JAEMIN terus menekuk wajahnya sejak dua puluh menit yang lalu. Bayangkan saja, di hari minggu yang Indah ini ia di paksa untuk ikut membeli kebutuhan rumah Taeyong. Padahal itu bukan urusannya, Jaemin merasa kesal karena ia tidak akan pernah bisa menolak paksaan Kakak sepupu cantiknya itu.
"Tolong ambilkan tisu itu Jaemin-ah." Taeyong menunjuk tisu yang terletak di rak paling atas; wajahnya terlihat cerah.
Yah, ia hanya tidak sabar menunggu kelahiran anak pertama nya. Saat ini Taeyong sedang hamil, ingat? Hanya tinggal menunggu beberapa bulan, anaknya dan Jaehyun akan segera lahir ke dunia.
"Hm." tangan Jaemin terulur; bahkan ia sampai berjinjit untuk menggapai tisu tersebut lalu menaruhnya di dalam troley yang sedang Taeyong dorong.
Setelah itu mereka kembali berjalan melusuri rak makanan. Taeyong membutuhkan banyak cemilan sehat agar bayinya tumbuh kuat. Sementara Jaemin hanya bisa menghela nafas; merasa bosan.
"Kurasa itu masih mentah!"
Menolehkan kepala; bola mata Jaemin melebar saat melihat seseorang yang tidak asing. Lee Jeno, sedang berdiri di hadapan buah melon bersama sekretaris barunya yang Jaemin ketahui bernama Jinsoul.
Taeyong sudah mendorong troley nya ke rak lain. Sementara Jaemin masih diam di tempat; bersembunyi di balik rak sembari mengamati Jeno yang terlihat sedang berpikir.
"Kenapa kita harus membeli ini?" Jeno bertanya pada Jinsoul; wajahnya terlihat sedikit kesal.
Sedangkan Jinsoul tertawa kecil lalu mencubit pipi Jeno. "Karena kau membutuhkan vitamin."
Jaemin mengdengus; entah kenapa ia tidak suka melihat interaksi seperti itu. Jaemin tidak suka ketika Jeno dekat dengan orang lain, namun sungguh, ia tidak memiliki perasaan apapun terhadap lelaki sialan itu!
"Tunggu sebentar."
Jaemin melihat Jeno mendekatkan wajah pada Jinsoul dan mengambil sesuatu yang terletak di dekat hidung wanita cantik itu. Hal tersebut berhasil membuat Jaemin mengambil cokelat batangan yang ada di sebelahnya; lalu tanpa sadar melemparkan benda tersebut ke arah Jeno hingga mengenai belakang kepala si lelaki tampan.
"YA!"
Karena tidak ingin ketahuan, Jaemin pergi menjauh dari sana. Ada rasa tidak nyaman di dalam hatinya; aneh, seperti ada yang mengganjal.
"Cih, dasar cabul!" rutuk Jaemin penuh kekesalan.
Untuk apa Jeno melakukan hal tersebut di depan umum? Apakah sengaja agar banyak yang melihat? Menjijikan sekali. Jaemin jadi semakin membenci manusia bernama Lee Jeno.
"Jaemin-ah!" Taeyong melambaikan tangan dari rak susu; ia tersenyum kecil saat melihat Jaemin menghampirinya.
Taeyong kira sepupu manisnya itu sudah pulang. Namun ternyata masih ada.
"Ne Hyung?"
"Darimana saja?"
Jaemin mengangkat kedua bahunya acuh. "Tidak tahu, habis melihat sesuatu yang buruk. Mataku terasa sakit."
"Omo!" Taeyong menangkup kedua pipi Jaemin dan memperhatikan kedua mata sepupu manisnya itu, "tapi tidak ada apapun, apakah benar-benar sakit?"
Otomatis Jaemin mengangguk, lalu menurunkan tangan Taeyong dari pipinya secara perlahan. Bukan matanya yang terasa sakit, tapi hatinya. Hanya saja Jaemin enggan mengakui hal tersebut sampai kapanpun, ia tidak akan pernah mau berurusan lagi dengan Jeno. Sudah cukup selama ini ia hanya di jadikan sebagai pelampiasan nafsu, bahan percobaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Bad Do You Want Me?《Nomin》✔
Fiksi Penggemar[Romance] Lee Jenoㅡseorang pengusaha muda yang selalu mendapatkan apapun dengan semua uangnya, termasuk hati. Tapi ternyata di dunia ini ada orang yang tidak bisa di beli dengan uang, hal itu membuat Jeno semakin tertarik pada sosok Na Jaemin. "M...