CHAPTER 3

53 4 1
                                    

"Gue suntuk nih, ngerjain guru yok!" Ajak Kenzie. Gimana nggak mau suntuk orang Bu Sisi kalo ngajar itu suaranya alus banget, bikin orang tepar aja. Tapi habis pelajaran nya Bu Sisi itu Bu Hanto, kenapa dipanggil Bu Hanto? Karena kalo teriak masyaallah suaranya ga ada bedanya sama toa sekolah.

"Oke, tapi pelajaran nya Bu Hanto aja." Balas Manda sambil ngedipin satu matanya ke kita. Kalau Manda gini kita yakin ini bukan hal baik.
                                   • • • • •
"Huh. . . Huh. . . Hah. . . Huh. . . Aduh anjir capek gue. Kaya habis lari maraton aja." Kenzie mengusap keringat yang meluncur bagai esketing di jidatnya.
 
"Akhirnya kita bisa lari dari toa sekolah, ya udah yuk sekarang cus ke rooftop." Balas Melita.

"Ayo!"

Flashback
"Psst. . ."
Kenzie hanya bisa terkikik geli sewaktu melihat permen karet yang diduduki sama Bu Hanto.
  
"Man, Mel, kita berhasil, nanti kita tunggu aja Bu Hanto berdiri dan. . . Bom. . . Haha. . ."

"Yang dibelakang kenapa tertawa, ada yang lucu?" Marah Bu Hanto.

   Sreek (tuh kan baru dibilang in juga)

"Bhahahaha." Suara tawa murid murid menghiasi kelas. Karena tau apa yang ditertawakan muridnya Bu Hanto yang semula berdiri terduduk kembali.

" Siapa yang ngelakuin ini ke saya? Maju ke depan!" Seru Bu Hanto. "Gak ada yang mau mengaku? Kalo ada saya doakan sampai di rumah kalian ga bisa buang sisa makanan kalian!" Ujar Bu Hanto sekenanya.

"Ya Allah Bu, masak doanya gitu, iya Bu saya yang ngelakuin tapi sama Kenzie sama Melita juga." Ceplos Manda. Mampus, kok punya temen Jujur amat sih, amat aja ga pernah jujur. Batin Kenzie

"KENZIE, MELITA, MANDA!! Kalian itu ya ga ada kapok kapoknya, udah dibilangin beberapa kali juga masih ngeyel, kalian itu udah kelas XI sebentar lagi mau naik kelas XII kalian itu harus nya rajin belajar, bla. . . Bla. . . Bla. . ." Kita hanya bisa meringis mendengar omongan nya Bu Hanto, bukan karena takut tp karena suaranya bener bener kayak toa sekolah.

"Sekarang kalian skort jump disini 75× biar kapok." Perintah Bu Hanto sambil tangannya memperagakan gaya ia death.

"Cepetan maju sini!" Perintah Bu Hanto. Kenzie ngedipin mata kearah Manda dan Melita, seakan tau apa yang akan Kenzie lakukan doubel M itu hanya mengangguk saja. Kenzie mulai menghitung dalam hati satu, dua, tiga,
 
   "KABURRR."
Flashback off

Tet. . . Tet. . . Tet. . . (Bunyi bel pulang)

"Cabut mall yuk! Bosen gue di rumah." ajak Manda. "Yok, gue juga bosen di rumah. Di rumah orang orangnya itu Mulu sih, palingan cuma bokap, nyokap sama si Curut Ken." Jawab Kenzie dengan santainya.

Emang mau siapa lagi zie? Manu Rios? Mimpi terus kamu zie.
                                   • • • • •

"Huh capek banget sih." Keluh Kenzie yang udah tepar aja di kasur. Baru aja mau nitip mata eh tiba tiba. . .

"KENZIE. . . Yuhu. . . Babang Ken datangg." Eh ternyata dateng manusia titisan tikus yang otaknya kurang setengah, yang bangunin Puteri Kenzie dari tidurnya,katanya sih gitu.

"Apa sih nyet? Baru aja nutup mata main ngganggu aja." Kenzie menatap malas kearah Kenzio. "Kan gara gara gue baik, nih gue kasih." Kata Ken sambil menyerahkan plastik hitam yang berada ditangannya itu. Gara gara itu plastik hitam, jadi Kenzie gak tau itu isinya apa.

"Itu isinya es krim, buka aja." Setelah mendengar kata es krim mata Kenzie langsung melebar sempurna. Siapa sih maniak es krim yang nggak mau dikasih es krim gratis?

"Ya udah ya gue mau balik ke kamar dulu, bhay!" Setelah keluar dari kamar Kenzie, Kenzio menahan tawa dilamarnya sambil menghitung mundur. Satu, dua, ti-

   "KENZIO ANJING!!!"

ga.
                                 • • • • •

Kenzie menuruni tangga dengan mulut komat Kamit menuju ruang makan.

"Tuh muka kenapa cemberut gitu? Kayak pembantu ga di gaji aja." Tunjuk Kenzio ke arah Kenzie. "Ma,anak titisan curut itu mengejek ku." Rengek Kenzie ke Andien. Wajah Kenzie yang semula cemberut tambah cemberut aja. Persis seperti pembantu ga digaji beneran.

"Emangnya kenapa sih? Kalian berantem lagi?" Tanya Andien kepo.

"Itu tadi si Ken katanya bawa in aku es krim tapi ternyata isinya tikus mainan. Kan aku kira itu tikus beneran. Mama tau kan aku takut sama yang namanya tikus?" Kenzie melempar tatapan sinis nya ke arah Kenzio.

"Udah udah, sekarang makan dulu nanti ke buru dingin." Perintah Fero yang baru saja datang dan menduduki kursi nya.

Semula pandangan Kenzie yang menyorot ke arah Kenzio sekarang berpindah ke arah meja makan. Ada sup ayam, ikan, sambal Pete dan. . . Ayam? Seketika mata Kenzie membulat sempurna. Baru aja mau ngambil ayam tangan Kenzie sudah di hempas begitu saja oleh Andien.

"Eits, sebelum makan itu cuci tangan dulu." Nasihat Andien. Kenzie dengan mupeng nya langsung berlari ke arah dapur dengan tergesa gesa.

Dan baru aja mau ngambil ayam, dihempas sama Andien, lagi.

"Eits, sebelum makan itu berdoa dulu." Nasihat Cassandra untuk yang kedua kalinya. Dengan wajah super mupeng nya Kenzie langsung berdoa dengan cepat.

Itu berdoa apa cuma nempelin tangan di wajah? Cepet amat doanya.

Kenzie masih melihat ayam itu dengan wajah mupeng nya. Baru aja mau diambil lagi eh,

"Eits, tunggu dulu, mama lupa matiin kompor nya, tunggu bentar jangan sampai ada yang ngambil makannya."

Setelah beberapa tahun kemudian, . . .

"Ayo di makan. . ." Perintah Andien dengan senyum tidak bersalah nya. Kali ini bukan lagi wajah mupeng nya si Kenzie tapi wajah betenya. Siapa yang ga bete coba? Dari tadi mau makan eh ada aja halangan nya.

"Udah kan ma? Aku boleh makan sekarang?" Tanya Kenzie dengan wajah betenya.

 "Silahkan, orang ga ada yang larang kamu buat ga makan juga." Jawab Andien dengan cuek nya.

"Oke, serah ma serah." Kata Kenzie sambil makan ayamnya dengan ganas. Kayak kucing lagi dapet tikus aja.
                                  • • • • •
Tbc.

ZIEGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang