CHAPTER 6

10 1 0
                                    

Suara gelak tawa terdengar dari meja nomor 6 di cafe itu. Hari ini Sabtu malam yang cerah. Banyak remaja yang menghabiskan waktunya di cafe itu. Termasuk remaja yang berada di meja nomor 6 tadi.

"Haha... Gue ga kuat ketawa lagi." Kata seorang perempuan yang ada di meja nomor 6.

"Haha... Gue juga ga kuat, tapi ini mulut kenapa ketawa terus si? Haha" Teman dari remaja tadi pun melakukan hal yang sama, tertawa layaknya orang bodoh, tiada henti.

Pletak
Pletak

Sebuah jitakan mendarat sempurna di kening remaja yang tertawa tadi yang membuat dua remaja itu menghentikan tawanya.

"Puas Lo pada ngetawain gue?" Tanya remaja yang melayangkan jitakan nya tadi.

"Puas banget man." Orang yang disebut 'man' tadi mendelikan matanya tajam.

"Ih Kenzie, Lo kok ngeselin banget sih?" Ya, mereka bertiga itu Kenzie, Manda dan Melita.

"Apa? Gue cantik? Makasih lho." Kenzie menunjukkan senyum percaya diri nya.

"PD banget." Ucap Manda dan Melita sambil menunjukkan ekspresi ingin muntah nya.

"Btw, belakangan ini kok gue ga pernah liat si lampir Sherly sih? Masi hidup kan dia?" Celetuk Melita tiba tiba.

"Napa Lo? Kangen?" Goda Kenzie menaik turunkan alisnya.

"Eh gue cuma nanya ya!" Sewot Melita.

"Katanya si dia libur 1 Minggu, ikut bapak nya bisnis di Singapura." Kata Manda.

"Lo kok tau man? Dari mana?" Kepo Melita.

"Kayak Lo gak tau Manda aja, jelas dia tau, orang dia ikut gosip sekolah." Jelas Kenzie.

"Emang ada ya grup begituan?" Tanya Melita polos.

"Melita pinter, Lo tadi dengerin Manda gak sih? Jelas jelas dia tau kalau si Sherly ga masuk dari grup itu. Dan Lo masih nanya 'emang ada grup begituan?'" geram Manda gemas.

"Ouh." Hanya itu jawaban Melita yang mampu membuat Kenzie ingin menenggelamkan Melita ke dasar laut, kalau tidak ingat bahwa Melita sahabatnya.

"Serah mel, serah." Jawab Kenzie malas.

Setelah itu tidak ada obrolan hingga hening menyelimuti mereka.

"Besok kalian ada acara? Nge mall yuk!" Tanya Manda yang di jawab gelengan oleh Kenzie dan Melita.

"Kalian jawab yang mana?" Tanya Manda bingung.

"Acara." Jawab Kenzie dan Melita lagi.

"Jadi besok ke mall?" Tanya Manda memastikan dan di jawab anggukan oleh Kenzie dan Melita.

"Ih, kalian kenapa sih? Ada mulut? Dari tadi di jawab anggukan sama gelengan aja. Lama lama kalian jadi kayak si kutub Edgar, mau?" Tanya Manda yang lagi lagi hanya di jawab gelengan tegas oleh keduanya.

"Ya udah, serah kalian, serah." Kesal Manda sambil memonyong-monyongkan bibirnya yang mau tak mau membuat Kenzie dan Melita tak kuasa menahan tawanya.

Dan obrolan pun berlanjut, sampai pukul 22.00 pm. Yang mau tak mau mengakhiri hang out mereka hari ini.
                                    •••

Hari ini Kenzie sudah siap dengan pakaian jalannya. Setelah puas berkaca di cermin ia pun segera turun menuju ruang makan.

"Pagi mamaku sayang." Kenzie berlari mengecup pipi Andien.

"Tumben, udah bangun."  Ucap Andien

"Anaknya bangun pagi dikomen, siang dimarahin, populasi netijen di dunia ini semakin banyak ya?"

"Heh, kamu bilang mama netijen?" Tanya Andien.

"Aku nggak bilang tu, kalo mama ngerasa ya udah." Ucap Kenzie santai.

"Kamu jadi anak kok-" ucapan Andien terpotong oleh teriakan kaget Kenzio yang baru saja turun dari kamarnya. Mata Kenzio yang awalnya masih setengah tertutup melebar seketika.

"Kenapa Ken?" Kenzie menaikan sebelah alisnya.

"Lo setan apa makhluk jadi jadian?" Tanya Kenzio sambil mendekat ke arah Kenzie dan mencubit pipinya.

"Lo kira gue makhluk jadi-jadian? Hellow, ini kenzie gue makhluk yang paling manis didunia." Jawab Kenzie dengan pdnya

"Tuh kan bener! Lo makhluk jadi jadian. Kalo Kenzie, ga mungkin dia bangun sepagi ini."

"Emang gini ya resiko jadi cantik, apa apa dikomenin." Ucap Kenzie sambil mengibaskan rambutnya.

"Ga nyambung bego! Gue bilang A Lo bilang Z, kejauhan."

"Dan satu lagi, Lo tu ga cantik." Sambung Kenzio.

"Lo bilang apa?" Tanya Kenzie geram sambil memajukan badannya kearah Kenzio yang sekarang sudah duduk di kursi depan Kenzie.

"Lo.tu.ga.cantik. emang ada masalah, hem?" Jawab Kenzio sambil menekankan kalimat pertama dan juga memajukan badannya kearah Kenzie.

"Lo-"

"Ada apa ini?" Ucapan Kenzie terpotong oleh seseorang yang baru saja memasuki ruang makan.

"Papa!" Kaget Kenzio, Kenzie menyeringai kearah Kenzio. Kesempatan ngadu nih!, Batin Kenzie.

"Kok papa dirumah?" Tanya Kenzio heran.

"Papa-"

"Papaa, bang Ken nakal sama Kenzie." Sebelum Fero sempat menjawab pertanyaan Kenzio, Kenzie sudah menyelanya terlebih dahulu.

"Emang ke-" lagi lagi ucapan Fero dipotong.

"Yang mulai duluan itu Kenzie pa." Bela Kenzio tidak terima.

"Dih, mana ada aku yang mulai duluan, tadi masa-"

"Padahal tadi gue ga ngapa ngapain, Lo aja yang sewot." Balas Kenzio sengit.

"Eh Lo tu-"

"Kalo papa marah, marah aja ke Kenzie." Potong Kenzio cepat.

"Woi! Kapan gue bilangnya kalo Lo nyerocos terus. Itu mulut apa kereta sih?!" Kesal Kenzie.

Fero yang melihat itu pun hanya menggeleng gelengkan kepalanya sambil mengelus dada.

"Punya anak gini amat." Lirih Fero.

"Stop, stop! Mending kalian cepat makan, keburu dingin." Perintah Andien.

Dan akhirnya acara makan pun dimulai walau ada sedikit perdebatan yang Kenzie dan Kenzio lakukan.












Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZIEGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang