JAEMIN tidak tahu kemana Jeno akan membawanya, namun lelaki tampan itu menyuruh Jaemin untuk membawa beberapa potong pakaian karena mereka akan menginap. Kini Jaemin sudah berada di dalam mobil milik Jeno; ia menaruh tas ransel di jok belakang dan terkejut ketika melihat beberapa makanan serta kembang api.
"Tunggu, untuk apa kau membawa kembang api?" tanya Jaemin penasaran.
Jeno tertawa; mulai menjalankan mobil dan menjauhi perkarangan rumah Jaemin. Ia ingin mengajak Jaemin ke suatu tempat yang berada di bukit, sudah lama sekali sejak terakhir kali ia pergi ke sana. Mungkin sepuluh tahun yang lalu.
"Coba tebak."
"Aku tidak tahu," Jaemin mengangkat bahu dan menyenderkan punggung pada kursi.
Sebenarnya Jaemin sedikit curiga ketika Jeno mengajaknya menginap. Maksudnya, bagaimana jika nanti lelaki tampan itu akan melakukan sesuatu padanya? Tapi kembali lagi, kali ini Jaemin mempercayai Jeno. Mereka sepasang kekasih.
"Kau akan tahu nanti." Jeno menatap jalanan dengan fokus; satu tangannya bergerak untuk menyalakan radio di dalam mobil. Perjalanan akan memakan waktu yang cukup lama dan akan sangat terasa bosan tanpa musik.
Jaemin memejamkan mata; masih membutuhkan waktu untuk tidur karena tadi pagi ia bangun jam enam. Namun kedua kelopak mata nya kembali terbuka saat merasakan benda kenyal menyentuh bibir.
"Y-YA!"
Jeno tertawa kecil sebelum kembali menjauhkan tubuh. Mereka sedang berada di lampu merah, jadi tidak masalah bukan jika Jeno mencari kesempatan di dalam kesempitan?
"Lampu merah,"
"Ya aku tahu, tapi jangan menciumku secara tiba-tiba." tidak tahukah Jeno bahwa kini jantung Jaemin berdegup dua kali lebih cepat karena ulahnya?
Kedua sudut bibir Jeno terangkat; ia memajukan tubuh dan mengecup bibir Jaemin berkali-kali karena lampu belum berganti warna. Sementara si lelaki bermarga Na sudah terdiamㅡterlalu terkejut.
"Nah sekarang kau sudah tahu bahwa aku akan menciummu, bukan begitu?" Jeno mengigit pelan bibir Jaemin lalu kembali melajukan mobil karena lampu sudah berganti warna menjadi hijau.
"T-terserah!" ujar Jaemin kesal; ia merenggut dan mengalihkan pandangan ke arah jendela. Menikmati lagu milik One Direction - Steal My Girl yang terputar di radio mobil.
"Ada banyak snack di belakang, kau bisa mengambilnya jika lapar." gumam Jeno pelan; ia menambah kecepatan mobil agar cepat sampai di tempat tujuan.
"Aku tidak lapar.."
"Kalau begitu apakah kau horny?"
"YA LEE JENO!"
Tawa Jeno meledak; ia mengaduh ketika Jaemin memukuli bahu serta lengan atasnya. Lelaki manis itu masih saja bersikap anarkis ternyata.
"Astaga bercanda Na Jaemin!"
Pipi Jaemin menggembung. "Tidak lucu!"
"Tentu saja, karena yang lucu itu hanya kau.."
"Cringe."
Lagi, Jeno tertawa. Memang, menganggu Jaemin adalah salah satu kegiatan favorit nya mulai sekarang. Menurut Jeno, Jaemin terlihat menggemaskan ketika sedang merasa kesal dan marah.
***
"Na, bangun. Kita sudah sampai." Jeno membuka pintu yang terletak di sisi Jaemin. Sebelumnya ia sudah membawa tas ransel Jaemin serta makanan ke dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Bad Do You Want Me?《Nomin》✔
Fanfic[Romance] Lee Jenoㅡseorang pengusaha muda yang selalu mendapatkan apapun dengan semua uangnya, termasuk hati. Tapi ternyata di dunia ini ada orang yang tidak bisa di beli dengan uang, hal itu membuat Jeno semakin tertarik pada sosok Na Jaemin. "M...