CHAPTER 4

43 2 0
                                    

"Huh. . . Hah. . . Capek anjir!" Keluh gadis berambut dark brown itu, siapa lagi kalau bukan Kenzie. Setelah keributan yang terjadi di rumah akhirnya ia bisa berolahraga juga.

Flashback on
"Kenzie! mana celana training gue?" Teriak Ken di dalam kamar nya.

"Ada itu dilemari nomor 2." Teriak Kenzie balik sambil memakai sepatu yang berlambang centang nya itu.

"Kenzie! Mana sepatu merah gue?" Teriak Kenzio yang kedua kalinya.

"Ada di rak nomor 3."

"Kenzie, Lo tau earphone gue ga?" Tanya Kenzio yang sekarang sudah berada disamping kenzie.

"Kalo itu gue ga tau, emang harus ya pake earphone? Kayak mau nge DJ aja. Kita mau olahraga woi!" Sinis Kenzie.

"Ya terserah gue lah, hidup hidup gue, kok Lo nyolot sih?" Teriak Kenzio tak kalah sinis.

"Mau berantem lo? Ayo gue ladenin!" Tantang Kenzie yang sudah menggulung lengan bajunya naik.

"Ayo sini maju!" Tantang Kenzio yang sekarang sudah memasang kuda kuda nya. Dan di balas tatapan sengit kenzie.

"Woi, berisik ngganggu orang lagi tidur aja." Protes Andien yang baru aja keluar kamar.

"Andien, kalo teriak jangan keras keras, bisa pecah ni telinga." Protes Fero di kamar nya.

"Terserah aku lah fer, mulut mulut aku, kenapa situ nyolot?" Sinis Andien.

"Ken ini kan kita yang mau tarung kenapa malah jadi mama sama papa?" Bingung Kenzie.

"Mending berangkat sekarang aja deh, dari pada kita hancur duluan sama teriakan mama." Jelas Kenzio.

"Kok nggak dari tadi sih berangkat nya? Gara gara Lo nih jadi kesiangan." Protes Kenzie.

"Kok gue sih?"

"Udah, udah gue ga mau berantem, yuk berangkat."
Flashback off

"Hai Zie!" Sapa seorang cowo yang sedang mendekat ke arah Kenzie.

"Hai, siapa ya?" Bingung Kenzie. Kayak kenal nih, tapi siapa? Batin Kenzie.

"Lo lupa gue? Ck, payah Lo!" Ujar cowo itu sambil menyentil jidat Kenzie. Kayak sering kalimat itu deh, sapa ya? Apa jangan jangan. . . Mata Kenzie langsung membulat seketika.

"Lo Aldo?" Tanya Kenzie yang dibalas anggukan semangat dari Aldo.

"Lo teman TK gue kan?"

"Lo juga teman SD gue kan?"

"Teman SMP juga kan?" Berkali-kali Aldo mengganggu kan kepalanya semangat.

"Lo yang waktu TK pernah kencing di celana itu kan?" Tanya Kenzie antusias. Seketika wajah Aldo berubah masam. "Kalo yang itu ga usah ikut di sebutin, ogeb." Sinis Aldo.

Dan segera Kenzie memeluk Aldo erat. "Lo kangen banget sama gue ya zie? Meluknya erat banget, sampai gue mau jatuh." Kata Aldo sambil membalas pelukan Kenzie tak kalah eratnya.

"Bangettt, Lo sekarang tinggal di- aw. . ." Kenzie memekik kaget saat ada orang yang mejitak kepalanya dari belakang.

"Oh, gini ya Lo, gue muterin lapangan buat nyari Lo, eh malah Lo nya enak enakan pelukan sama cowo." Sungut Kenzio kesal.

"Salah siapa tebar pesona, muka kayak comberan aja bangga." Balas Kenzie tak mau kalah.

"Muka mirip manurios gini masa di bilang kayak comberan? Stroberi mangga apel sori ga lepek." Sahut Kenzio sambil mengibas ibaskan tangannya.

"Kok Lo jadi alay gini sih? Kena virus mb mb lampu merah Lo?" Kenzie jadi ngeri sendiri.

"Iyuh banget sih, udah ah gue males berantem sama Lo lagi, ga akan ada habisnya. Capek, mending kita pulang aja." Saran Kenzio.

"Kan yang ngajak berantem situ? Kenapa jadi nyalahin sini?" Sewot Kenzie.

"Ya udah, gue mau pulang aja. Panas liat Lo pelukan gitu." Sinis Kenzio.

"Yee, bilang aja Lo irikan?" Kenzie menaik turunkan alisnya berusaha menggoda Kenzio dengan senyum jailnya.

"Bhay! Lo pulang sendiri ye." Kenzio pergi dengan wajah sebalnya.

"Kenzio! Tungguin gue, eh gue duluan ya do, sampai jumpa bhay!" Setelah mengatakan itu Kenzie langsung lari mengejar Kenzio. Aldo yang menatap itu hanya menggeleng gelengkan kepalanya. "Ck, kalian ga berubah."
                                  • • • • •

"Eh, eh, kenapa pada lari lari sih? Emang manurios kesini ya?" Tanya Kenzie dengan wajah berbinar nya.

Tak. Satu jitakan berhasil mendarat mulus di jidat Kenzie.

"Apaan sih zie. Kalo kayak gini itu biasanya ada yang nembak kalo ga ya ada yang berantem." Jelas Melita.

"Kayaknya pada lari ke lapangan basket. Ikut yuk!" Ajak Manda.

"Misi. . . Misi. . ." Kenzie, Manda dan Melita langsung menerobos kerumunan murid murid.

"Oh, ternyata Edgar yang ditembak, pasti ini di tolak lagi." Gumam Kenzie percaya diri.

"Gar, gue ga tau mau bilang apa intinya gue sayang sama Lo, gue udah suka Lo waktu awalan masuk, gar Lo mau ga jadi pacar gue?" Tembak seorang cewe ber make up tebal sambil menyerahkan sebuket bunga ke arah Edgar.

"Terima! Terima! Terima!" Sorak sorakan murid mulai terdengar memenuhi lapangan basket ini.

Dan seketika Edgar mengambil buket bunga yang ada di genggaman cewe itu sebelum nya. Dan aksinya itu membuat mata Kenzie dan semua orang dilapangan melotot kaget.

Dan ternyata. . . Edgar langsung membuang bunga yang ada di genggamannya itu dan menginjaknya dengan tidak berperasaan. "Lo cewe, yang harusnya nembak itu cowo, cewe kayak Lo itu murahan. Dasar ga punya harga diri!" Dan setelah mengucapkan kata pedasnya Edgar berlalu meninggalkan lapangan dengan perasaan tidak bersalah nya.

Dan cewe itu pergi dengan air mata yang membasahi wajah penuh make up itu.

                                 • • • • •
Tbc


ZIEGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang