i want you natsume! (matonatsu)

kita yang bernasib sama.

"hei. Kau... Sedang bicara dengan siapa?" suara itu membuat natsume terkejut dan mematung. Ia menoleh ke belakang untuk memastikan siapa yang menyapanya.

Orang itu tinggi. Dia berambut pirang kecoklatan dengan kacamata di wajahnya. Lalu yang paling aneh yang dapat natsume tangkap dari orang itu adalah... Sesosok bayangan semacam kadal yang merayap di wajahnya.

.
.
.

"a.. Aku hanya sedang bicara sendiri. Maksudku- tempat ini sangat indah, sampai-sampai aku bicara omong kosong." natsume menjawab dengan sedikit menunduk. Malu dengan jawabannya sendiri. Mendengar hal itu, orang itu memilih untuk duduk di sampingnya.

"ah.. Begitu. Kupikir kau sedang bicara dengan sesuatu. Kau tahu? Yang tidak bisa sembarangan dilihat orang lain." ucapnya sambil tersenyum. Ia duduk merapat ke arah natsume.

Natsume sedikit terkejut dengan hal itu. Ia menoleh dan berpura-pura tidak tahu apa-apa. "kupikir hal semacam itu tidak ada."

"sungguh?! Kau berpikir begitu?! Aku juga awalnya begitu, tapi aku selalu merasa ada sesuatu yang merayap di wajahku. Haha, tapi kurasa itu cuma perasaanku saja." jawabnya spontan. Ia menggaruk sedikit pipinya dengan malu.

Natsume menatapnya dengan sedikit kikuk. Bayangan itu telah merayap ke belakang kerahnya. "kadang-kadang aku juga seperti merasakannya. Mereka terkadang bisa sangat kecil." kata natsume sambil tersenyum menatap youkai kecil yang melompat-lompat di depan kakinya.

"begitu." orang itu bergumam. Memandang ke arah yang sama seperti yang natsume lihat. "aku selalu berpikir mereka bisa sangat besar. Mungkin sebesar rumah, tak kusangka bentuk mereka kecil."

Natsume sesikit terkejut dengan pernyataan konyol itu, dia sedikit tertawa. "sebesar rumah? Itu konyol. tapi, bukan berarti tidak mungkin. Ada sebagian dari mereka yang sangat besar dan lambat." natsume tanpa sadar terkikik.

Lelaki itu tersenyum dengan senyum yang paling aneh. "kau, sepertinya tahu banyak tentang mereka." ia mulai menatap natsume dengan lekat. Matanya menembus tajam membuat natsume tak bisa balik menatapnya.

"Kau bisa melihatnya bukan?" ungkapnya tiba-tiba.

Jantung natsume langsung berdegup kencang. Debaran yang kuat tiap detiknya membuat dia sulit bernafas. Gawat. Bagaimana ini? Pikirnya. "ah!" natsume menunduk. Tidak sadar menceritakan hal seperti itu pada orang asing. Hal yang sama seperti dulu bisa terulang kembali.

Melihat kegugupan yang hebat dari natsume, laki-laki itu melembutkan pandangannya. "tidak masalah. Aku juga bisa melihat mereka, sama seperti yang kau lihat." potongnya dengan senyuman.

"eh?"

"ada satu kan? Yang sangat kecil di kakimu dan dia sepertinya mengenalmu. Lalu, di tempat pemotretanku. Ada satu yang besar dan tidak bergerak." dia menunjuk kearah kerumunan yang sepertinya sedang panik.

Natsume merasakan debaran yang luar biasa begitu mendengar nama tempat itu. "eh? Pemotretan? Jangan-jangan anda?"