CHAPTER 5

51 3 2
                                    

"Hai Edgar." Sapa Kenzie yang dibalas dengan dengusan jijik oleh Edgar.

"Eh Edgar, lo mau makan apa?" Tanya Kenzie. Ya, mereka sekarang-Kenzie,Edgar,Leon,Kenzio dan doubel M sedang di kantin sehabis keributan yang melibatkan Edgar tadi.

"Lo tu ngapain sih deket deket gue, jijik tau gak?" Edgar melempar tatapan sinis nya ke arah Kenzie.

"Karena gue sayang sama Lo." Kenzie mengarahkan pandangannya langsung di mata Edgar. Sebentar, hanya sebentar Edgar sempat terpesona oleh tatapan itu. Matanya indah, eh apaan sih Lo gar? Tapi kok jantung gue . . . Batin Edgar.

"Apaan sih Lo? Gak jelas banget." Kata Edgar gugup sambil berdiri meninggalkan kantin.

"Lo mau kemana gar?" Seru Leon. Semua mata langsung tertuju kepada Edgar.

"Kelas." Kata Edgar dengan muka datar andalannya dan pergi meninggalkan kantin.

"Itu anak kenapa?" Kepo Manda.

"Nggak tau, palingan juga gara gara Kenzie." Canda Leon. Setelah itu semua yang berada di meja itu melanjutkan aktivitas makannya yang sempat tertunda.
                                • • • • •
"Sttt gar . . . Lo kenapa ngelamun? Tumben Lo fokus pelajaran, kesambet setan yang ada di pilm horor yang kemarin Kenzio liat ya?"

"Hmm?" Edgar menyiritkan keningnya bingung.

"Itu lho yang pilm nya lagi trand, yang setannya badut itu lho, apa sih namanya? Ah pokoknya itu, dan Lo tau ga? Kouta gue habis buat si Kenzio liat itu" cerocos Leon.

"Ck." Decak Edgar sambil memutar bola matanya malas.

"Lo kenapa ngelamun mulu, lagi mikirin Kenzie Lo?" Leon menepuk bahu Edgar sambil tersenyum menggoda.

"Gue bingung." Sahut Edgar.

"Edgar dan Leon kalian berdua kenapa ribut ribut, kalo nggak mau ikut pelajaran mending kalian keluar se.ka.rang." perintah pak Anto dengan menekan kata sekarang.

Edgar berdiri dari tempat duduknya diikuti Leon di belakangnya. Mereka keluar kelas tanpa melihat kearah pak Anto sama sekali. Berbeda dengan Edgar yang keluar dengan wajah datarnya, Leon malah cengengesan sambil melambaikan tangan kepada teman sekelasnya yang tentu saja di balas tatapan malas oleh mereka, sudah biasa.
                                  • • • • •
"Kita mau kemana gar? Kantin? Rooftop?" Tanya Leon.

"Kantin" jawab Edgar singkat.

"Oke deh." Balas Leon sambil mengangguk anggukan kepalanya. Keduanya pun berjalan beriringan menuju kantin.

"Loh, Edgar? Leon?" Seru suara cempreng dari belakang mereka, membuat keduanya otomatis menolehkan kepalanya ke belakang dan menemukan Kenzie di sana.

"Eh bener! Gue kira siapa tadi, btw kalian ngapain ke kantin? Bolos ya loo?" Kepo Kenzie sambil memicingkan matanya.

"Gue lagi nemenin pangeran Edgar yang mau beli bakso buat tuan Puteri Kenzie." Jawab Leon sambil melayangkan senyum jahil nya kearah Edgar. Ucapan Leon itu mau tak mau membuat wajah Kenzie merah merona. Ciri khas orang malu.

"Eh, benerannn?" Ucap Kenzie sambil menutup mulutnya.

"Pangeran Edgar ga usah beliin aku bakso, mending kita makan aja berdua. . . Hush hush, dek Leon pergi dulu yaa. Biar pangeran Edgar sama Puteri Kenzie makan berdua." Ucap Kenzie yang langsung melingkarkan tangannya kanannya ke lengan Edgar dan mengibas ibaskan tangan kirinya kearah Leon yang bermaksud mengusirnya.

"Apaan sih Lo?" Ucap Edgar sambil melepaskan tangannya dengan kasar. Dan berlalu tanpa menoleh kearah Kenzie yang sekarang cemberut.

"Ya udah yuk, mendingan tuan puteri Kenzie makan sama jendral besar Leon aja yang tampannya sebelas dua belas sama pangeran Edgar." Ujar Leon sambil mengedip ngedipkan matanya kearah Kenzie.

"OGAH." Jawab kenzie yang langsung berbalik badan kembali ke kelas nya.

"Kenapa semua orang jadi ninggalin gue sih. . ." Ujar Leon sambil menautkan kedua tangannya kedada, menghayati kesendirian nya. Menyadari kalau langkah Edgar sudah jauh, akhirnya Leon berlari mengejar Edgar.

"Woi Edgar tungguin gue, elahh!"
                                • • • • •
Tet. . . Tet. . . Tet. . .

Bunyi bel pulang berbunyi tiga kali, yang disambut oleh sorak sorakan para murid. Membuat para siswa dan siswi SMA Nusantara keluar dari kelas masing masing. Seperti kacang yang tumpah dari karungnya. Bergabung menjadi satu di koridor depan kelas.

Kenzio baru saja bangun dari tidur nyenyak nya dan melihat ke belakang tetapi tidak mendapati Edgar dan Leon di belakangnya mendengus kesal. "Hooam. . . Kemana sih itu curut 2? Sukanya ninggalin orang aja." Dengus Kenzio masih dengan wajah bantalnya.

"Bodo ah, gue balik aja, mungkin mereka juga udah pulang." Gumam Kenzio acuh.

Sesampainya di parkiran sekolah Kenzio memicingkan matanya ketika melihat sosok Edgar dan Leon menuju kearahnya. Matanya mendelik tajam.

"Kalian habis dari mana? Main tinggal aja." Tanya Kenzio sambil memonyong-monyongkan bibirnya sebal.

"Itu tadi si Edgar ngajak ribut di kelas, and then kita di suruh keluar deh." Jawab Leon sambil menunjukkan cengiran khasnya.

"Kalian ribut ga ngajak ajak sih?" Sahut Kenzio sebal.

"Zie, Lo mau ribut? Lapangan luas kok. Kita ribut disana aja ya." Dengan wajah polosnya Leon mengatakan itu.

"Lo kira mau tawuran?" Desis Kenzio.

"Katanya ngajak ribut, gimana sih?" Masih dengan wajah polosnya Leon mengatakan itu. Dan itu membuat Edgar menggelengkan wajahnya tidak percaya. Kok bisa ya gue temenan sama makhluk yang modelnya begini. Manusia bukan, vampir juga bukan, alien apalagi, ck. Mending gue balik duluan dari tadi. Batin Edgar ngawur.

"Ck." Setelah mengeluarkan decakan itu Edgar langsung menaiki motornya dan meninggalkan area sekolah.

Setelah berdebat beberapa lama akhirnya Kenzio mulai menyadari bila Edgar sudah tidak ada disampingnya.

"Eh, Edgar mana?" Tanya Kenzio.

"Lo kira gue ibunya?" Tanya balik Leon sambil memasukkan jari kelingkingnya di salah satu lubang hidungnya, alis mengupil.

"Eh curut, gue serius anjirr." Maki Kenzio kesal. Leon yang mendengar itupun langsung menunjukkan ekspresi ngerinya kearah Kenzio dan menjaga jarak dari Kenzio. Kenzio menyadari itu menautkan alisnya, bingung.

"Lo kenapa sih?" Tanya Kenzio semakin penasaran. Bukannya menjawab tapi Leon semakin menjauhkan tubuhnya dari Kenzio. Yang membuat Kenzio akhirnya mengoreksi ucapannya sendiri. Apa ada yang salah dari ucapannya tadi? Batin Kenzio terus berfikir keras. Tapi sepertinya dia tidak menemukan apa yang salah.

"Lo kenapa sih?" Tanya Kenzio berusaha sabar.

"Lo. . . Suka sama gue ya?" Tanya Leon dengan wajah ngerinya.

"Hah?" Hanya itu respon yang bisa diberikan oleh Kenzio.

"Katanya tadi Lo mau serius?" Jawab Leon sambil menjauhkan tubuhnya lagi dari Kenzio.Dan akhirnya Kenzio menyadari ucapannya yang membuat Leon jadi seperti itu, matanya melotot seketika.

"DASAR SEBLENG, GUE MASIH WARAS LEONNN."

_ _ _ _ _
Tbc.

ZIEGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang