Part 8

40.3K 6.4K 823
                                    

SETELAH semua jadwal pertemuan selesai keduanya kembali ke hotel. Sedari tadi Jaemin hanya menampakan wajah datar; di dalam hati ia sudah mengumpat dan membayangkan rencana apa yang harusnya ia buat untuk seorang Lee Jeno.

Oh demi Tuhan bahkan sekarang telapak tangan Jaemin masih terasa begitu aneh karena menyentuh selangkangan lelaki cabul itu! Ingin rasanya Jaemin mengajak Jeno ke atas rooftop dan mendorong lelaki cabul tersebut dari atas sana hingga tewas!

"Kita di China, kau tidak ingin pergi ke luar bersamaku? Ada festival yang diadakan di kota sampai besok." gumam Jeno sembari melepas jas serta dasi, jam di tangannya menunjukan pukul tiga sore.

Masih ada banyak waktu jika mereka ingin menikmati kota China terlebih dahulu, bukankah akan sangat menyenangkan menghabiskan waktu berdua?

Karena kekesalan yang sudah memuncak, Jaemin mengambil selimut besar; membentangkan selimut itu sebelum membungkus seluruh tubuh Jeno hingga kepalanya tidak terlihat.

"YA YA! APA YANG KAU LAKUKAN?!" tubuh Jeno terjatuh diatas lantai, ia tidak bisa melihat apapun karena gelap.

Jaemin tersenyum puas, ia menduduki tubuh Jeno, entah di manapun itu ia sudah tidak perduli. "RASAKAN CABUL! RASAKAN! MATI KAU MATI!!"

"YA NA JAEMIN!"

"MATI SAJA KAU! SIALAN! TELAPAK TANGANKU MASIH TERASA ANEH!" Jaemin mengepalkan kedua tangan dan memukuli tubuh Jeno yang terbungkus selimut. Masa bodoh jika lelaki tampan itu adalah atasannya, Jaemin sudah jengah!

Bukannya takut, Jeno malah tertawa hingga perutnya sakit. Pukulan Jaemin tidak terlalu terasa karena tekstur selimut yang tebal.

"Oh kau ingin mencoba penisku kan?"

"HENTIKAN BODOH!" Oh sungguh, Jaemin tidak tahu apa yang harus ia lakukan pada Jeno. Otaknya sudah merasa lelah karena tidak berhasil mendapatkan ide bagus.

Merasa tidak bisa bernafas, akhirnya Jeno mendorong tubuh Jaemin hingga si empunya terpental dan mengaduh kesakitan. Lelaki tampan itu membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh, wajah tampannya terlihat tegas. Jeno membuka satu persatu kancing di bajunya.

"Kenapa kau itu bar-bar sekali Na Jaemin? Padahal aku hanya bercanda." ujar Jeno dengan suara yang lebih rendah, seringai terpasang di wajah tampannya.

Perlahan, ia berjalan mendekati Jaemin yang jantungnya sudah berdetak begitu cepat. Demi Tuhan Jeno terlihat mengerikan sekarang! Jaemin ingin pulang.

Dengan satu tarikan, Jeno mengangkat tubuh Jaemin dan langsung mendorong si lelaki manis ke arah kasur. Kedua bola mata Jaemin melebar; lelaki manis itu menatap horror ke arah Jeno.

"Mau apa kau hah?!"

"Memperkosamu."

"YA SINTING! YAㅡmmmpphh.." bibir Jaemin langsung di bungkam dengan ciuman kasar oleh Jeno, kucing nakal itu harus di beri pelajaran karena sikap bar-bar nya.

Tubuh besar Jeno menindih Jaemin di atas kasur, bahkan kini kedua tangan Jaemin sudah di tahan di atas kepala oleh si lelaki tampan hanya dengan satu tangan. Sementara satu tangan Jeno yang lain mulai mengusap dada serta perut Jaemin.

"Mmmph! Jenh!" berkali-kali Jaemin mencoba untuk menggelengkan kepala dan memberontak, namun ternyata ia tidak bisa. Tenaga mereka tidak sebanding! Rasanya begitu aneh ketika bibir tebal Jeno melumat dan menghisap bibirnya, kepala Jaemin terasa berputar.

Jeno tersenyum di sela-sela ciumannya. Ia menghisap kuat bibir Jaemin yang terasa begitu manis; satu tangannya mulai menelusup masuk ke dalam kaus si lelaki manis. Mengusap perut dan merambat hingga dada, mencubit pelan tonjolan kecil disana, berhasil membuat Jaemin terperangah dan memekik pelan.

How Bad Do You Want Me?《Nomin》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang