walau masih anak-anak.

"Cia jangan sedih, kalau cia sedih nanti Tian juga ikutan sedih"

Kalimat itu, kalimat yang muncul di sela-sela lamunan Maudy dan membuat air matanya merembes keluar dengan leluasa. Maudy menangis dengan begitu menyedihkan, mengingat masa lalu yang membuatnya senang dan juga sakit bersamaan.

"Tian di mana? Tian apa kabar? Cia rindu sama Tian" batin Maudy dalam tangisny. Hanya seorang TIAN yang bisa membuatnya senang dan sedih secara bersamaan, seseorang yang mengisi relung hatinya dari kecil. Seseorang yang sudah 8 tahun lamanya menghilang dari kehidupannya.

Maudy masuk ke dalam kamarnya dan mengambil sesuatu di atas meja belajarnya. Dia melihat album itu dengan senyum merekah, Yah barang yang diambil Maudy adalah album fotonya bersama Tian. Album foto yang bertuliskan Cia dan Tian dia melihat satu persatu foto di dalam album, lalu mengingat ulang setiap kejadian yang terekam dalam memorinya.
.
.
.
.
Maudy membuka matanya ketika silau mentari menembus jendela kamarnya.
Dia meraba-raba jam wekernya di atas nakas lalu "ANJIR UDAH JAM 6.30 HUAAAA GUE TELAT" jerit Maudy sambil berlari masuk ke kamar mandi.

"pagi pap, mam Maudy berangkat dulu" ucap Maudy kepada kedua orang tuanya. "Hati-hati sayang, sekolah yang bener" jawab kedua orang tuanya. Maudy hanya mengacungkan jempol dan berlari ke luar rumah.

Kedua orang tua Maudy hanya bisa tersenyum melihat kelakuan putri mereka, anak mereka satu-satunya .

My Amazing Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang